Minggu, 06 Mei 2012

Fanfiction Yesung Hangeng : Now I Know, I'm Sorry


Cast : Park Seulchan (Author), Yesung, Hangeng
Genre : Sad romance, Crime
Author : Martha

Cover FF


. . . . . . . . . . . . . . . .

Aku Seulchan, Park Seulchan. Perempuan tomboy, polos, dan tidak perhatian ini dalam waktu singkat dapat berubah menjadi perempuan yang feminim, dan pintar memasak hanya karena seorang pria. Tan Hankyung.

"Oppa!" panggilku "Sudah mau pulang?"
"Hm, ne."
"Ayo makan dulu denganku!"
"Mian, aku sudah ada janji." jawabnya datar.
"Dengan siapa? Apa wanita?"
"Apa pedulimu?" kemudian ia berlalu.

Aku berulang kali berpikir apa aku salah masuk tim ballet ini hanya karena aku suka padanya. Pertama kali aku melihatnya di gedung pertunjukan bersama temanku, Oppa memainkan drama Swan Lake, menari dengan anggunnya didukung ekspresi sedih karena kehilangan angsa putihnya. Pesonanya benar-benar membuatku tidak tahan ingin memeluknya, memilikinya, menjadikannya pangeranku.
Tapi sampai saat ini ia tidak juga menyadari perasaanku padanya. Padahal aku sudah bersusah payah berubah, mengganti pakaianku, berdandan, dan setiap hari membuat bekal makan siang untuknya. Malahan...

"Seulchan-ah!" orang inilah yang aku tidak harapkan terus datang menghampiriku.
"Annyeong haseyo, Yesung-ssi."
"Sudah kubilang panggil aku 'Oppa', ya Seulchan, arraseo?"

Orang yang kupanggil Yesung-ssi adalah penata panggung kami, orang yang menyatakan cintanya padaku secara terang-terangan. Yang sering kali membuatku malu karena memelukku tiba-tiba didepan semua orang, dia juga yang bilang ingin aku menjadi 'Swan Lake' nya.

"Aku kangen padamu Seulchan-ah!"
"Kalau begitu aku mau bersiap pulang dulu ya Yesung-ssi!" segera aku pergi ruang ganti.

Apa-apaan sih si Yesung itu sudah jelas aku tolak, kenapa masih mengejarku. Dasar penguntit!
Selesai mengganti baju, aku keluar tapi kemudian seseorang menarikku dari samping sambil menutup mataku dengan telapak tangannya. Sepertinya ia membawaku ke gudang penyimpanan alat kebersihan yang tak jauh dari ruang ganti. Aku tetap diam, karena takut sesuatu yang buruk terjadi. Ia melempar punggungku ke dinding, tangannya masih menutup mataku.

"Seulchan... Saranghaeyo..." seperti suara yang kukenal. "Jangan kejar dia lagi. Atau sesuatu yang buruk akan terjadi."

Orang ini, setelah mengancamku menarik telapak tangannya yang sedari tadi menutupi mataku. Ternyata benar, orang yang aku kenal. Sangat ku kenal!

"Yesung-ssi, apa-apaan ini?!"
"Bersamalah denganku, lupakan orang itu Seulchan-ah!"
"Apa... Apa maksudmu, siapa?!" tanyaku mulai gemetar.
"Tan Hankyung!"
"Wae?!"
"Karena dia penghalang. Kau... Jadilah wanitaku! Maka ia tak akan terluka."

Aku tidak tahu harus mengatakan apalagi, aku tidak tahu apa ia bersungguh-sungguh. Tapi dari tatapan matanya aku tahu ini bukan bercanda, matanya menyala-nyala menatapku dengan lekat sampai tak kusadari wajahnya mendekat. Ia memiringkan kepalanya, sekarang matanya terpejam. Tak sanggup melihat apa yang akan terjadi aku juga menutup mataku dengan paksa sampai seseorang membuka pintu gudang.

"Apa yang kalian lakukan disini?" karena gudang gelap aku hanya bisa melihat bayangannya samar-samar. Sedangkan dia dapat melihat kami dengan jelas lewat cahaya dibelakangnya.
"Kau, apa yang kau lakukan disini? Siapa kau?" balas Yesung-ssi.

Orang itu menekan tombol lampu, membuat kami kaget. Hankyung Oppa dengan jari yang masih menempel di saklar, dengan jaket kulitnya dan ransel yang biasa dibawanya berdiri menatap kami dengan bingung.

"Mau apa kau Yesung?" tanya Hankyung Oppa serius.
Yesung-ssi langsung menurunkan kedua tangannya yang sedari tadi menempel dipundakku. Ia menjawab sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. "Tidak ada."
"Lalu, Seulchan. Apa yang kau lakukan dengannya?"
"Aku... Aku tadi di..."
"Tidak ada apa-apa, aku hanya memberitahu sedikit rahasia padanya." serobot Yesung-ssi.

Oppa mendekat, mendorong Yesung-ssi dengan bahunya dan segera menarikku keluar dan membawaku ke cafe.
Sampai disana ia duduk sambil terus menatapku dengan mata kasihan bercampur sedikit amarah.

"Oppa... Aku...."
"Apa? Yakin kali ini kau akan jujur padaku?"
Aku bingung harus bilang apa padanya soal Yesung-ssi yang mengancamku tadi. "Bagaimana janjimu tadi?"
"Jangan mengganti pembicaraan!" tegasnya.
"Aku..." aku berusaha membela diri. "Dari dulu Oppa yang tidak memperdulikan aku. Aku bertepuk sebelah tangan, menahan sakitku sendirian saat kau bilang kau ada janji waktu aku ajak makan berdua. Jadi... Hanya Yesung-ssi yang ada disampingku dan membuatku tersenyum. Kau..."
"Benarkah? Kalau begitu selamat." ia bangun dari kursinya. Kembali memakai jaketnya dan keluar meninggalkanku.

Satu minggu kemudian...

Mungkin kata 'selamat' yang diucapkannya padaku kemarin merupakan kata simpati terakhir untukku. Ditempat latihan bahkan Oppa tidak mau melihatku lagi, memalingkan wajahnya saat aku memandangi tariannya.
Ia bukan tipe orang yang tidak menepati janji. Dulu saat aku bergabung di tim Ballet aku membujuknya agar mau membantu gadis bodoh ini meraih cita-citannya memerankan Swan Lake. Maka dari itu, sebelum aku mendapat peran Swan Lake itu ia tidak akan berhenti mengajariku menari.
Sekarang orang yang biasanya kupanggil Oppa itu, hanya membicarakan tentang latihan denganku. Dan yang bersamaku sekarang adalah Yesung... Oppa. Orang yang setiap hari mengumbar cintanya, mencium bibirku singkat dengan lembut tiap kami bertemu. Dan memelukku sebelum aku melambaikan tanganku di sore hari.
Minggu depan akan ada pertunjukan Swan Lake lagi, dan besok pelatih Kim akan mengumumkan nama-nama pemain. Maka dari itu Yesung-ssi kembali menarikku untuk perjanjian busuk dengannya.

"Seulchan... Swan Lake-ku.." katanya sambil memegang daguku ,"Jangan coba melawan. Karna sekarang aku Oppamu."
"Apa maumu Oppa?! Hmmmppp..." dia kembali mencium bibirku dengan paksa. Cukup lama sampai aku hampir kahabisan nafas. "Oppa..."
"Dengar besok kau pasti jadi Swan Lake, dan Hankyung yang akan menjadi pangerannya..."
"Aku? Dan.... Lalu kanapa?!"
"Otomatis kau pasti akan terus-menerus berlatih ketat dengannya, dan aku tidak mau itu terjadi. Jadi aku sarankan kau menghindar darinya, atau yah... kau bisa cari pelatih lain. Mengerti?"
"Jika aku tidak mau?" jawabku.
"Aku akan mengganti tata panggungnya menjadi lembah kematian..." katanya sambil tersenyum.

Cih, dasar licik. Dengan begini aku tidak bisa menolak, nyawa Hankyung Oppa ada ditanganku.

Kemudian aku keluar pertama dari gudang penyimpanan tadi, dan tidak sengaja berpapasan dengan Hankyung Oppa di depan ruang ganti.
"Op... Maksudku, Hankyung-ssi. Fighting! Aku yakin kau pasti akan dapat peran pangeran itu." kataku pura-pura ceria.
"......."
"Ah, kalau begitu aku pulang duluan ya? Sampai ketemu besok!"

Lalu aku melangkahkan kakiku melewatinya, perlahan-lahan, berharap dia akan mengatakan sesuatu padaku. Tapi tenyata tidak. Sampai seseorang memegang pergelangan tanganku dari belakang dan menariknya, membawaku keluar.
Hankyung Oppa, menyeretku ke area parkir dan memasukanku ke mobilnya. Tanpa berkata apa-apa, pandangannya lurus kedepan memperhatikan jalanan. Sampai akhirnya sampai di sebuah padang rumput sepi ditengah pedesaan. Dia keluar duluan, kemudian membukakan pintu untukku.

"Gamsha hamnida..." ucapku.

Kemudian ia berjalan perlahan, menatap hamparan rumput hijau sambil menikmati angin sore. Oppa berbalik menghadapku, lalu tersenyum dan melabaikan tangannya padaku yang masih ada disamping mobil. Aku menghampirinya. Berdiri tepat disampingnya sambil menikmati senyum ketulusannya.
Oppa memandangku, berbeda dari pandangan ketus sebelumnya, kali ini wajah bahagia bercampur rasa khawatir. Aku tidak dapat menahan rasa maluku, tapi aku juga tidak dapat memanglingkan wajahku untuk tidak melihatnya.
Setelah tatapan lama, ia mendekat. Sebelum aku melangkahkan kakiku untuk mundur ia sudah mencengkram hangan kedua bahuku, kemudian menarik badanku dan memelukku dengan erat, hangat, sehangat mentari yang mulai redup sinarnya mulai bersembunyi dibalik gunung. Diikuti rumput yang berubah warna menjadi kemerahan.
Lalu langit menjadi gelap dan dingin saat ia menciumku untuk pertama kalinya. Bisa kurasakan detak jantungku yang berdebar kaget, hal yang kuinginkan tapi tak pernah kusangka ini terjadi. Sesudah itu ia menatapku lagi, masih dengan kedua tangannya dibahuku.

"Seulchan-ah... Saranghae..."
"Ne?"
"Aku akan melindungimu apapun yang terjadi."
"Oppa aku..."
"Mianhaeyo. Mian, aku... Sebenarnya aku.."
"Sudah Oppa.. Aku mengerti" aku memeluknya, berusaha menahan tangis yang akhirnya mengalir juga.

Lima hari kemudian, setelah aku dipilih memerankan tokoh Swan...

Selama masa latihan kami merahasiakan hubungan kami, dengan aku masih terus menempel pada Yesung. Berusaha berlatih semaksimal mungkin tanpa memperlihatkan minatku, karena Yesung mengawasiku sangat ketat dan berusaha menjauhkanku dari Hangkyung Oppa.
Saat sedang membicarakan kostum tiba-tiba Hankyung Oppa memegang tanganku dan mengecupnya.

"Oppa andwae! Kalau ketahuan bagimana?"
"Mian, aku tidak dapat menahan diri." ujarnya tersenyum.
"Ehem..." terdengar suara dari kejauhan.
Kami menoleh, ada Yesung disana memegang selembar kertas yang tergulung ditangannya. "Sudah selesai?" tanyanya sinis.
"Kami baru mau ganti baju, lalu pulang." jawab Hankyung Oppa.
"Kami?!"
"Ah... Ya kami akan melakukannya dengan cepat." jawabku cepat, lelu segera menghampiri Yesung."Oppa aku lapar, bagaimana kalau kita makan sup Kimchi kesukaanmu?"
Yesung menatapku sambil tersenyum "Baiklah, kajja."
Aku melambaikan tanganku sembunyi-sembunyi untuk Pangeranku Hankyung.

17.30 di restoran...

"Hmmm... Oppa?"
"Ye, ada apa Seulchan-ah?"
"Ahhh, tidak tidak, tidak jadi..."
"Ayolah bilang saja." bujuk Yesung yang sepertinya sudah tahu hubunganku dengan Hankyung Oppa.
"Hmm..." sejenak aku memikirkan sesuatu "Tidak. Aku hanya mau mengucapkan terimakasih."
"Untuk?"
"Oppa kan yang menyarankan aku agar bisa jadi Swan?"
Dia tersenyum kecil "Kau senang?" dia mengatakannya dengan rasanya dia tahu sesuatu, tapi lalu kuputuskan hanya mengangguk saja. "Kalau kau senang, aku juga."

Malam demi malam berlalu seperti biasanya. Sampai akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang, kami akan menari bersama.
Kostumku benar-benar indah ditambah hiasan mahkota yang menghiasi rambutku yang digulung rapi, tata rias benar-benar membuatku seperti aktris profasional. Disisi lain, Hankyung Oppa mengenakan pakaian ketatnya dengan indah ditambah paras tampannya masuk duluan untuk adegan dimana ia menari dihutan untuk mencari Swan-nya dimana nati aku akan muncul didepannya.

"Hei apa yang kau lakukan dihutan begini nona?"
"Aku?"
"Apa kau tesesat?" setelah mendapat posisi yang dekat denganku ia membungkukan badannya dan terus bertanya. "Siapa namamu nona, kenapa pagi buta ada disini?"
"Pa... Pagi?!" disini ceritanya aku tersesat semalaman dan akan menjadi Angsa pada paginya. Kemudian aku keluar, dan Hankyung Oppa mengejarku.

Giliran adegan lainnya sekarang, aku berada di backstage.
"Seulchan!" panggil Yesung.
"Hm, ada apa?"
"Aku mau tanya sesuatu." jawabnya sambil menyipitkan mata.
"Tanya?"
"Sudah berapa lama?"
"Hah?! Ap... Apanya?"
Dia tidak segera menjawab, malahan menatapku dengan waspada "Sudah berapa lama kau menyembunyikan hubunganmu dengannya?"
"De... Dengannya?" tanyaku pura-pura tidak tahu.
"Baiklah jika itu maumu, lagipula aku sudah tau semuannya." Lalu, Yesung mendorongku agar menghadap panggung dan menunjuk kearah atas panggung. "Lihat itu, apa kau tahu itu apa?"
"Itu bulan untuk properti." jawabku enteng.
"Tidak, tidak. Perhatikan baik-baik!" perintahnya.

Sesuai perintahnya aku memperhatikan bulan itu baik-baik. Bulan yang bagus sampai aku lihat tali tambang untuk menurunkan bulan itu hampir terputus. Segera aku menatap Yesung dengan marah.

"Kenapa? Aku sudah memperingatkanmu!"
"Aku akan telepon polisi!" ancamku.
Dia tertawa "Silahkan, tapi sayang kau harus segera tampil."

Aku menatap panggung, sudah ada Hankyung Oppa yang merentangkan satu tangannya untuk menyambutku di adegan terakhir, menari dibawah sinar rembulan.
Dengan langkah ragu, aku mencoba tegar. Berdoa semuanya akan baik-baik saja. Aku menyambut tangannya.

"Kau? Putriku..." aku tidak menjawab. "Swan, berdansalah denganku..." lalu Hankyung mengecup tanganku.

Sekejap aku lupa akan script, malah aku berusaha menahan air mata. Dengan rasa tegang aku kembali mengingat line-ku. Aku menari bersamanya, dengan sorot lampu yang menyilaukan. Sampai akhirnya aku terjatuh ditengah-tengah tarian, dan menagis.

"Oppa mianhae..." bisikku. Dapat kudengar obrolan dari penonton yang menyoraki kami.
"Kau kenapa, apa kau sakit?"
"Mianhae..." tangisku semakin menjadi sambil terus mengulang kata maaf.
Hankyung memelukku dan mengecup keningku, tidak lupa juga menyeka air mata di pipiku. "Sudah tidak apa-apa."

Pikirku 'baiklah, kami mati bersama' sampai tiba-tiba ledakan suara penonton, aku langsun menatap langit langit dimana bulan itu akan jatuh tepat diatas kami berdua. Tapi, perasaanku malah menjadi tenang, karena Hankyung Oppa sudah memaafkanku kan?
Aku berusaha tidak memejamkan mata, karena ingin melihat bagaimana bahagianya Yesung pada saat itu. Tapi....
Yesung berlari kearahku dengan cepat, buru buru sekali. Dengan cepat mendorong kami berdua kuat-kuat menyingkir dari tempat itu. Sampai akhirnya aku membelalakan mataku tidak percaya apa yang aku lihat, Yesung-ssi tertimpa bulan itu.
Penonton dibawa keluar oleh crew, dan Hankyung Oppa berusaha menyingkirkan bulan yang menimpa Yesung-ssi tadi. Aku berjalan lemah menyaksikan Yesung-ssi terbaring lemah dengan darah yang keluar dari mulut serta goresan-goresan luka yang banyak. Hankyung Oppa ada disana memegangi tangan Yesung-ssi.

"Maaf...telah..mmm..merepotkan kali..an"
"Jangan banyak bicara, tunggu sebentar Ambulance akan datang!"
"Aku...restui kalian... Berbahagialah!" kata terakhir yang Yesung-ssi ucapkan membuat hatiku sakit, juga dengan senyum yang ia buat pada saat terakhirnya.
"YESUNG-SS! YESUNG-SSI!" teriak Hankyung Oppa.

Ambulance datang, membawa Yesung yang sudah tak bernyawa. Aku hanya bisa menangis didekapan Hankyung Oppa.

Satu tahun kemudian....

Kami memutuskan berhenti dari tim Ballet semenjak kejadian itu. Sekarang kami bermain drama di salah satu stasiun televisi, kami menceritakan kejadian masa lalu kami, kami setuju untuk mengumbarnya karena ingin dunia tahu apa arti cinta sebenarnya.
Kami masih mengingat apa yang Yesung-ssi lakukan, membela kami berdua. Ia yang sudah bertepuk sebelah tangan malah mengorbankan nyawanya demi kami. Walaupun awalnya ia yang merencanakan semuanya tapi tetap saja ia menolong kami pada akhirnya.
Aku dan Hankyung Oppa masih sering mengunjungi makamnya satu tahun terakhir ini. Berusaha tidak mengungkitnya lagi tapi... bagaimana bisa kami melupakan pahlawan cinta kami yang satu ini...

-END-

Sebenernya ini FF tadinya buat chingu-ku di FB, coz aku juga pengen aku ganti aja Cast-nya. Yesung Oppa kayaknya kalo Ballet (hmmm...). Yasudah aku sama Hankyung Oppa dulu, soalnya Yesung Oppa gabisa balet.

Thanks for reading, RCL?

Cr : martha-kpop.blogspot.com (Martha Sulistyo C.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar