Senin, 28 Mei 2012

Super Junior Fanfict : RAINBOW part 2

Super Junior FF cover Rainbow



Genre : Yaoi, Romance, Family
Language : Bahasa Indonesia, English, Korean
Rated : T
Cast :
Sungmin
Cho Kyuhyun
Choi Siwon
Kibum
Donghae
Eunhyuk
Kangin
Leeteuk
Support Cast :
Shindong
Yesung
Ryeowook
Author : @MarthAngel1004


Kyuhyun melepas kacamata Sungmin dan menaruhnya di samping dimana mereka duduk bersama, berdua, di ruang olahraga. Belum sempat menuntaskan niatnya, Kyuhyun tersentak oleh suatu bunyi, begitupun dengan Sungmin yang sedari tadi hanya diam.

‘CEKLERK!’ seseorang datang, Kyuhyun buru-buru menarik Sungmin untuk mecari tempat sembunyi, tapi sayangnya sudah terlambat. Orang itu sudah melihat mereka berdua walaupun dari jarak yang tidak dekat.

“YA! Apa yang kalian berdua lakukan disini?” guru Olahraga itu, Shindong-nim bertanya dengan nada agak marah.
Kyuhyun menghentikan langkahnya dan berbalik, dengan gugup ia berusaha menjawab “A.. itu Shindong-nim..”
“Apa?!” desak Shindong-nim.
“Kami disuruh mengambil bola untuk olah raga.” Jawab Kyuhyun bohong.
“Ooh begitu, kau pintar sekali Kyuhyun-ah.” Puji Shindong-nim, “Tapi... kalau untuk olahraga, siapa yang menyuruhmu? Aku guru kalian!”
Kyuhyun menundukkan kepalanya, “Tidak pak, sebenarnya kami hanya mencari tempat sepi.” Aku Sungmin.
“MWO? Tempat sepi? Buat apa? Kalian...”
Kyuhyun kaget mendengar pengakuan Sungmin. “Sungmin-ah!”
“Iya pak, aku ingin menunjukkan sesuatu padanya.” Sungmin merogoh tas ranselnya “Ini!” Sungmin mengeluarkan seekor kodok yang lumayan besar yang kini berada ditangannya.

Kyuhyun bergidik dan berlari ke belakang ring basket dan memeluknya setelah melihat dengan jelas apa yang dipegang Sungmin, sedangkan Sungmin tertawa lebar. Juga Shindong-nim tersenyum tapi dengan wajah tidak sukanya.

“Kau ini Sungmin... Sudah ayo keluar! Jangan disini lama-lama dan melakukan hal yang tidak-tidak.” Sungmin maju selangkah, “Eishh.. Tunggu, biar aku keluar dulu. Baru kau keluar setelah aku pergi.” Guru olahraga bertubuh besar itupun berbalik dengan gemetar.
Sungmin tertawa kecil, “Ahaha, dasar payah.”
“Sungmin-ah!” kata Kyuhyun yang masih tetap tidak merubah posisi sebelumnya.
Sungmin menoleh pelan “Ne?”
“Sing... singkirkan benda.. itu.”
“Apa? Maksudmu, ini?” Sungmin kembali mengacungkan kodoknya utuk memastikan yang ada ditangannya itulah yang Kyuhyun maksud.
“Aisshh, ANDWAEEE!!!” teriak Kyuhyun.
“Hehe, arraseo.” Akhirnya Sungmin memasukan kodoknya kembali ke ransel pink-nya. “Sudah, ayo Kyuhyun kemari.”

            Perlahan-lahan Kyuhyun melepas pegangannya dari tiang ring, dan dengan takut-takut berjalan pelah ke arah Sungmin. Karena terlalu lama Sungmin berbalik berlari ke arah Kyuhyun dan memeluknya.

“Gwaenchana, sudah tidak kupegang lagi.”
“Iya tapi tetap saja...” kata Kyuhyun cemberut.
“Tapi itu peliharaanku. Apa aneh?”
Kyuhyun mengangguk lemah “Hm, kenapa harus itu?” bahkan Kyuhyun takut menyebut nama benda itu. “Apa dia punya nama?”
“Tentu. Namanya Kyuhyunnie” ujar Sungmin girang.
“Mwo? Naega?! Kenapa nama itu.” Protes Kyuhyun.
“Karena aku suka padamu.”
Kyuhyun berkedip cepat dengan linglung “Eh? Apa, bisa kau ulangi! Aku tidak mendengarnya.”
Sungmin mendekatkan mulutnya ke telinga Kyuhyun“Nan Johayo... Saranghae.”
Kini Kyuhyun tidak berkedip, “Aigo,” Sungmin mengecup pipi Kyuhyun singkat.

Kyuhyun memegang pipinya yang memerah dengan telapak tangannya ditambah mata dan mulutnya yang terbuka lebar seperti habis melihat sesuatu yang mengerikan, lalu perlahan menggerakkan kepalanya untuk melihat Sungmin. Dan sekejap saja Kyuhyun langsung menghentakkan kakinya bergantian dengan cepat sehinga membuat tubuh tingginya itu bergetar lucu.

“Curaaanngggg.... Harusnya aku yang melakukan itu tadi!” Kyuhyun menunjuk ransel Sungmin, “Ini semua gara-gara KODOKmu itu!”

‘KROOKKK!!!’ geram si Kodok,

Kyuhyun kembali melopat kebelakang setelah mendengar suara itu, juga dengan lengan yang menghalangi wajahnya untuk melindungi diri.

“Ah kau ini, kajja. Nanti kita dimarahi Shindong-nim lagi.”
“A.. arasseo. Ka.. kajja.”

            Mereka berjalan berua berdampingan, sambil merangkul bahu Sungmin Kyuhyun berjalan pelan dengan waspada. Sesekalinya kodok itu berbunyi keras, dengan cepat Kyuhyun langsung melepaskan rangkulannya, tapi dengan cepat juga Sungmin buru-buru menarik tangan Kyuhyun lalu mengembalikan kebahunya  lagi. Hal itu dibalas dengan senyum pasrah dari Kyuhyun.

. . . . . . . . .

            Sementara itu Dr. Kibum kembali ke klinik UKS setelah setesai dengan urusannya dengan Siwon yang dibilangnya tadi, sambil menyeka keringat didahinya  ia membating tubuhnya ke kursi tempat ia biasa duduk.

“Dasar Siwon-ssi, awas ya kau!” Dr. Kibum membuka jas Dokternya dan menggantungnya, “Loh, kemana Hyukkie? Hehe, dasar anak-anak. Susah diatur.”

‘Tok tok!’ seseorang mengetuk pintu klinik dari luar. Dr. Kibum mendekat lalu membukanya. Ternyata Choi Siwon seongseunim.

“Siwon-ssi, ada apa lagi? Tadi kan aku sudah menghampirimu.”
“Kepalaku sakit.” Keluh Siwon seraya memegang kepalanya.
“Apa? Tadi sakit perut. Dan sekarang kau mengeluh sakit kepala?!” Protes Kibum “Kalau sakit pulanglah, atau kau bisa tidur disini.” Pertintahnya lagi.
Siwon masuk dan segera membaringkan badannya di kasur, lalu Kibum menggelengkan kepalannya sambil mendesah. “Baiklah, aku tinggal dulu ya? Aku mau keluar makan siang. Kau tidur saja dulu.”
“Tunggu!” teriak Siwon.
Kibum membalikkan tubuhnya “Apa lagi?” ia menghampiri Siwon dan berdiri disamping tempat tidur. “Apa kau mau aku belikan sesuatu?”
“Kepalaku sakit.”
“Iya aku tahu itu, sudahlah aku mau keluar dulu.”
“Mau apa?”
“Mau merokok!” jawab Kibum asal-asalan.
Siwon bangun dari posisi tidurnya “APA?! Kau merokok?!”
“Tentu saja tidak, habis kau membuatku kesal terus. Lagipula kan aku bilang tadi sudah bilang mau makan siang. Balas Kibum dengan tatapan ‘dasar bodoh’ pada Siwon.
Wajah Siwon mulai tenang “Oh.. maaf kalau begitu.” Siwon meraih tangan Kibum “Aku hanya mau bilang kepalaku sakit.” Kibum mengerlingkan matanya, “Kepalaku sakit karena terus memikirkanmu.”

Kibum terdiam lama, sampai akhirnya tawa meledak dari mulutnya. Sampai-sampai ia memegangi perutnya yang tak sanggup menahan tawa. Siwon hanya diam dan menatap Kibum dengan heran sampai dia kesal dan mendorong Kibum ke pojok tembok, dan Kibum berhenti tertawa seketika.

“Apa itu lucu?” Tanya Siwon dingin.
“Tidak.” Balas Kibum singkat.
“Lalu kenapa kau tertawa.”
Kibum mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya. “Mungkin ada gas tertawa disini, yang aku pikir mungkin itu keluar dari mulutmu.”
Siwon mengalihkan pandangannya lalu meniupkan nafas pendek ke telapak tangannya yang terlungkup, “Haha, lucu sekali Kibum-ssi.”

Kibum melepas kacamata yang membuat Siwon kaget. Dengan gerakan lambat lengan Kibum perlahan bergerak mengitari pinggang Siwon dan menariknya tubuhnya mendekat, tapi tangan Siwon menahannya, tangan yang kini ada dikedua sisi wajah Kibum itu membuat mereka tidak saling bersentuhan.

“Kau tahu?”
“Apa?”
“Siwon-ssi, kau…”
“Kibum. Atau harus kupanggil Dokter Kim? Tolong izinkan aku menceritakan sebuah kisah tentang satu cinta. Cinta antara aku dan kau. Gunakan imajinasimu. Bayangkan aku raja dan kau ratunya, di sebuah kerajaan kita membuat kisah cinta kita, dan keajaiban. Kita akan memiliki cinta dengan seluruh cinta kita.”
Kibum menatap Siwon tepat di matanya, “Siwon-ssi...” air mata meluncur di pipi Kibum, “Kau...” kini terdengar isak.

            Tanpa basa-basi Siwon membalas pelukan Kibum tadi dan berpelukan hangat dan lama. Dunia hanya milik mereka berdua. Pintu sedikit terbuka, ada seseorang mengintip disana sambil berbisk pelan saat orang yang dicarinya tadi terlihat sedang sibuk dengan orang lain.

“Hm Siwon-ssi Fighting.” Bisik Yesung-nim sambil tersenyum kecil.

            Yesung kembali menutup pintu dan berbalik. Kembali memasukkan satu tangan ke saku kanannya sambil berjalan pelan dikoridor. Orang ini, Yesung, terlihat muram sambil berjalan setelah apa yang dilihatnnya tadi. Sambil terus menerus melihat jam tangannya, hatinya juga terus berbicara.

‘Hahh... Aku mendukungnya? Lalu bagaimana denganku? Sayang sekali aku tidak masuk ke sekolah biasa yang ada guru wanitanya. Umurku ini sudah dampir kepala tiga, aku kan tampan. Semua pria disini bahkan bilang begitu, masa tidak pernah ada yang melirikku?
Tunggu, ada! Tukang sapu sekolah! Ishh... Aku bisa gila, masa hanya untuk mencari jodohku aku harus melompati pagar sekolah, untuk sampai di asrama wanita? Itu kan tidak mungkin!’

“Yesung-nim!!!”  ada suara dari belakang punggung Yesung.
Yesung berbalik, “Eh, Ryeowookie. Ada apa?”
“Itu... Ada....!” jawab murid bernama Ryeowook itu sambil menunjuk-nunjuk kebelakangnya.
“Apa? Kenapa?”
Ryeowook memeluk Yesung, “Ada Hantuuuuu~”
“Hantu?” Yesung mengacak rambut Ryeowook, “Yang benar saja? Ini jam 2 siang.”
“A.. Ada, mereka, mengikutiku.”
Yesung melepaskan pelukan Ryeowook “Mereka?”. ‘Dasar berandalan itu, tidak bosan-bosan mengarjai murid terbaikku ya!’ batin Yesung “Biar kuhajar mereka!”
Ryeowook kembali memeluk Yesung “Andwae, aku tidak mau Yesung-nim kenapa-napa.”
Yesung langsung mengurungkan niatnya saat airmata Ryeowook mulai mengalir ‘Hm, mungkin lain kali. Lihat saja, mereka tidak akan bisa melangkahi takdir mereka yang aku buat!’. Batin Yesung lagi
 “Baiklah. Kalau begitu hentikan air matamu ya?” Ryeowook mengusap kedua matanya dengan cepat. “Bagus. Sekarang apa kau mau cokelat?” Ryeowook mengangguk dan Yesung membawanya ke kantornya.

…..

            Jam lima sore keenam anak popular itu sudah berkumpul di depan pintu asrama, berdiri lama sambil memeikirkan sesuatu. Sesuatu yang salah.

“Kenapa.. kita hanya berdiri disini?” Tanya Sungmin polos.
“Hmm.. aku rasa ada yang tidak beres.” Tanpa menoleh Kyuhyun menjawab.
“Apa?”
Sekarang Kyuhyun memutar badannya ke arah Sungmin Sepertinya kamar kita harus diubah.
“Diubah bagaimana?” tanya Sungmin lagi.
“Apa kau tidak mau sekamar denganku?” Sungmin mengangguk, lalu Kyuhyun memutar lagi tubuhnya menghadap pintu, “Kita harus mengajukan permintaan pada kepala asrama.”
Donghae menengok cepat “Tidak mau!” serentak semuanya mengalihkan pandangan pada Donghae “Eum.. maksudku. Kalian tahu kan, kepala asrama itu galak.”
Eunhyuk mengangguk “Itu benar.” Eunhyuk mengedarkan pandangannya “Apa diantara kalian ada berani bilang? Kyuhyun-ssi?”
“Nae? Kupikir kita harus melakukannya bersama-sama.”
Kangin melepaskan tangan Leeteuk yang sedari tadi menggantung di lengannya “Tapi... kalau kupikir. Bukannya lebih seru kalau seperti ini?”
“Maksudmu?” tanya Leeteuk.
“Ya~ kalau aku pasti akan bosan melihat dia terus setiap hari dan setiap detik, sama dengan kita melihat asrama wanita itu setiap hari.” Kangin menggelengkan kepalanya “Apa kalian tidak?”

            Semuanya mengangguk setuju, dan berbaris segera untuk masuk kedalam kamar. Tapi Leetuk tetap tidak mau melepaskan tangannya.

“Tapi aku masih mau bersamamu...” rengeknya.
“Besok.”
“Aniya... Aku tidak ma...hmph..” Kangin menutup mulut Leeteuk dengan telapak tangan kanannya.
“Maaf, tapi ini koridor asrama. Kau mau kita mati bersama sekarang?” Leteuk menggeleng. “Baiklah,” Kangin membebaskan mulut Leeteuk “Kalau begitu sampai besok!” Kangin membuka pintu, dan setelah mendapat lambaian dari Leeteuk ia menutup pintu.

           Leeteuk dengan setia tetap melambaikan tangannya pada pintu yang didalamnya ada Kangin disana, sambil tetap melambai Leeteuk melangkah maju menutu pintunya tapi ‘BRAKK!’ Leeteuk menabrak pintu, karena kaget dengan rasa marah Leeteuk memukul pintu itu.
            Eunhyuk membuka pintu dan mendapati Leeteuk menunduk sambil memegangi telapak tangannya. Kemudian dengan cepat Eunhyuk menarik syal putih Leeteuk dengan kasar dan membawanya masuk.

Setelah selesai mengganti seragamnya dengan piyama Leeteuk langsung membanting badannya ke kasur. “Ahh.. nyaman sekali.” Teriaknya.
“Ya! Waeyo?” Tanya Eunhyuk yang terbangun oleh teriakan Leeteuk.
Leeteuk mendekatkan badannya ke pinggir kasur yang bersebrangan dengan kasur Eunhyuk. “Kau tahu tidak? Kangin. Dia suka padaku!” ujar Leeteuk girang.
“Memangnya apa yang dia katakan padamu?”
Benar kau mau tahu? Tapi kau kan suka membocorkan rahasia!
“Yasudah kalau tidak mau beritahu.” Eunhyuk membalikkan badannya menghadap tembok dan dengan cepat menarik selimut sampai menutupi kepalanya.
“Aish.. YA! Lee Hyukjae!” Leeteuk melemparnya dengan kaus kaki abu-abu miliknya “Dengarkan aku!”
Eunhyuk mengeluarkan kepalanya dari selimut “Katanya aku suka membocorkan rahasia.”
“Iya itu memang benar, makanya kita harus membu....” Eunhyuk kembali memasukkan kepalanya “YA!” kali ini Eunhyuk hanya memperlihatkan sebatas matanya “Tapi janji jangan memberitahu siapapun.” Kata Leeteuk cepat.
“Jadi apa?”
“Janji dulu!” tawar Leeteuk.
“Ya baiklah.”
“Baiklah apa?”
“Ish kau ini bawel sekali. Iya, aku janji tidak akan beritahu siapapun.”
Leeteuk mengangguk lalu tersenyum. “Kangin bilang dihatinya hanya ada aku dan, ia juga mencium dahiku!” lalu ia tertawa dan dengan cepat menutupi seluruh badannya dengan selimut tebalnya.
“Ish, hanya begitu?! Kau mau mati ya?!” ancam Eunhyuk dengan tinjunya. “Kau tahu! Punyaku dan Donghae lebih hebat dari punya kalian!” karena Leetuk tetap tidak bergerak dan hanya terdengar tawa kecil Eunhyuk melemparnya dengan buku kemudian langsung pergi tidur.

~TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar