Jumat, 26 Oktober 2012

SM meluncurkan Sub Grup Kolaborasi : YOUNIQUE UNIT

Dengan berkolaborasi sama Hyundai Motor, SM. Entertainmaent merilis 'PYL Younique Album' yang beranggotakan : Eunhyuk (Super Junior), Hyoyeon (Girls Generation), Taemin (SHINee), Henry (Super Junior-M), Kai & Luhan (EXO). Sepertinya Sub Grup ini akan menjadi favorit di kalangan penggemar KPOP. Teaser dari YOUNIQUE UNIT - MAX STEP sudah di rilis 26 Oktober kemarin, dan rencananya MV full-nya akan dirilis 31 Oktober mendatang. Ini dia fotonya ^^
















Photo from the Video
Take Out with full Credit! ^^

Read More..

Sabtu, 13 Oktober 2012

Lunafly - How NIce Would It Be (얼마나 좋을까) [Hangul + Romanization]


Artist : Lunafly (루나플라이)
Title Track : How Nice Would It Be (얼마나 좋을까)
Album : How Nice Would It Be (얼마나 좋을까)
Type : Single, Studio
Music Video : Yes
Release Date : 2012.09.27
Genre : Ballad
Company | Publisher : Nega Network | Loen Entertainment


Lyric (romanization) :
oneul gateun haneureul bomyon
oneul gateun barami bulmyon
nullonwatdon maeumi
jakku gogereul deuro

on sesangi nareul heundeuro
chinggudeuldo nareul buchugyo
nowa nega isseumyon
duri jal oullindago

I wanna fly away (I wanna be with you)
And I’m dreaming again (I wanna be with you)
jongmal baran gotdo obsotdon nega
geujo nega joatdon nega
jomjom gidehago itjana

nowa jomsimeul mokgo
byochi joeun kapereul chajagago
iroko joron yegil nanugo magutgo
hejillyok gilgorireul gachi gonilgo
noye jibapeso insareul nanugo woh
olmana joeulkka woh

orisukhan naye maltuneun
noreul joahandaneun jeunggo
ttolgo inni jigeum na
geurom soneul jaba julle

I wanna fly away (I wanna be with you)
And I’m dreaming again (I wanna be with you)
meil sangsang soge issotdon niga
kkume sona mannatdon niga
nawa gireul gotgo itjana

nowa jomsimeul mokgo
byochi joeun kapereul chajagago
iroko joron yegil nanugo magutgo
hejillyok gilgorireul gachi gonilgo
noye jibapeso insareul nanugo
olmana joeulkka

otton mar-halkka jigeum mar-halkka
nodo mar-halkka nege mar-halkka
mot da hetdon yegi
iroke nol saranghago itdaneun mal
songgeuphal jirado geuge ne mamin gol

nowa jonyogeul mokgo
noeuri joeun goseul chajagago
iroko joron yegil nanuda immatchum
hamkke gal yohengjireul gachi goreugo
nowa yongwontorok sarangeul nanugo
I wanna be with you

Lyric (Hangul) :
Hangul
오늘 같은 하늘을 보면
오늘 같은 바람이 불면
눌러놨던 마음이
자꾸 고개를 들어
세상이 나를 흔들어
친구들도 나를 부추겨
너와 내가 있으면
둘이 어울린다고

I wanna fly away (I wanna be with you)
And I’m dreaming again (I wanna be with you)
정말 바란 것도 없었던 내가
그저 네가 좋았던 내가
점점 기대하고 있잖아

너와 점심을 먹고
볕이 좋은 카페를 찾아가고
이렇고 저런 얘길 나누고 웃고

해질녘 길거리를 같이 거닐고
너의 앞에서 인사를 나누고 woh
얼마나 좋을까 woh


어리숙한 나의 말투는
너를 좋아한다는 증거
떨고 있니 지금
그럼 손을 잡아 줄래

I wanna fly away (I wanna be with you)
And I’m dreaming again (I wanna be with you)
매일 상상 속에 있었던 니가
꿈에 서나 만났던 니가
나와 길을 걷고 있잖아

너와 점심을 먹고
볕이 좋은 카페를 찾아가고
이렇고 저런 얘길 나누고 웃고
해질녘 길거리를 같이 거닐고
너의 앞에서 인사를 나누고

어떤 할까 지금 할까
너도 할까 내게 할까
했던 얘기
이렇게 사랑하고 있다는
성급할지라도 그게 맘인

너와 저녁을 먹고
노을이 좋은 곳을 찾아가고
이렇고 저런 얘길 나누다 입맞춤
함께 여행지를 같이 고르고
너와 영원토록 사랑을 나누고
I wanna be with you

Credit :
Han-geul & Album Information :: Daum Music
Read More..

Sabtu, 06 Oktober 2012

Super Junior YeKyu Fanfiction : LOST part 7




Genre : Crime, Friendship, Fantasy, Adventure
Rating : T
Author : @MarthAngel1004
Language : Bahasa Indonesia / English
Main Cast :
Yesung as Jerome Kim
Kyuhyun as Marcus Cho
Sungmin as Vincent Lee
Support Cast :
Siwon as L407/ Andrew Choi
Kibum as Prof. Kim


Aku keluar, udara dingin yang terasa sangat menusuk membuatku berlari menuju mobil yang hanya terparkir 5 meter dari toko, aku masuk lalu mengunci pintu mobil Vincent masih terlelap sedangkan Marcus tengah menatap tajam sebuah kertas kecil yang kuyakini kartu nama Leeteuk.


"Minum ini!" kataku sambil menyodorkan sebotol air mineral padanya.
Sepertinya ia kaget saat aku menyengol pelan bahunya dengan botol, setelah memandangku ia melemparkan pandangannya ke botol yang masih kupegang kemudian mengambilnya. "Thanks."

Ia menengak habis isi botol itu dengan terburu-buru, dan setelah itu ia menarik nafas panjang. Matanya kosong tanpa harapan mengetahui mungkin sahabatnyalah yang merupakan pelaku kejahatannya, padahal sebelumnya aku melihat matanya seperti memancarkan semangat yang berapi-api untuk dapat menyelamatkan bumi.

"Tidak mungkin kan?" Marcus berbisik.
"Apa?"
"Tidak mungkin kan... Leeteuk, maksudku Denis melakukan ini?"
"Mungkin saja." jawabku jujur. "Seseorang bisa berubah kapan saja."
Tiba-tiba Marcus memandang tajam padaku, "Kenapa bilang begitu?!"
"Kalau ia temanmu waktu dulu, tidak mungkin ia melakukan hal aneh kalau tidak ada yang mempengaruhinya." kini mata Marcus menyiratkan kemarahan. "Jika kau ingin temanmu kembali, ajaklah ia kembali. Kaulah yang bisa merubahnya, kau bisa menyingkirkan hal-hal buruk yang melekat pada Dennis."
Kini matanya tampak sedih. "Itu tidak mungkin terjadi, aku tidak akan bisa merubah sesuatu..."
"Terus saja bicara seperti itu! Maka itu yang akan terjadi."

Ia menatap mataku dalam-dalam, berharap aku bisa membaca yang sedang ia pikirkan sekarang. Tapi, walaupun tahu aku tidak akan bicara duluan. Aku menunggunya...

"Apa yang harus aku lakukan?"
"Tergantung padamu, Marcus-ssi." Ia meraih kedua pergelangan tanganku, matanyalah yang kembali berbicara. "Bagaimana aku bisa memberimu solusi yang tepat, kalau aku sendiri diciptakan dari pemikiranmu?" mendengar itu perlahan ia melepaskan gengamannya.
"Kau benar." kemudian tiba-tiba saja ia keluar dari mobil, lalu menuju ke pintu dimana aku duduk. "Keluar!  Aku yang mengemudi!"
"Kau bisa? Tanganmu..."
"Bagaimana jika aku berpikir kalau aku bisa, apa itu cukup?!"

Ia benar-benar mendengarkan apa yang kukatakan tadi. Lalu aku pun mematuhinya untuk bertukar kemudi. Dengan tak sabar Marcus buru-buru menghidupkan mesin mobil lalu menggerakkan tangannya perlahan untuk memutar stir, dan belum lama Marcus mengemudi, Vincent terbangun.

"Jerome-ssi? Kapan kita kembali melanjutkan perjalanan?" tanyanya sambil mengusap-usap matanya.
"Hm, kau sudah bangun? Kita sedang jalan."
Vincent menoleh ke arah kemudi. "Mar... Marcus-ssi! Apa yang kau lakukan?"
"Aku? Mengemudi."
"Maksudku kenapa kau yang mengemudi? Bukankah tanganmu..."
"Jangan khawatirkan aku! Aku sedang mengemudi, jadi tolonglah diam dulu."

Vincent menurut, sampai akhirnya Marcus menghentikan mobil di depan sebuah gedung tanpa penjagaan.

"Apa benar ini tempatnya?" tanya Vincent tidak tahan.
"Sttt.. Salah satu dari kita harus coba cek ke dalam." ujar Marcus.
"Kalau begitu aku yang masuk."

Tanpa menunggu persetujuan keduanya, buru-buru aku membuka pintu mobil untuk kembali merasakan udara dingin yang aneh. Benar-benar sangat aneh, udara disini seperti terkontaminasi sesuatu yang membuat udara disini menjadi berbau juga agak terlihat kehijauan. Untuk sesaat Marcus mencegahku, menatap mataku lama dan kemudian dia menyodorkan sebuah pistol padaku.

"Berhati-hatilah." pesannya.

Aku mengangguk, lalu segera bergegas masuk. Di dalam benar-benar sepi, aku pikir apa mereka sudah pindah? Karena tetap harus berhati-hati aku berjalan dengan menepelkan punggungku di tembok lalu pelan-pelan menengok ke beberapa belokan, sampai akhirnya aku melihat seseorang. Atau mungkin sesuatu.
Satu manusia robot dan yang satu lagi manusia asli, mereka tampak berbincang-bincang. Robot itu tampak sambil memperhatikan kesekeliling, beberapa kali aku harus merunduk supaya tidak terlihat. Sekitar 5 menit berlalu mereka berpencar, dan si robot berjalan ke arahku dengan wajah panjangnya yang gugup, juga lesung pipit dikedua pipinya terlihat karena ia merapatkan bibirnya.
Bingung, aku tidak tahu bagaimana harus menghadapi dia sampai akhirnya ia melintas tepat didepanku, untungnya ia tidak menengok. Jadi cepat-cepat aku mengunci lehernya dengan lenganku lalu menariknya ke sebuah loker tempat penyipanan alat kebersihan yang sesak, memang agak sulit karena ia sedikit lebih tinggi dariku. Tapi hanya itulah tempat sepi yang bisa membuat kami tidak terlihat.

"Kode peringatan... Kode peringatan..." teriaknya, buru-buru aku menyekap mulutnya dengan telapak tanganku.
"Sttt... Diam dan turuti perintahku, maka tidak akn terjadi hal yang buruk padamu." den dengan sekejap ia langsung diam, aku menyingkirkan tanganku perlahan. "Kau siapa? Dan siapa yang menciptakanmu?"
"Aku L 407 , dan aku di buat oleh L Company."
"L?! Siapa dia?"
"Kau siapa? Apa kau manusia?"
"Apa?"
"Apa kau manusia? Cepat jawab aku!" ia malah balik memerintahku.

Nada bicara robot itu sekarang terdengar normal, keluar nada kekhawatiran dari mulutnya yang membuatku sontak terkejut.

"Jika kau adalah robot pembunuh, aku tidak akan menjawabnya."
"Aku bukan. . ."
"Buktikan saja, jangan banyak bicara!"

Ia sepertinya agak terkejut, ia diam beberapa saat. Sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu, tak lama kemudian jari telunjuknya menunjuk ke bola matanya yg menyala.

"Lihat ini apa?"
"Matamu?" tebakku.
"Tepat. Dan juga berwarna hijau." aku diam tengah berpikir keras. "Robot yang kebanyakan berserakan di jalanan sekarang yang juga berlabel L itu matanya merah. Kami berbeda! Mereka jahat!"
"Baiklah, kalau begitu kau sekarang ikut dulu denganku.

Ia mengangguk, lalu mengikutiku perlahan menuju jalan keluar. Mobil kami masih terparkir di depan pintu utama, aku mengetuk kaca pintu depan karena pintu mobil terkunci. Marcus buru-buru membuka kunci lalu menarikku masuk.

"Separah apa?" tanyanya.
"Apa sangat buruk?" timpal Vincent, mungkin karena terlalu lama menungguku mereka terlihat begitu tegang.
"Tidak tahu. Aku belum melihat apa-apa."
"Jerome-ssi sekarang bukan waktunya bercanda!" teriak Vincent.
"Tapi aku punya hal yang lebih baik. Wait..."

Aku membuka sedikit pintu mobil, lalu mengeluarkan sebelah lenganku untuk memberitahu L 407 yang tadi bersembunyi di belakang mobil untuk mendekat. Aku menyuruhnya masuk, dan duduk di jok belakang bersama Vincent.
Tapi saat dia masuk dan duduk tiba-tiba Vincent mengacungkan dagger padanya, tapi ia malah tidak bergerak dan hanya menatap mata Vincent.

"Vincent sabar dulu, turunkan senjatamu!" perintahku.
"Siapa dia?! Salah satu dari robot jahat L?"
"Tenang dulu, kita akan membicarakannya baik-baik."

Vincent berusaha men-stabilkan nafasnya yang terengah tadi, dan menurunkan senjatanya. Aku lega Marcus masih bisa menahan marahnya, walaupun aku tahu ia sudah hampir mendidih.

"Sepertinya kalian tidak nyaman satu sama lain." aku menoleh ke arah Marcus. "Lebih baik kita kembali bertukar tempat."
"Kita pergi?"
"Kau pindah ke belakang, biar dia duduk disampingku."

Aku memutar balik mobil dan pergi ke sebuah rumah modern yang tak berpenghuni. Aku takut jika kembali ke rumah para penjaga itu masih disana.
Kami duduk d sofa yang mengelilingi meja kecil, sambil menunggu Vincent yang sedang membuat mie instan kami bertiga duduk kaku tanpa suara. Rasanya beberapa pertanyaan frontal yang ingin kukeluarkan kini tersendat dan mencekik tenggorokkanku.

"Eumm..L 240 .. Kau?" kataku tergagap berusaha membuka pembicaraan.
"Panggil saja Andrew.. Andrew Choi."
"Kau punya nama seperti itu?"
"Well, aku tidak tahu harus mulai dari mana."
Aku dan Marcus bertukar pandang, "Dari mana kau dapat nama itu?" aku bertanya duluan, apakah sama sepertiku yang mengarang nama sendiri.
"Prof. Kim yang memberiku nama itu."
"Prof. Kim?"
"Aku tidak dapat menyebarkan namanya begitu saja. Tapi aku bisa memberitahu siapa dia." aku menunggu. "Dia adalah orang yang menciptakanku... Berbeda. Dilihat dari sisi L Company ia pemberontak, dia ingin mengembalikan kedamaian dengan menciptakanku."
"Dimana dia sekarang?" tanya Marcus.
"Ia aman di L Company, identitasnya belum terbongkar."
"Apa dia orang yang berbicara padamu tadi?"
"Benar, kau sudah melihatnya." ia menggerakan jemarinya yang belum tertutup kulit layaknya wajahnya, jemarinya masih jemari robot walaupun sudah dapat bergerak dengan sempurna. "Aku disembunyikan di lantai bawah, kau lihat kan tadi disana sepi? Karena penjagaan ketat ada di lantai dua. Sengaja mereka membuatnya begitu agar penyusup tidak mudah melarikan diri."

Obrolan kami lumayan panjang, sampai akhirnya Vincent datang sambil membawa nampan dengan 4 mangkuk ramen diatasnya.

"Aku tidak tahu apa kau makan, tapi silahkan." kata Vincent pada Andrew.
Benar juga kata Vincent, "Apa kau makan?" tanyaku.
"Bahan bakar organik." jawabnya singkat.
"Kau sama sepertiku..." aku mengalihkan pandangan ke Marcus. "Jangan-jangan..."
"Apa? Tidak mungkin aku yang menciptakannya, walaupun aku menyamarkan namaku aku tidak akan memakai marga 'Kim'." tolaknya, "Apa kau bisa merasakan makananmu?"
"Tidak."
"Lihat?!" ujar Marcus, "Sedangkan kau bisa Jerome-ssi."
"Lebih baik segera habiskan makanan kalian lalu segera menyusun rencana melumpuhkan L Company." perintah Vincent.

Kami hanya diam sambil menghabiskan ramen kami masing-masing. Aku benar-benar terisi penuh sekarang. Marcus tidak menghabiskan makanannya, mungkin ia terlalu muak untuk mencerna makanannya sekarang.

"Andrew-ssi, apa kau punya kekuatan?"
"Sedikit. Aku punya jet pack, dan pistol laser, juga bisa lari dengan kecepatan 120 km per jam."
"Jadi bagaimana caranya kita masuk?" tanya Marcus buru-buru.
"Seperti yang kubilang tadi pengamanan mereka dimulai dari lantai dua di setiap sudut, tangga darurat, lift, dan ventilasi. Beberapa pintu juga dilengkapi dengan pengamanan ketat. Kita bisa masuk dengan pemindai retina dan ID Card."
"Itu pasti sulit." Keluh Vincent.
"Prof. Kim pasti bisa membantu kita masuk." kata Marcus.

Prof. Kim tidak diperbolehkan keluar, lebih tepatnya profesor dan para staff tidak diizinkan keluar kecuali para robot. Jadi, satu-satunya cara yang aku pikirkan adalah kita harus kembali kesana dan menemui Prof. Kim secara langsung. Dan tanpa basa-basi mereka semua lanakutgsung setuju.
Andrew menuntun kami melewati lorong lantai satu menuju tempat persembunyiannya dengan cepat. Aku membayangkan dinding-dinding lorong seakan dapat menelan kami kapan saja, baja yang melapisi dinding sudah berkarat juga menghasilkan bau yang tidak enak.

“Disini!” suara Andrew menyadarkanku.

            Kami masuk. Dan alangkah terkejutnya aku didalam sana berantakan bukan main, cepet-cepat aku menatap Andrew yang terlihat kebingungan.

“Emm.. Sorry, tidak ada waktu untuk bersih-bersih.” ia melirik arloji di pergelangan tangan robotnya, “Aku akan ke atas memanggil Profesor Kim. Kalian tunggu dulu disini!”
“Tapi, apa kau bisa kesana?”
“Oh, iya aku lupa…” ia melepaskan kulit wajahnya, lalu menampakkan wajah yang lain yaitu wajah berwarna abu-abu dan agak mengkilap. Benar wajah robot, aku belum pernah mencoba melepas kulit wajahku. Takutnya aku tidak bisa memasangnya kembali.

            Andrew juga mengubah warna matanya, sekarang ia terlihat mirip dengan robot-robot biasa yang harus kami lakukan selama menunggu.

. . . . . .

“Jerome-ssi…” suara berat yang terdengar sedih membuatku menoleh seketika, “Apa kau yakin Andrew…” Marcus berbicara tanpa memandangku, juga tangannya sibuk memutar-mutar kotak rubik. “Hmm.. ya, maksudku. Apa Andrew yakin akan membantu kita?”
“Kelihatannya kau mulai sensitif ya?” cibirku, ia tersenyum menarik sedikit sudut bibirnya. “Tenang saja, aku rasa Andrew tidak apa. Bukankah beruntung kita memilikinya?”
“. . . .”
“Huft, sebenarnya siapa sih yang menyebabkan semua ini terjadi? Aku tidak suka badanku kotor begini!” Keluh Vincent.
Marcus menoleh cepat setelah Vincent menyelesaikan perkataannya. “Vincent-ssi!”
“Oh, iya.. Sorry.” Sambil mengatakannya Vincent menempelkan ujung-ujung jarinnya ke bibir tipisnya. “Harusnya kau buat penemuan lain saja, misalnya alat rumah tangga otomatis?”

            Marcus menggelengkan kepalanya sambil tertunduk lesu.
            Aku ingin bilang bukan sepenuhnya Marcus atau ciptaannya, aku, yang menyebabkan ini semua terjadi. Tapi kalau aku bilang L Company-lah yang menyebabkan ini semua, bisa-bisa kami tidak akan bisa melanjutkan misi kami, dan hanya mati sia-sia.
            Yang pernah aku dengar dari Prof. Marcus saat itu hanyalah, bahwa L Company mengincarnya untuk dapat membuat robot dengan sempurna juga di lengkapi dengan persenjataan hebat yang tersembunyi. Tapi Prof. Marcus menolaknya, dan tidak lama setelah itu L Company dapat membuat tentara robotnya sendiri. Walaupun belum sempurna tapi cukup untuk menghancurkan sebuah lab kecil di pinggir kota. Ya, lab dimana aku dibuat.

“Marcus-ssi…” panggilku, ia menoleh singkat karena masih menyibukkan mata, tangan dan otaknya untuk memutar-mutar kotak rubik. “Apa kau…” aku tidak tahan ingin mengucapkan apa yang barusan aku pikirkan, aku mencoba keras untuk menahannya.
“Apa? Ada yang kau inginkan?” ia menghentikan jemarinya, dan segera menatapku.
“Kemarikan!” aku merebut rubik yang belum selesai dari tangannya. “Aku kesal melihatmu tidak bisa menyelesaikan rubik 3x3. Seorang profesor tidak boleh begini, kau harus mengasah otakmu kembali. FOKUS!” kataku marah.
“Jerome, are you okay?” tanya Vincent gelisah, “Perlu aku carikan air dingin?”
Aku mengembalikan rubik yang telah selesai kembali ke Marcus yang terlihat sedikit shock, lalu aku menghela nafas “Thanks, tidak apa aku hanya stress cerita ini belum terlihat ujungnya.”
“Apa karena perkataanku tadi?”
“Ah bukan, sudah tidak apa. Jangan dipikirkan!” kataku yang saat ini sudah lebih lunak.

            ‘BRAKK!’
            Pintu lab dibanting, lalu menampilkan dua wujud manusia yang tampak asing.

“Maaf mengagetkan kalian, ini…”
“Tunggu dulu!” sela Vincent, “Andrew-ssi, bisa tolong kenakan kembali kulit wajahmu? Melihatmu begitu membuatku tidak nyaman.”

            Andrew menurut, ia mendekati meja dimana aku duduk dan sambil memakai, umm… ya, wajahnya ia menunjuk seorang pria bersurai hitam, memakai kacamata juga mantel putih ala dokter. “Itu Prof. Kim.”
Orang yang ditunjuk Prof. Kim tadi mendekatiku lalu mengulurkan tangan kanannya, “Halo,” ucapnya ramah.
“Hm, ya apa kabar?” balasku kaku.
“Jadi kalian akan membantu kami?” kata Prof. Kim langsung ke inti permasalahan.
“Sebenarnya kami-lah yang mengharapkan bantuan kalian.”
“Begitukah?” ia membenarkan letak kacamatanya, “Aku bingung harus mulai dari mana…”
“Apa kita punya banyak waktu?” ujar Marcus yang sedari tadi menempel di pojok ruangan.
“Hm, lumayan ban…” Prof. Kibum meliriknya, “Oh my… Prof… professor… Marcus! Benar itu kau?!” wajah Prof. Kim memerah saat berusaha mendekati Marcus, tangannya juga bergetar. “Marcus?!”
“Kau mengenalku?”


. . . . . . . . .
~TBC~
TAKE OUT WITH FULL CREDIT!
Thank's For Reading and RCL Please
^_^

story and cover by @MarthAngel1004 / marthasc_143@yahoo.co.id
cr : martha-kpop.blogspot.com

Read More..