Genre : Yaoi, Romance, Family
Language : Bahasa Indonesia,
English, Korean
Rated : T
Cast :
Sungmin
Cho Kyuhyun
Cho Kyuhyun
Choi Siwon
Kibum
Donghae
Eunhyuk
Eunhyuk
Kangin
Leeteuk
Leeteuk
Support Cast :
Shindong
Yesung
Ryeowook
Author : @MarthAngel1004
Kyuhyun melepas kacamata Sungmin dan menaruhnya di samping dimana mereka
duduk bersama, berdua, di ruang olahraga. Belum sempat menuntaskan niatnya,
Kyuhyun tersentak oleh suatu bunyi, begitupun dengan Sungmin yang sedari tadi
hanya diam.
‘CEKLERK!’ seseorang datang, Kyuhyun buru-buru menarik Sungmin untuk mecari tempat
sembunyi, tapi sayangnya sudah terlambat. Orang itu sudah melihat mereka berdua
walaupun dari jarak yang tidak dekat.
“YA! Apa yang kalian
berdua lakukan disini?” guru Olahraga itu, Shindong-nim bertanya dengan nada
agak marah.
Kyuhyun
menghentikan langkahnya dan berbalik, dengan gugup ia berusaha menjawab “A..
itu Shindong-nim..”
“Apa?!” desak
Shindong-nim.
“Kami disuruh
mengambil bola untuk olah raga.” Jawab Kyuhyun bohong.
“Ooh begitu, kau
pintar sekali Kyuhyun-ah.” Puji Shindong-nim, “Tapi... kalau untuk olahraga,
siapa yang menyuruhmu? Aku guru kalian!”
Kyuhyun
menundukkan kepalanya, “Tidak pak, sebenarnya kami hanya mencari tempat sepi.”
Aku Sungmin.
“MWO? Tempat
sepi? Buat apa? Kalian...”
Kyuhyun kaget
mendengar pengakuan Sungmin. “Sungmin-ah!”
“Iya pak, aku
ingin menunjukkan sesuatu padanya.” Sungmin merogoh tas ranselnya “Ini!”
Sungmin mengeluarkan seekor kodok yang lumayan besar yang kini berada
ditangannya.
Kyuhyun bergidik dan berlari ke belakang ring basket dan memeluknya setelah
melihat dengan jelas apa yang dipegang Sungmin, sedangkan Sungmin tertawa
lebar. Juga Shindong-nim tersenyum tapi dengan wajah tidak sukanya.
“Kau ini
Sungmin... Sudah ayo keluar! Jangan disini lama-lama dan melakukan hal yang
tidak-tidak.” Sungmin maju selangkah, “Eishh.. Tunggu, biar aku keluar dulu.
Baru kau keluar setelah aku pergi.” Guru olahraga bertubuh besar itupun
berbalik dengan gemetar.
Sungmin tertawa
kecil, “Ahaha, dasar payah.”
“Sungmin-ah!”
kata Kyuhyun yang masih tetap tidak merubah posisi sebelumnya.
Sungmin menoleh
pelan “Ne?”
“Sing...
singkirkan benda.. itu.”
“Apa? Maksudmu,
ini?” Sungmin kembali mengacungkan kodoknya utuk memastikan yang ada
ditangannya itulah yang Kyuhyun maksud.
“Aisshh,
ANDWAEEE!!!” teriak Kyuhyun.
“Hehe, arraseo.”
Akhirnya Sungmin memasukan kodoknya kembali ke ransel pink-nya. “Sudah, ayo
Kyuhyun kemari.”
Perlahan-lahan Kyuhyun melepas pegangannya
dari tiang ring, dan dengan takut-takut berjalan pelah ke arah Sungmin. Karena
terlalu lama Sungmin berbalik berlari ke arah Kyuhyun dan memeluknya.
“Gwaenchana,
sudah tidak kupegang lagi.”
“Iya tapi tetap
saja...” kata Kyuhyun cemberut.
“Tapi itu
peliharaanku. Apa aneh?”
Kyuhyun
mengangguk lemah “Hm, kenapa harus itu?” bahkan Kyuhyun takut menyebut nama
benda itu. “Apa dia punya nama?”
“Tentu. Namanya
Kyuhyunnie” ujar Sungmin girang.
“Mwo? Naega?!
Kenapa nama itu.” Protes Kyuhyun.
“Karena aku suka
padamu.”
Kyuhyun berkedip
cepat dengan
linglung “Eh? Apa, bisa kau ulangi! Aku tidak mendengarnya.”
Sungmin
mendekatkan mulutnya ke telinga Kyuhyun“Nan Johayo... Saranghae.”
Kini Kyuhyun
tidak berkedip, “Aigo,” Sungmin mengecup pipi Kyuhyun singkat.
Kyuhyun memegang pipinya yang memerah dengan telapak tangannya ditambah
mata dan mulutnya yang terbuka lebar seperti habis melihat sesuatu yang
mengerikan, lalu perlahan menggerakkan kepalanya untuk melihat Sungmin. Dan
sekejap saja Kyuhyun langsung menghentakkan kakinya bergantian dengan cepat
sehinga membuat tubuh tingginya itu bergetar lucu.
“Curaaanngggg....
Harusnya aku yang melakukan itu tadi!” Kyuhyun menunjuk ransel Sungmin, “Ini
semua gara-gara KODOKmu itu!”
‘KROOKKK!!!’
geram si Kodok,
Kyuhyun kembali melopat kebelakang setelah mendengar suara itu, juga dengan
lengan yang menghalangi wajahnya untuk melindungi diri.
“Ah kau ini,
kajja. Nanti kita dimarahi Shindong-nim lagi.”
“A.. arasseo.
Ka.. kajja.”
Mereka berjalan berua berdampingan,
sambil merangkul bahu Sungmin Kyuhyun berjalan pelan dengan waspada.
Sesekalinya kodok itu berbunyi keras, dengan cepat Kyuhyun langsung melepaskan
rangkulannya, tapi dengan cepat juga Sungmin buru-buru menarik tangan Kyuhyun
lalu mengembalikan kebahunya lagi. Hal
itu dibalas dengan senyum pasrah dari Kyuhyun.
. . . . . . . .
.
Sementara itu Dr. Kibum kembali ke
klinik UKS setelah setesai dengan urusannya dengan Siwon yang dibilangnya tadi,
sambil menyeka keringat didahinya ia membating
tubuhnya ke kursi tempat ia biasa duduk.
“Dasar
Siwon-ssi, awas ya kau!” Dr. Kibum membuka jas Dokternya dan menggantungnya,
“Loh, kemana Hyukkie? Hehe, dasar anak-anak. Susah diatur.”
‘Tok tok!’ seseorang mengetuk pintu klinik dari luar. Dr. Kibum mendekat
lalu membukanya. Ternyata Choi Siwon seongseunim.
“Siwon-ssi, ada
apa lagi? Tadi kan aku sudah menghampirimu.”
“Kepalaku sakit.” Keluh Siwon seraya memegang kepalanya.
“Apa? Tadi sakit perut. Dan sekarang kau mengeluh sakit
kepala?!”
Protes Kibum “Kalau sakit pulanglah, atau kau bisa tidur disini.” Pertintahnya
lagi.
Siwon masuk dan segera membaringkan badannya di
kasur, lalu Kibum menggelengkan kepalannya sambil mendesah. “Baiklah, aku
tinggal dulu ya? Aku mau keluar
makan siang. Kau tidur saja dulu.”
“Tunggu!” teriak Siwon.
Kibum membalikkan tubuhnya “Apa lagi?” ia
menghampiri Siwon dan berdiri disamping tempat tidur. “Apa kau mau aku belikan sesuatu?”
“Kepalaku
sakit.”
“Iya aku tahu
itu, sudahlah aku mau keluar dulu.”
“Mau apa?”
“Mau merokok!” jawab Kibum asal-asalan.
Siwon bangun dari posisi tidurnya “APA?! Kau
merokok?!”
“Tentu saja tidak, habis kau membuatku kesal
terus. Lagipula kan aku bilang
tadi sudah bilang mau makan siang.” Balas Kibum dengan tatapan ‘dasar bodoh’ pada Siwon.
Wajah Siwon mulai tenang “Oh.. maaf kalau
begitu.” Siwon meraih tangan Kibum “Aku hanya mau bilang kepalaku sakit.” Kibum
mengerlingkan matanya, “Kepalaku sakit karena terus memikirkanmu.”
Kibum terdiam lama, sampai
akhirnya tawa meledak dari mulutnya. Sampai-sampai ia memegangi perutnya yang
tak sanggup menahan tawa. Siwon hanya diam dan menatap Kibum dengan heran
sampai dia kesal dan mendorong Kibum ke pojok tembok, dan Kibum berhenti tertawa seketika.
“Apa itu lucu?” Tanya Siwon dingin.
“Tidak.” Balas Kibum singkat.
“Lalu kenapa kau tertawa.”
Kibum mengibas-ngibaskan tangannya di depan
wajahnya. “Mungkin ada gas tertawa disini, yang aku pikir mungkin itu keluar
dari mulutmu.”
Siwon mengalihkan pandangannya lalu meniupkan
nafas pendek ke telapak tangannya yang terlungkup, “Haha, lucu sekali
Kibum-ssi.”
Kibum melepas kacamata yang
membuat Siwon kaget. Dengan gerakan lambat lengan Kibum perlahan bergerak
mengitari pinggang Siwon dan menariknya tubuhnya mendekat, tapi tangan Siwon menahannya, tangan yang kini ada
dikedua sisi wajah Kibum itu membuat mereka tidak saling
bersentuhan.
“Kau tahu?”
“Apa?”
“Siwon-ssi, kau…”
“Kibum. Atau harus kupanggil Dokter Kim? Tolong
izinkan aku menceritakan sebuah kisah tentang satu cinta. Cinta antara aku dan kau. Gunakan imajinasimu. Bayangkan
aku raja dan kau ratunya, di sebuah kerajaan kita membuat kisah cinta kita, dan
keajaiban. Kita akan memiliki cinta dengan seluruh cinta kita.”
Kibum menatap Siwon
tepat di matanya, “Siwon-ssi...” air mata meluncur di pipi Kibum, “Kau...” kini
terdengar isak.
Tanpa basa-basi Siwon membalas
pelukan Kibum tadi dan berpelukan hangat dan lama. Dunia hanya milik mereka
berdua. Pintu sedikit terbuka, ada seseorang mengintip disana sambil berbisk
pelan saat orang yang dicarinya tadi terlihat sedang sibuk dengan orang lain.
“Hm Siwon-ssi
Fighting.” Bisik Yesung-nim sambil tersenyum kecil.
Yesung kembali menutup pintu dan
berbalik. Kembali memasukkan satu tangan ke saku kanannya sambil berjalan pelan
dikoridor. Orang ini, Yesung, terlihat muram sambil berjalan setelah apa yang
dilihatnnya tadi. Sambil terus menerus melihat jam tangannya, hatinya juga
terus berbicara.
‘Hahh... Aku mendukungnya? Lalu bagaimana denganku?
Sayang sekali aku tidak masuk ke sekolah biasa yang ada guru wanitanya. Umurku
ini sudah dampir kepala tiga, aku kan tampan. Semua pria disini bahkan bilang
begitu, masa tidak pernah ada yang melirikku?
Tunggu, ada! Tukang sapu sekolah! Ishh... Aku bisa gila,
masa hanya untuk mencari jodohku aku harus melompati pagar sekolah, untuk
sampai di asrama wanita? Itu kan tidak mungkin!’
“Yesung-nim!!!” ada suara dari belakang punggung Yesung.
Yesung berbalik,
“Eh, Ryeowookie. Ada apa?”
“Itu... Ada....!”
jawab murid bernama Ryeowook itu sambil menunjuk-nunjuk kebelakangnya.
“Apa? Kenapa?”
Ryeowook memeluk
Yesung, “Ada Hantuuuuu~”
“Hantu?” Yesung
mengacak rambut Ryeowook, “Yang benar saja? Ini jam 2 siang.”
“A.. Ada,
mereka, mengikutiku.”
Yesung
melepaskan pelukan Ryeowook “Mereka?”. ‘Dasar
berandalan itu, tidak bosan-bosan mengarjai murid terbaikku ya!’ batin
Yesung “Biar kuhajar mereka!”
Ryeowook kembali
memeluk Yesung “Andwae, aku tidak mau Yesung-nim kenapa-napa.”
Yesung langsung
mengurungkan niatnya saat airmata Ryeowook mulai mengalir ‘Hm, mungkin lain kali. Lihat saja, mereka tidak akan bisa melangkahi
takdir mereka yang aku buat!’. Batin Yesung lagi
“Baiklah. Kalau begitu hentikan air matamu ya?” Ryeowook
mengusap kedua matanya dengan cepat. “Bagus. Sekarang apa kau mau cokelat?”
Ryeowook mengangguk dan Yesung membawanya ke kantornya.
…..
Jam
lima sore keenam anak popular itu sudah berkumpul di depan pintu asrama,
berdiri lama sambil memeikirkan sesuatu. Sesuatu yang salah.
“Kenapa.. kita hanya berdiri disini?” Tanya
Sungmin polos.
“Hmm.. aku rasa ada yang tidak beres.” Tanpa
menoleh Kyuhyun menjawab.
“Apa?”
Sekarang Kyuhyun
memutar badannya ke arah Sungmin “ Sepertinya kamar kita harus diubah.”
“Diubah
bagaimana?” tanya Sungmin lagi.
“Apa kau tidak
mau sekamar denganku?” Sungmin mengangguk, lalu Kyuhyun memutar lagi tubuhnya
menghadap pintu, “Kita harus mengajukan permintaan pada kepala asrama.”
Donghae menengok
cepat “Tidak mau!” serentak semuanya mengalihkan pandangan pada Donghae “Eum..
maksudku. Kalian tahu kan, kepala asrama itu galak.”
Eunhyuk
mengangguk “Itu benar.” Eunhyuk mengedarkan pandangannya “Apa diantara kalian
ada berani bilang? Kyuhyun-ssi?”
“Nae? Kupikir
kita harus melakukannya bersama-sama.”
Kangin
melepaskan tangan Leeteuk yang sedari tadi menggantung di lengannya “Tapi...
kalau kupikir. Bukannya lebih seru kalau seperti ini?”
“Maksudmu?”
tanya Leeteuk.
“Ya~ kalau aku
pasti akan bosan melihat dia terus setiap hari dan setiap detik, sama dengan
kita melihat asrama wanita itu setiap hari.” Kangin menggelengkan kepalanya
“Apa kalian tidak?”
Semuanya mengangguk setuju, dan
berbaris segera untuk masuk kedalam kamar. Tapi Leetuk tetap tidak mau melepaskan
tangannya.
“Tapi aku masih
mau bersamamu...” rengeknya.
“Besok.”
“Aniya... Aku
tidak ma...hmph..” Kangin menutup mulut Leeteuk dengan telapak tangan kanannya.
“Maaf, tapi ini
koridor asrama. Kau mau kita mati bersama sekarang?” Leteuk menggeleng.
“Baiklah,” Kangin membebaskan mulut Leeteuk “Kalau begitu sampai besok!” Kangin
membuka pintu, dan setelah mendapat lambaian dari Leeteuk ia menutup pintu.
Leeteuk dengan setia tetap
melambaikan tangannya pada pintu yang didalamnya ada Kangin disana, sambil
tetap melambai Leeteuk melangkah maju menutu pintunya tapi ‘BRAKK!’ Leeteuk
menabrak pintu, karena kaget dengan rasa marah Leeteuk memukul pintu itu.
Eunhyuk membuka pintu dan mendapati
Leeteuk menunduk sambil memegangi telapak tangannya. Kemudian dengan cepat
Eunhyuk menarik syal putih Leeteuk dengan kasar dan membawanya masuk.
Setelah selesai mengganti seragamnya dengan
piyama Leeteuk langsung membanting badannya ke kasur. “Ahh.. nyaman sekali.”
Teriaknya.
“Ya! Waeyo?” Tanya Eunhyuk yang terbangun oleh
teriakan Leeteuk.
Leeteuk mendekatkan badannya ke pinggir kasur
yang bersebrangan dengan kasur Eunhyuk. “Kau tahu tidak? Kangin. Dia suka
padaku!” ujar Leeteuk girang.
“Memangnya apa yang dia katakan padamu?”
“Benar kau mau tahu? Tapi kau kan suka membocorkan rahasia!”
“Yasudah kalau
tidak mau beritahu.” Eunhyuk membalikkan badannya menghadap tembok dan dengan
cepat menarik selimut sampai menutupi kepalanya.
“Aish.. YA! Lee
Hyukjae!” Leeteuk melemparnya dengan kaus kaki abu-abu miliknya “Dengarkan
aku!”
Eunhyuk
mengeluarkan kepalanya dari selimut “Katanya aku suka membocorkan rahasia.”
“Iya itu memang
benar, makanya kita harus membu....” Eunhyuk kembali memasukkan kepalanya “YA!”
kali ini Eunhyuk hanya memperlihatkan sebatas matanya “Tapi janji jangan
memberitahu siapapun.” Kata Leeteuk cepat.
“Jadi apa?”
“Janji dulu!”
tawar Leeteuk.
“Ya baiklah.”
“Baiklah apa?”
“Ish kau ini
bawel sekali. Iya, aku janji tidak akan beritahu siapapun.”
Leeteuk
mengangguk lalu tersenyum. “Kangin bilang dihatinya hanya ada aku dan, ia juga
mencium dahiku!” lalu ia tertawa dan dengan cepat menutupi seluruh badannya
dengan selimut tebalnya.
“Ish, hanya
begitu?! Kau mau mati ya?!” ancam Eunhyuk dengan tinjunya.
“Kau tahu! Punyaku dan Donghae lebih hebat dari punya kalian!” karena Leetuk
tetap tidak bergerak dan hanya terdengar tawa kecil Eunhyuk melemparnya dengan
buku kemudian langsung pergi tidur.
~TBC~