Sabtu, 03 Desember 2011

FanFiction : Super Junior MISTERi part 3#

Ya ya ya.. Part 3 ^^ Apa yang akan terjadi pada Leeteuk selanjutnya? *lebay*
Author ga pinter bikin kata-kata ah, Let's CEKIDOT!!! XD

Genre : Tragedy, Friendship
Cast : Park Jung Soo as Leeteuk
          Eunhyuk as Lee Hyukjae
          Donghae as Donghae
Support Cast : SHINee Member
                       Lee Je Ri a.k.a Author

*Donghae POV*

Aku bingung, sebenarnya apa yang terjadi. Ada apa dengan Eeteuk?

"Ma.. Mana Onew?!" Eeteuk terus bertanya seperti itu.
"Benarkah tadi ia ada di sni?"
"Apa aku terlihat seperti sedang berbohong HAH?!"

Baru kali ini kulihat dia sangat marah, kalau sudah begini aku juga ga' bisa berbuat apa-apa.

"Teuk, ayo, bersihkan dulu dirimu..." ujarku pelan.
"Ayo? Kemana? Tidak.. Bisa tolong kau yang ambilkan air"
"Ya sudah aku ambil air di kamar mandi, kau masuklah. Bangunkan Hyukjae!"

Eeteuk mengangguk kecil, dan mengambil senter dari sakunya. Kemudian, aku berjalan menuju kamar mandi.

*Leeteuk POV*
Aku melihatnya berlalu, aku baru merasakan rasa takut dalam dirinya. Lalu akupun masuk untuk membangunkan Hyukjae.

"Ya! Ya! Hyukjae, bangunlah!"
"Ada ap sih? Aku ngantuk.." jawabnya.
"O..Onew, di.. Dia.. Dia Pergi" kataku berusha menjelaskan.
"Oohh.. Yasudah biarkan saja" kemudian dia mengambil posisi duduk.
"Apa.. Dia pergi dengan temannya yang lain? Taemin, Minho, Jonghyun, KEY?" tanya Hyukjae.
"Anio, maksudku dia..."
"Aah, jam berapa ini? Kenapa pergi malam-malam begini. Bagaimanapun juga dia kan Dongsaeng kita jadi harus kita jaga juga." ujarnya lagi panjang lebar.

Aku bingung, bagaimana lagi harus menjelaskan padanya. Langsung saja kutunjukkan tanganku yang terkena darah.

"Omo! Ma.. Maksudmu, Onew pergi?" ujarnya sadar.
"Mmm."
"Apa kau, membunuhnya? Donghae mana?" kata Hyukjae sambil melihat-lihat setiap sudut ruangan.
"Apa kau tidak punya otak, atau apa hah?! Jika aku yang membunuhnya apa aku akan beritahu kau?" teriakku.
"Iya juga, lalu mana Donghae?"

Kenapa Hyukjae biasa saja? Ahh.. Lagi pula aku juga tidak bisa membuktikan kematian Onew padanya. Tp Donghae mana? Kenapa belum kembali?

Tiba-tiba saja kepalaku sakit, kenapa? Aku tidak bisa fokus, mataku terpejam. Saat itulah bayangan Donghae muncul! Dia... Dia sedang mengambil air di kamar mandi, kemudian ia di sergap dari belakang, dia meronta.

"Aarrgh.." aku mengeram merasakan sakit di kepalaku.
"Eeteuk, kau kenapa? Kau sakit?" tanya Hyukjae.
"Donghae.. Donghae dia, sepertinya dalam masalah! Ayo susul dia!"
"Kemana? Dimana dia? Masalah apa?"

Aku menunda dulu menjawab pertnyaannya, dan segera menariknya keluar kelas lalu berlari menuju kamar mandi. Di tengah prjalanan...

"Ya! Sebenarnya apa yang terjadi? Donghae kenapa?" tanya Hyukjae.
"Kujelaskan nanti.."
"Tidak bisa! Beritau aku sekarang!" bentak Hyukje.
"Donghae dia... Tadi aku mendapat firasat... Donghae di sergap di.. kamar mandi" kataku terengah-engah.
"Jadi, dia di kamar mandi?!"
"Ya, dia mau.. mencuci tanganku, makanya dia mengambil air di kamar mandi."

Sesampainya di kamar mandi aku masuk tanpa ragu karena khawatir, aku melihat ke setiap sudut ruangan, mana Donghae? Tidak ada disini. Lalu aku mengajak Hyukjae untuk mencarinya lagi, mungkin ada di tempat lain.

*Author POV*
Mereka keluar, Leeteuk bahkan, ia tidak benar benar masuk apa lagi mencoba membuka pintu toilet. Donghae... Dia..

Dia terbujur kaku tak bernyawa di dalam toilet, duduk kaku di kloset dengan wajah dan tubuh bersimbah darah.

*Hyukjae POV*
Aku sama sekali tidak mengerti situasi ini, sebenarnya apa yang terjadi. Tiba-tiba saja Eeteuk berhenti yang juga menghentikanku.

"Ada apa?" tanyaku heran.
"Tidak, tunggu. Hyuk, sepertinya aku merasakan hal yang aneh.." ujar Eeteuk serius.
"Mm aku juga."
"Hyuk, ayo kita cari kelima dongsaeng itu!" ujarnya.
"Oh iya! Sebaiknya cepat! Tapi dimana?"
"Mungkin ada di kelas 10-8 ? Kajja!"

Akupun kembali berlari mengikutinya. Kelas 10-8 ... . Kosong... Tidak ada orang, tapi ada barang-barang disana, menandakan tadi di tempat ini ada orang.

"Teuk, mereka tidak ada." ujarku, tapi dia hanya diam.

Lalu seseorang masuk, saat Eeteuk masih bengong, aku menoleh.

"Taemin-ah!"

Eeteuk terkejut, lalu menoleh. Terlihat Taemin terengah-engah, bercucuran keringat.

"Kau.. Darimana kau? Mana teman-temanmu? Ap yang sebenarnya kau lakukan disni?! Jawab aku!" Eeteuk langsung menghujaninya dengan pertanyaan-pertanyan.
"Hyung..." balas Taemin dengan suara gemetar.
"Mwoya?! Coba jelaskan semua ini!"
"Eeteuk, tenanglah.." bujukku.
"Tenang kau bilang?! Kau tidak lihat pisau di genggamannya itu, Hah?!"

Aku kaget, membelalakkan mata. Apa?! Pisau?! Aku bahkan tidak memperhatikannya. Kemudian aku menoleh pada Taemin yang menyembunyikan tangan di belakang punggungnya.

"Hyung, aku... Aku bisa jelaskan.." kata Taemin.
"Coba saja!" ujar Eeteuk.

*Author POV*
Leeteuk marah, dia sudah tidak sabaran. Taemin, dia bingung harus mulai menjelaskan dari mana.

"Taeminnn~ dimana kau?? Ayo bermain~"

Terdengar suara dengan nada main main, seorang namja... Hyukjae penasaran dan ingin keluar, tapi tangan kanan Leeteuk menghalanginya. Hyukjae menoleh, dan di balas gelengan oleh Leeteuk.

"Itu KEY! Pergilah, cepat! Atau kalian mati!" ujar Taemin dengan keras.
Leeteuk mulai merasakan sesuatu...

*Leeteuk POV*
Ini.. Ancaman ini... Mimpi yang satunya lagi, tapi aku lupa apa yang akan terjadi selanjutnya. Tanpa pikir panjang lagi aku berlari, mengajak Hyukjae. Tidak sempat berpikir, karena terdesak keadaan juga. Kami berlari dan terus berlari, Hyukjae menyusulku dan aku juga berusaha berlari lebih cepat lagi tapi aku terjatuh...

Berusaha berdiri, seseorang mengulurkan tangan. Aku langsung menyambutnya kupikir itu Hyukjae, saat ini aku benar-benar lelah. Aku hampir pingsan, saat berdiri aku terhuyung huyung tapi kemudian orang ini menopang pundakku. Tiba-tiba saja aku teringat sesuatu... Ah! Tidak!
Saat aku mencoba menghindar, dia mendekapku, mendekapku dengan erat sampai dadaku sesak. Kemudian aku terjatuh, darah mengalir dari perutku. Siapa dia? Kenapa dia melakukan ini? Apa aku mengenalnya?

Aku berusaha melihat wajahnya, dengan pandangan agak buram, bisa kulihat senyum piciknya. Perlahan-lahan semakin jelas, Mi.. Min.. MINHO?!

Kemudian ia berpaling, berlari, mungkin Hyukjae selanjutnya. Ku dengar suara langkah berlari dari arah lain, Taemin... Dia menghampiriku.

"Hyung? Hyung, bertahanlah..." ujarnya khawatir.
"Cih, Taemin-ah kau ini... Kau pikir kau siapa?" kataku sambil tersenyum.
"Hyung, tolong jangan banyak bergerak dulu! Tekan lukamu, seperti ini." ujar Taemin sambil menekan luka di perut ku..
"Tsk..Aww.."
"Tolong Hyung, bertahanlah.. Tunggulah disini sebentar, aku akan mengejarnya."
Taemin berdiri, bisa kulihat keraguannya.
"Taemin-ah" dia menoleh padaku.
"Mianhae... Jeongmal mianhe Taemin-ah"
"Mm.. Tunggu aku.." ujarnya sambil tersenyum.
"Cepat pergilah.. Selamatkan temanku!"

Kemudian Taemin pergi dengan senyum yang menghangatkan hatiku.

"Baiklah, aku akan menunggumu..." kataku sambil melihatnya berlalu, mataku mulai terpejam. Tak lama terdengar suara seseorng yang sangat ku kenal.
"Eeteuuukkk!!!" orang itu berteriak tepat disampingku, yang menyadarkanku.
"Do.. Donghae-ya?!" ujarku tidak percaya dengan apa yang kulihat.
"Hehe, sedang apa disini? Kau terluka?" ujarnya ramah.
"Kau.. Kau kemana saja? Aku mencarimu kemana mana." kataku, tapi ia hanya diam. Aku mencoba merangkulnya, tapi tidak bisa... Tertembus...
"Haha, maaf ya aku pergi duluan, sekarang ini aku hanya hayalanmu, semua kata-kata yang kuucapkan adalah sesuatu yang memang ingin kau dengar dariku" jelasnya.
"Hyung~" suara berbeda dari arah yang lain.
"Onew?!"
"Annyeong.." Onew melambai.
"Onew mianhae, coba aku menyadarinya lebih cepat, coba kalau aku mempercayai mimpi-mimpi gila itu, coba kalau..."
"Sstt... Sudahlah, yg penting sekarang kan Hyung. Ahh, dasar agenku itu harusnya dia mengejarnya." kata Onew.
"Agen?"
"Iya, aku tahu sejak awal. Aku juga dpt firasat seperti Hyung. Oh iya, bagaimana Taemin? Sudah kenal?"
"Dia.. Dia adik Je Ri, huuftt.. Aku baru menyadarinya, aku bersalah menuduhnya yang tidak-tidak.. Aku.." aku terus dihujani rasa bersalah.
"Apa aku akan ikut kalian?"

*Taemin POV*
Hyung bertahanlah, tunggu aku.. Jangan pergi, tak apa kau tidak mengenaliku. Tapi tolong bertahanlah, demi... Kakakku...

Aku berlari menyusuri koridor, melihat ke kelas-kelas mencari Minho atau Hyukjae Hyung, hasilnya NIHIL! Di lantai satu juga tidak ada, mungkin aku harus mencari ke atas. Dilantai atas juga tidak ada tanda-tanda kehidupan, lalu aku pergi menuju atap... Terkunci! Apa mungkin
mereka ada disini?

Aku langsung mendobrak pintu tersebut, terbuka! Kulihat seseorang membelakaingiku dari jauh, pasti dia, Minho!

"Ya!" ujarku lantang.

Namja itu berbalik, benar itu Minho. Setelah dia melihatku dia langsung menyergap Hyukjae Hyung yang berdiri di belakangnya.

"Minho! Lepaskan dia!" teriakku.
"Mwo? Tidak akan, apa urusanmu?" balas Minho.
"Ya! Ada apa dengan kalian? Ada apa ini?!" ujar Hyukjae Hyung yang berusaha melepaskn diri.
"Choi Minho! Lepaskan dia, dia tidak ada hubungannya dengan semua ini!"
"Hei kau! Jangan seenaknya menyebut namaku! Lagi pula terserah aku, mau aku apakan orang ini.
Dia temannya... Jadi takkan kubiarkan dia hidup juga!" jelasnya.
"Ap.. Apa mksdmu? Juga? Maksudmu Eeteuk?!" tanya Hyukjae Hyung.
"Emh.. Sudah jelas kan?"
"Wae?! Apa yang dia lakukan padamu?! Hah?!"
"Hyung!" teriakku.

Keduanya menoleh, aku ingin mendekat tapi entah apa yang akan Minho lakukan, tapi aku mencoba maju selangkah...

"Jika kau mendekat dia mati!" ancam Minho.
"Cih, lalu jka aku tidak mendekat apa kau akan melepaskannya?"
"Kau tahu jawabannya..."

Lalu Minho memukul Hyukjae Hyung hingga pingsan, dan mengarahkannya ke bibir balkon. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan, aku dikuasai amarah.

"Dengar Choi Minho! Aku tidak suka denganmu jadi minggirlah!" ujarku.
"Sudah ku bilang... JANGAN PANGGIL NAMAKU SEENAK X DASAR KAU *******!" Minho hampir menjatuhkan Hyukjae Hyung.
"Kau.. Kaupikir aku menyukaimu? Aku hanya menyukai kakakmu!" sambung Minho.
"Apa?! Jadi kau melakukan ini hanya demi kakakku?! Tapi dia sudah tiada!"
"Ye, arraseo. Dia.. Aku menyukainya sejak kau membawaku ke rumahmu, disanalah.. Aku mulai menyukainya, sampai dia membawa pacarnya LEETEUK!"
"Mwo...?" ujarku masih kurang mengerti.
"Jika.. Jika aku tidak bisa memilikinya, maka ornag lain pun tidak, aku memang sudah merencanakan akan menyingkirkan Namjachingunya. Tapi tak ku sangka Je Ri-ah dia pergi lebih dulu karena kebakaran di sekolah ini waktu itu, dia terjebak di kelas.. Aku..."

Aku menatapnya tajam, berusaha meresapi kata-katanya, sampai terdengar suara gebrakan pintu yang disusul dengan...

"Hentikan!"
"Eeteuk Hyung?!"

Aku bingung apa yang harus ku lakukan, mana yang harus aku selamatkan lebih dulu? Aku pun memutuskan untuk berlari ke arah Minho. Tapi Leeteuk Hyung mencegahku.

"Taemin-ah, biar aku.." ujarnya pelan.
"Tapi Hyung ini berbahaya..."

Tapi ia tidak mengidahkanku, ia berjalan terseret seret menuju ke arah Minho, dan karena Leeteuk Hyung sudah mencegahku aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Minho-yaa..." Leeteuk Hyung memanggilnya lembut.
"Kau.. Mau apa kau?! Jangan mendekat!" balas Minho.
"Tolong.. Le.. Lepaskan dia!"
"Kenapa aku harus melepaskannya?! Kau yang harusnya melepaskan dari dulu!" teriak Minho.
"Maaf, kau membicarakan..."
"JE RI! LEE JE RI!!" teriak Minho keras.

*Author POV*
Mereka saling berpandangan, saling menatap tajam. Taemin malah tidak bisa berbuat apa-apa...

"Lee... Je Ri? Wae?" Leeteuk bingung.
"Ya, kau berhasil mendapatkannya, bahkan sampai ia tiada. Mungkin sampai saat terakhirnya dia hanya mengingatmu! Aku bahkan belum mengatakan cintaku padanya, ini semua gara-gara kau!" balas Minho.

Leeteuk mematung, kaget.

"Minho ya!" teriak Taemin.
"Diam kau bocah tengik!"
"Taemin sudah.. Tolong tunggu sebentar..." ujar Leeteuk pelan.
"Minho, mianhaeyo... Ini semua salahku, aku tidak bisa menjaganya dengan baik... Mianhae tidak memperhtikanmu dari awal... Mianhae tidak memberimu kesempatan mendekatinya.. Mianhae..."
Minho, dia melepaskan Hyukjae dari genggamannya, dan jatuh tertunduk kemudian menetskan air mata. Leeteuk berusaha menghampirinya dengan langkah terseret-seret yang kemudian Taemin membantu memapahnya.

Leeteuk berdiri disamping Minho, mengulurkan tangan. Minho menengadah menangkis uluran tangan Leeteuk.

"Taemin bisa kau lepaskan aku?" pinta Leeteuk, Taemin menurut.

Kemudian Leeteuk memegang kedua bahu Minho, memaksanya utk berdiri. Lalu Leeteuk memeluk Minho yang masih terisak.

"Maafkan aku... Hyung" ujar Minho pelan.

*Taemin POV*
Hahh... Berakhir sudah... Sungguh indah...
"Emhh... Aduuhh, dimana aku? Kenapa aku ada disini?! Hah! Jam 3 pagi?! Kau.. Minho Ya!" ujar Hyukje Hyung yang baru tersadar dari pingsan.
Kami semua menatap padanya kemudian tertawa...

~Part 3 END~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar