Selasa, 15 Mei 2012

FF DEATH NOTE : The First Name SM TOWN VERSION Part 1


FF SMTOWN


Genre : Crime, Mistery, Romance
Language : Bahasa Indonesia, English, Korean
Rating : T
Author : Martha Sulistyo C.

POV : Kyuhyun/KIRA
Main Cast :
Yesung as Yesung (Lawliet)
Kyuhyun as Choi Kyuhyun, KIRA (KIRA / Light Yagami)
Eunhyuk as Hyuk (Ryuk)
Siwon as Mr. Choi (Mr. Yagami, kepala polisi)
Support Cast :
Leeteuk as Agen Park
Changmin as (Criminal)
Seohyun as Shiori (Light Girlfriend)
Park Sang Hak as Kriminal
Choi Seung Hee as Kriminal

. . . . . . . . . . . .

Aku Kyuhyun, Choi Kyuhyun. Aku adalah putra tunggal dari seorang yang menjabat sebagai Kepala Polisi bernama Choi Siwon, ya dia ayahku.
Aku sangat terobsesi dengan dunia ayahku, aku ingin segera bergabung dengan tim ayahku di kepolisian. Tapi ia tidak mengizinkan sebelum aku menyelesaikan semua study kuliahku.
Aku bersikeras. Seringkali aku melihat kedalam sistem komputer Kepolisian Seoul, untuk melihat daftar nama-nama orang yang berbuat kejahatan dan apa hukumannya. Walaupun hukuman yang diterima mereka sudah cukup dan sepantasnya tapi aku pikir, orang yang telah berbuat jahat tidak pantas hidup. Didunia ini hukum perlu ditegakan lagi sampai saat aku melihat sebuah nama.

'Shim Changmin'
Laporan : perampokan dan pembunuhan
Hukuman : Dinyatakan bebas, karena keluarga korban tidak memiliki bukti dan ia didiagnosa menderita keterbelakangan mental.

Apa yang kurasakan saat itu? Aku mencengkram pulpenku, melihat pembunuh bebas berkeliaran. Aku memutuskan melihatnya sendiri dan pergi ke sebuah bar, siapa tahu ia ada disana.
Dengan berbalut jaket cokelat dan ditemani sekaleng minuman ringan aku duduk disana, mengawasi targetku yang kebetulan ada disana dengan teman-temannya.

"Kalian tahu, bagaimana anak itu berteriak saat aku membunuhnya?" aku pria itu, "Akkkhhh... TOLONG!!! Hahahaha!" lalu ia mencengkram kerah baju salah satu temannya. "Apa kau juga mau mati hah?!"
"Tidak, Changmin-ssi maafkan aku!"
"Ahahah!!! Dasar kau bodoh!" Changmin melepaskan cengkramannya, dan segera menegurku saat aku tertangkap basah sedang memperhatikannya. "Apa yang kau lihat hah?! Mau mati ya?" aku dipaksa berdiri dari kursiku, dan ia juga mengacungkan pisau pada wajahku.

Aku menatapnya jijik, melihatnya yang begitu senang dengan lelucon kematiannya. Ia melihatku tanpa minat, dan segera mendorongku lalu tertawa lagi.
Setelah ia melepaskanku, aku langsung buru-buru keluar. Diluar hujan, ditengah hujan itu aku membuang buku pelajaran Hukumku, melihatnya malas dan kembali berjalan tapi langkahku terhenti lagi. Ditengah guyuran hujan aku menemukan buku hitam yang tidak basah sama sekali, aku membawanya pulang untuk melihat isinya 'DEATH NOTE'
Selesai mengganti baju di kamarku, aku langsung segera duduk di meja belajarku dan membuka buku aneh itu.

‘How to Use It’
The human whose name is written in this note shall die
(Orang yang namanya ditulis dalam buku ini akan mati)

            Sebentar aku memalingkan mataku karena berita di televisi.

Seorang pria membunuh seorang anak perempuan, orang ini bernama Park Sang Hak yang diduga mentalnya terganggu sekarang ia akan segera di bawa ke kantor polisi Seoul, ini fotonya. Sekian, terimakasih telah menyaksikan Breaking News.’

            Mataku kembali lagi menatap buku bernama Death Note itu lagi, tanpa berpikir aku langsung mengambil pulpen, membuka buku itu dan menulis nama ‘박상학’ . Setelah agak lama memperhatikan tulisan yang kubuat aku melebarkan senyumku, dan berpikir mungkin aku sudah gila. Aku segera naik ke kasur.
            Keesokan paginya...

“Pagi Oppa!” sapa adik perempuanku Choi Jiwon.
“Hm.. selamat pagi,”
“Oppa tidak berangkat?”
“Aku akan berangkat nanti.” Jawabku singkat.
“Ah dasar anak kuliahan. Sudah aku berangkat ya Oppa, Eomma!” ia melambaikan tangan lalu menutup pintunya.
Aku duduk di meja makan, “Kyuhyun, cepat makanlah. Ibu mau cuci piring”
“Ia baiklah bu.” Sambil menyantap sarapanku aku melihat isi koran.

‘Park Sang Hak, pembunuh seorang gadis ditemukan meninggal seketika di selnya kemarin malam, diduga karena serangan jantung’

            Aku langsung berlari ke kamarku, dan mendapati buku itu ada disana, aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang telah aku lakukan kemarin dan apa yang telah aku lihat pagi ini.
            Malam harinya setelah aku pulang kuliah saat menyebrang jalan tak sengaja di depanku ada Changmin, orang gila itu. Terlintas niatku untuk mencoba kembali kehebatan buku itu.

‘This note will not take effect unless the writer has the person’ face in their mind when Writing his/her name. Therefore, people sharing the same name will not be effected. ’
(Jika wajah orang yang namanya kita tulis tidak muncul dalam pikiran kita, tidak akan ada hasilnya, oleh sebab itu, orang yang memiliki nama yang sama tidak akan terkena efeknya.)

            Kutuliskan nama ‘심창민tanpa ragu, kutunggu beberapa saat. Khawatir rencanaku memulihkan dunia dengan buku ini gagal. Bus dan mobil menghalangi pandanganku untuk melihat korbanku. Dan saat waktunya kendaraan berhenti orang-orang sudah bergerumun didepanku, segera saja aku menghampiri mereka.

If the cause of death is not specified, The person will simply die of heart attack in 40 seconds.
(Jika penyebab kematian tidak ditulis, orang itu akan mati karena serangan jantung dalam waktu 40 detik)

            Sim Changmin... dia mati. Tanpa luka sedikitpun, wajahnya tanpa ekspresi, dia benar-benar sudah tiada. Aku memasang ekspresi kaget dan segera menjauh dari sana. Di sisi lainnya aku sangat senang, bisa melampiaskan kekesalanku padanya dan juga kepada orang-orang jahat lainnya yang akan segera menyusul. Di jalanan aku senyum-senyum sendiri, membayangkan betapa hebatnya aku.
            Tapi tiba-tiba aku merasakan seseorang atau mungkin sesuatu mengikutiku. Aku berhenti tepat di sebuah gang sepi dan berdiri tepat di bawah lampu jalan, aku melihat sesuatu terbang ke arahku. Sosok yang aneh, mataku terbelalak saat melihatnya sekarang benar-benar ada di depan wajahku.

“Siapa kau?”
Aku ini adalah Shinigami,
“Shi... shinigami? Apa orang lain bisa melihatmu?”
Orang bisa melihatku kalau mereka menyentuh Death Note. Aku dewa kematian yang bukunya sedang kau bawa itu, sekarang aku akan menyelesaikan tugasku.
“Tugas? Ah... baiklah aku mengerti. Jadi siapa namamu?”
Hahaha! Apa aku begitu menarik? Namaku HYUK.
“Hyuk...” ulangku. Sekarang ia temanku Hyuk, sang Dewa Kematian...

Aku sangat senang memilikinya dan buku ini sekarang. Aku mulai melancarkan aksiku menghukum para penjahat itu. Satu persatu aku menulis nama mereka di Death Note, berita di TV juga semakin ramai dengan berita tewasnya para napi disana, juga internet yang membicarakan KIRA (sebutan pembunuh dalam bahasa Jepang) yaitu aku, mereka memujaku, dan berterimakasih padaku yang telah menghukum para penjahat dengan adil.

Tapi suatu hari layar TV memunculkan simbol huruf ‘Y’ dan seseorang yang suaranya disamarkan berbicara dari sana. Ia bilang ia akan menyelidiki KIRA apapun yang terjadi, karena menurutnya KIRA sama saja dengan orang-orang yang mati itu. Dan ia juga mengaku sebagai keadilan. Aku merasa takut, tapi juga merasa tertantang dengan si Y ini.
Besok siangnya Seohyun datang kerumah, adik perempuanku mengantarnya ke kamarku. Aku menyuruhnya pergi dan ia memasang ekspresi tidak senang, tapi kemudian memasang wajah meledek. Lalu aku mempersilahkan Seohyun masuk.

“Kyuhyun-ssi, apa kau lihat berita semalam?”
“Yeah,”
“Hanya butuh nama untuk membunuh hah?”
“Ya, sangat tidak masuk akal.” Aku bersandar pada rak buku.
Seohyun melihat komputerku menyala. “Kau.. juga mengikuti cerita KIRA itu?”
“Sebenarnya aku lebih tertarik pada Y
“Kira adalah pembunuh, kerjanya hanya menakut-nakuti orang!”
Hyuk berdiri disampingku. “Merasa agak takut Kyuhyun-ah?!
“Diamlah.” Balasku pelan, tapi Seohyun mendengarnya. “Ah tidak apa, ayo kita ke Museum!”

            Kami berdua pergi ke museum untuk melihat-lihat, mengelilingi setiap sudut bahkan sampai sudut dimana dua orang sedang berciuman. Kami memalingkan wajah, kemudian tertawa kecil bersama. Aku memberi sinyal pada Seohyun.

“Aku tidak mau didepan umum dan dilihat orang.” Lalu kami berdua melihat kepojok atas ruangan dimana Kemera Pengintai ada disana. Lalu kembali tertawa bersama. Lalu ia kembali berjalan duluan.
Bagaimana jika ia tahu kau ini KIRA?” tanya Hyuk.
“Dia pasti akan mengerti seberapa dunia membutuhkan KIRA.”

Malam harinya....

“Abeoji, bolehkah aku bergabung dengan timmu?” tanyaku saat ayah ada dirumah saat makan malam.
“Kyuhyun-ah... sekarang belum waktunya. Kau harus lulus dulu dari Perguruan tinggi dan mendaftar sendiri.” Seperti yang kuduga.
“Tapi Abeoji...”
“Tapi aku sangat berterimakasih, karena dulu kau telah membatu kami menyelesaikan beberapa kasus.” tutup Ayahku.

Suatu pagi, aku berjalan ditaman yang sepi bersama Hyuk, sambil memain-mainkan Apel yang merupakan makanan kesukaan Hyuk itu aku mengobrol dengannya. Membicarakan hal-hal yang bisa aku gapai dengan Death Note itu. Puas bermain dengan Apelnya, tanpa menengok kebelakang aku melempar apel itu tapi terdengar bunyi benda jatuh.

Aku segera membalikan badan, “Kenapa tidak kau...” aku kembali berbalik dan mengambil ponselku.

           Aku memiringkan sedikit ponselku, untuk melihat apa ada sesuatu di belakangku. Dan benar, seorang agen mengikutiku. Kemudian aku menelpon Seohyun dan mengajaknya bertemu. Dengan segera aku langsung berjalan menuju Halte bus. Ternyata Seohyun sudah disana menungguku.

“Kyuhyun-ssi!” panggilnya sambil melambaikan tangan.
Aku membalas lambaiannya, dan segera menariknya kedalam bus, “Annyeong Seohyun.”

            Orang yang mengikutiku tadi pun ikut masuk dan duduk di belakang kursiku, sudah kuduga ia pasti mengikutiku. Terlihat dari gayanya berpakaian mungkin dia adalah agen rahasia yang mengejar KIRA.
            Aku hanya duduk tenang menanti apa yang bisa di lakukannya, sampai seorang pria yang sudah tidak muda lagi memaksa masuk kedalam bus. Dengan bersenjatakan sebuah pistol ia mengancam si supir dan juga para penumpang.

“Kalian, jangan bergerak!” perintahnya.
“Apa kau putra Mr. Choi, Choi Kyuhyun benar?” Tanya pria itu berbisik dari belakangku. “Aku F.B.I.” ia menunjukkan kartu identitasnya ‘Park Jung Soo F.B.I.’. “Biar aku yang tangani orang itu.”
Aku mencegahnya berdiri dari tempat duduknya “Jangan, biar aku saja. Siapa dia?” tanyaku sambil mengeluarkan kertas Death Note untuk berpura-pura mencatat penjelasannya.
“Dia Park Seung Hee. Dia sudah lama diincar polisi karena kasus perampokan.”
“Baiklah, serahkan padaku. Kau jaga Seohyun!”
“Hei! Apa yang kalian berdua lakukan?” kata penjahat itu menghampiriku dan memaksaku berdiri. Aku menjatuhkan kertas Death Note yang ku pegang. “Ah, apa ini?!” dia memungutnya.

            Ia membuka sobekan kertas itu dan terlihat ekspresi aneh diwajahnya, aku pikir karena sudah melihat Hyuk...

The human waho touches the DEATH NOTE can recognize the iMage and voice of its original owner, a god of death, even if the human is not  the owner 0f the note.
(Orang yang menyentuh DEATH NOTE dapat melihat sosok dan mendengar suara pemilik aslinya, yaitu Shinigami, meskipun orang tersebut bukan pemilik aslinya.)

“A.. A... SIAPA KAU?!” teriak Park Seung Hee pada tempat kosong.
Eh, kau bisa melihatku?
“Pergi kau Iblis!”
Aku bukan iblis, aku ini kau dewa Kematian tahu.
“PERGI... ARRGGHHH!!!” teriaknya lagi kemudian berlari menuju supir dan memaksanya membuka pintu otomatis. Dia keluar sebelum bus berhenti, ia jatuh kemudian tergilas barulah bus berhenti.
Kami semua turun dari sana “Ah, dia....” kata Agen Park resah.
“Dia gila.” Ucapku dingin. “Sudah, aku pergi. Ayo Seohyun!”
“Hm.” Balas Seohyun mengangguk.

Aku segera mengantar Seohyun pulang dan aku juga segera kembali kerumah, dan mengurung diri di kamar bersama Hyuk.

“FBI tidak mungkin melakukan investigasi sendiri.  tahu KIRA mungkin berhubungan dengan polisi, jadi Y bekerjasama dengan FBI terpercaya yang bisa mengintai semua yang terhubung dengan Polisi. Yang artinya...” aku duduk di kursi belajarku. “Anggota FBI tidak semuanya berasa di Korea. Jadi jika aku mau membunuh Y , aku harus mencari cara untuk membunuh terlebih dahulu anggota FBI.”
Hei Kyuhyun! Tapi FBI bukan kriminal” aku membuka Death Note-ku, “Jadi, apa kau akan tetap membunuh mereka?

~TO BE CONTINUE~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar