Senin, 28 Mei 2012

Super Junior Fanfict : RAINBOW part 2

Super Junior FF cover Rainbow



Genre : Yaoi, Romance, Family
Language : Bahasa Indonesia, English, Korean
Rated : T
Cast :
Sungmin
Cho Kyuhyun
Choi Siwon
Kibum
Donghae
Eunhyuk
Kangin
Leeteuk
Support Cast :
Shindong
Yesung
Ryeowook
Author : @MarthAngel1004


Kyuhyun melepas kacamata Sungmin dan menaruhnya di samping dimana mereka duduk bersama, berdua, di ruang olahraga. Belum sempat menuntaskan niatnya, Kyuhyun tersentak oleh suatu bunyi, begitupun dengan Sungmin yang sedari tadi hanya diam.

‘CEKLERK!’ seseorang datang, Kyuhyun buru-buru menarik Sungmin untuk mecari tempat sembunyi, tapi sayangnya sudah terlambat. Orang itu sudah melihat mereka berdua walaupun dari jarak yang tidak dekat.

“YA! Apa yang kalian berdua lakukan disini?” guru Olahraga itu, Shindong-nim bertanya dengan nada agak marah.
Kyuhyun menghentikan langkahnya dan berbalik, dengan gugup ia berusaha menjawab “A.. itu Shindong-nim..”
“Apa?!” desak Shindong-nim.
“Kami disuruh mengambil bola untuk olah raga.” Jawab Kyuhyun bohong.
“Ooh begitu, kau pintar sekali Kyuhyun-ah.” Puji Shindong-nim, “Tapi... kalau untuk olahraga, siapa yang menyuruhmu? Aku guru kalian!”
Kyuhyun menundukkan kepalanya, “Tidak pak, sebenarnya kami hanya mencari tempat sepi.” Aku Sungmin.
“MWO? Tempat sepi? Buat apa? Kalian...”
Kyuhyun kaget mendengar pengakuan Sungmin. “Sungmin-ah!”
“Iya pak, aku ingin menunjukkan sesuatu padanya.” Sungmin merogoh tas ranselnya “Ini!” Sungmin mengeluarkan seekor kodok yang lumayan besar yang kini berada ditangannya.

Kyuhyun bergidik dan berlari ke belakang ring basket dan memeluknya setelah melihat dengan jelas apa yang dipegang Sungmin, sedangkan Sungmin tertawa lebar. Juga Shindong-nim tersenyum tapi dengan wajah tidak sukanya.

“Kau ini Sungmin... Sudah ayo keluar! Jangan disini lama-lama dan melakukan hal yang tidak-tidak.” Sungmin maju selangkah, “Eishh.. Tunggu, biar aku keluar dulu. Baru kau keluar setelah aku pergi.” Guru olahraga bertubuh besar itupun berbalik dengan gemetar.
Sungmin tertawa kecil, “Ahaha, dasar payah.”
“Sungmin-ah!” kata Kyuhyun yang masih tetap tidak merubah posisi sebelumnya.
Sungmin menoleh pelan “Ne?”
“Sing... singkirkan benda.. itu.”
“Apa? Maksudmu, ini?” Sungmin kembali mengacungkan kodoknya utuk memastikan yang ada ditangannya itulah yang Kyuhyun maksud.
“Aisshh, ANDWAEEE!!!” teriak Kyuhyun.
“Hehe, arraseo.” Akhirnya Sungmin memasukan kodoknya kembali ke ransel pink-nya. “Sudah, ayo Kyuhyun kemari.”

            Perlahan-lahan Kyuhyun melepas pegangannya dari tiang ring, dan dengan takut-takut berjalan pelah ke arah Sungmin. Karena terlalu lama Sungmin berbalik berlari ke arah Kyuhyun dan memeluknya.

“Gwaenchana, sudah tidak kupegang lagi.”
“Iya tapi tetap saja...” kata Kyuhyun cemberut.
“Tapi itu peliharaanku. Apa aneh?”
Kyuhyun mengangguk lemah “Hm, kenapa harus itu?” bahkan Kyuhyun takut menyebut nama benda itu. “Apa dia punya nama?”
“Tentu. Namanya Kyuhyunnie” ujar Sungmin girang.
“Mwo? Naega?! Kenapa nama itu.” Protes Kyuhyun.
“Karena aku suka padamu.”
Kyuhyun berkedip cepat dengan linglung “Eh? Apa, bisa kau ulangi! Aku tidak mendengarnya.”
Sungmin mendekatkan mulutnya ke telinga Kyuhyun“Nan Johayo... Saranghae.”
Kini Kyuhyun tidak berkedip, “Aigo,” Sungmin mengecup pipi Kyuhyun singkat.

Kyuhyun memegang pipinya yang memerah dengan telapak tangannya ditambah mata dan mulutnya yang terbuka lebar seperti habis melihat sesuatu yang mengerikan, lalu perlahan menggerakkan kepalanya untuk melihat Sungmin. Dan sekejap saja Kyuhyun langsung menghentakkan kakinya bergantian dengan cepat sehinga membuat tubuh tingginya itu bergetar lucu.

“Curaaanngggg.... Harusnya aku yang melakukan itu tadi!” Kyuhyun menunjuk ransel Sungmin, “Ini semua gara-gara KODOKmu itu!”

‘KROOKKK!!!’ geram si Kodok,

Kyuhyun kembali melopat kebelakang setelah mendengar suara itu, juga dengan lengan yang menghalangi wajahnya untuk melindungi diri.

“Ah kau ini, kajja. Nanti kita dimarahi Shindong-nim lagi.”
“A.. arasseo. Ka.. kajja.”

            Mereka berjalan berua berdampingan, sambil merangkul bahu Sungmin Kyuhyun berjalan pelan dengan waspada. Sesekalinya kodok itu berbunyi keras, dengan cepat Kyuhyun langsung melepaskan rangkulannya, tapi dengan cepat juga Sungmin buru-buru menarik tangan Kyuhyun lalu mengembalikan kebahunya  lagi. Hal itu dibalas dengan senyum pasrah dari Kyuhyun.

. . . . . . . . .

            Sementara itu Dr. Kibum kembali ke klinik UKS setelah setesai dengan urusannya dengan Siwon yang dibilangnya tadi, sambil menyeka keringat didahinya  ia membating tubuhnya ke kursi tempat ia biasa duduk.

“Dasar Siwon-ssi, awas ya kau!” Dr. Kibum membuka jas Dokternya dan menggantungnya, “Loh, kemana Hyukkie? Hehe, dasar anak-anak. Susah diatur.”

‘Tok tok!’ seseorang mengetuk pintu klinik dari luar. Dr. Kibum mendekat lalu membukanya. Ternyata Choi Siwon seongseunim.

“Siwon-ssi, ada apa lagi? Tadi kan aku sudah menghampirimu.”
“Kepalaku sakit.” Keluh Siwon seraya memegang kepalanya.
“Apa? Tadi sakit perut. Dan sekarang kau mengeluh sakit kepala?!” Protes Kibum “Kalau sakit pulanglah, atau kau bisa tidur disini.” Pertintahnya lagi.
Siwon masuk dan segera membaringkan badannya di kasur, lalu Kibum menggelengkan kepalannya sambil mendesah. “Baiklah, aku tinggal dulu ya? Aku mau keluar makan siang. Kau tidur saja dulu.”
“Tunggu!” teriak Siwon.
Kibum membalikkan tubuhnya “Apa lagi?” ia menghampiri Siwon dan berdiri disamping tempat tidur. “Apa kau mau aku belikan sesuatu?”
“Kepalaku sakit.”
“Iya aku tahu itu, sudahlah aku mau keluar dulu.”
“Mau apa?”
“Mau merokok!” jawab Kibum asal-asalan.
Siwon bangun dari posisi tidurnya “APA?! Kau merokok?!”
“Tentu saja tidak, habis kau membuatku kesal terus. Lagipula kan aku bilang tadi sudah bilang mau makan siang. Balas Kibum dengan tatapan ‘dasar bodoh’ pada Siwon.
Wajah Siwon mulai tenang “Oh.. maaf kalau begitu.” Siwon meraih tangan Kibum “Aku hanya mau bilang kepalaku sakit.” Kibum mengerlingkan matanya, “Kepalaku sakit karena terus memikirkanmu.”

Kibum terdiam lama, sampai akhirnya tawa meledak dari mulutnya. Sampai-sampai ia memegangi perutnya yang tak sanggup menahan tawa. Siwon hanya diam dan menatap Kibum dengan heran sampai dia kesal dan mendorong Kibum ke pojok tembok, dan Kibum berhenti tertawa seketika.

“Apa itu lucu?” Tanya Siwon dingin.
“Tidak.” Balas Kibum singkat.
“Lalu kenapa kau tertawa.”
Kibum mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya. “Mungkin ada gas tertawa disini, yang aku pikir mungkin itu keluar dari mulutmu.”
Siwon mengalihkan pandangannya lalu meniupkan nafas pendek ke telapak tangannya yang terlungkup, “Haha, lucu sekali Kibum-ssi.”

Kibum melepas kacamata yang membuat Siwon kaget. Dengan gerakan lambat lengan Kibum perlahan bergerak mengitari pinggang Siwon dan menariknya tubuhnya mendekat, tapi tangan Siwon menahannya, tangan yang kini ada dikedua sisi wajah Kibum itu membuat mereka tidak saling bersentuhan.

“Kau tahu?”
“Apa?”
“Siwon-ssi, kau…”
“Kibum. Atau harus kupanggil Dokter Kim? Tolong izinkan aku menceritakan sebuah kisah tentang satu cinta. Cinta antara aku dan kau. Gunakan imajinasimu. Bayangkan aku raja dan kau ratunya, di sebuah kerajaan kita membuat kisah cinta kita, dan keajaiban. Kita akan memiliki cinta dengan seluruh cinta kita.”
Kibum menatap Siwon tepat di matanya, “Siwon-ssi...” air mata meluncur di pipi Kibum, “Kau...” kini terdengar isak.

            Tanpa basa-basi Siwon membalas pelukan Kibum tadi dan berpelukan hangat dan lama. Dunia hanya milik mereka berdua. Pintu sedikit terbuka, ada seseorang mengintip disana sambil berbisk pelan saat orang yang dicarinya tadi terlihat sedang sibuk dengan orang lain.

“Hm Siwon-ssi Fighting.” Bisik Yesung-nim sambil tersenyum kecil.

            Yesung kembali menutup pintu dan berbalik. Kembali memasukkan satu tangan ke saku kanannya sambil berjalan pelan dikoridor. Orang ini, Yesung, terlihat muram sambil berjalan setelah apa yang dilihatnnya tadi. Sambil terus menerus melihat jam tangannya, hatinya juga terus berbicara.

‘Hahh... Aku mendukungnya? Lalu bagaimana denganku? Sayang sekali aku tidak masuk ke sekolah biasa yang ada guru wanitanya. Umurku ini sudah dampir kepala tiga, aku kan tampan. Semua pria disini bahkan bilang begitu, masa tidak pernah ada yang melirikku?
Tunggu, ada! Tukang sapu sekolah! Ishh... Aku bisa gila, masa hanya untuk mencari jodohku aku harus melompati pagar sekolah, untuk sampai di asrama wanita? Itu kan tidak mungkin!’

“Yesung-nim!!!”  ada suara dari belakang punggung Yesung.
Yesung berbalik, “Eh, Ryeowookie. Ada apa?”
“Itu... Ada....!” jawab murid bernama Ryeowook itu sambil menunjuk-nunjuk kebelakangnya.
“Apa? Kenapa?”
Ryeowook memeluk Yesung, “Ada Hantuuuuu~”
“Hantu?” Yesung mengacak rambut Ryeowook, “Yang benar saja? Ini jam 2 siang.”
“A.. Ada, mereka, mengikutiku.”
Yesung melepaskan pelukan Ryeowook “Mereka?”. ‘Dasar berandalan itu, tidak bosan-bosan mengarjai murid terbaikku ya!’ batin Yesung “Biar kuhajar mereka!”
Ryeowook kembali memeluk Yesung “Andwae, aku tidak mau Yesung-nim kenapa-napa.”
Yesung langsung mengurungkan niatnya saat airmata Ryeowook mulai mengalir ‘Hm, mungkin lain kali. Lihat saja, mereka tidak akan bisa melangkahi takdir mereka yang aku buat!’. Batin Yesung lagi
 “Baiklah. Kalau begitu hentikan air matamu ya?” Ryeowook mengusap kedua matanya dengan cepat. “Bagus. Sekarang apa kau mau cokelat?” Ryeowook mengangguk dan Yesung membawanya ke kantornya.

…..

            Jam lima sore keenam anak popular itu sudah berkumpul di depan pintu asrama, berdiri lama sambil memeikirkan sesuatu. Sesuatu yang salah.

“Kenapa.. kita hanya berdiri disini?” Tanya Sungmin polos.
“Hmm.. aku rasa ada yang tidak beres.” Tanpa menoleh Kyuhyun menjawab.
“Apa?”
Sekarang Kyuhyun memutar badannya ke arah Sungmin Sepertinya kamar kita harus diubah.
“Diubah bagaimana?” tanya Sungmin lagi.
“Apa kau tidak mau sekamar denganku?” Sungmin mengangguk, lalu Kyuhyun memutar lagi tubuhnya menghadap pintu, “Kita harus mengajukan permintaan pada kepala asrama.”
Donghae menengok cepat “Tidak mau!” serentak semuanya mengalihkan pandangan pada Donghae “Eum.. maksudku. Kalian tahu kan, kepala asrama itu galak.”
Eunhyuk mengangguk “Itu benar.” Eunhyuk mengedarkan pandangannya “Apa diantara kalian ada berani bilang? Kyuhyun-ssi?”
“Nae? Kupikir kita harus melakukannya bersama-sama.”
Kangin melepaskan tangan Leeteuk yang sedari tadi menggantung di lengannya “Tapi... kalau kupikir. Bukannya lebih seru kalau seperti ini?”
“Maksudmu?” tanya Leeteuk.
“Ya~ kalau aku pasti akan bosan melihat dia terus setiap hari dan setiap detik, sama dengan kita melihat asrama wanita itu setiap hari.” Kangin menggelengkan kepalanya “Apa kalian tidak?”

            Semuanya mengangguk setuju, dan berbaris segera untuk masuk kedalam kamar. Tapi Leetuk tetap tidak mau melepaskan tangannya.

“Tapi aku masih mau bersamamu...” rengeknya.
“Besok.”
“Aniya... Aku tidak ma...hmph..” Kangin menutup mulut Leeteuk dengan telapak tangan kanannya.
“Maaf, tapi ini koridor asrama. Kau mau kita mati bersama sekarang?” Leteuk menggeleng. “Baiklah,” Kangin membebaskan mulut Leeteuk “Kalau begitu sampai besok!” Kangin membuka pintu, dan setelah mendapat lambaian dari Leeteuk ia menutup pintu.

           Leeteuk dengan setia tetap melambaikan tangannya pada pintu yang didalamnya ada Kangin disana, sambil tetap melambai Leeteuk melangkah maju menutu pintunya tapi ‘BRAKK!’ Leeteuk menabrak pintu, karena kaget dengan rasa marah Leeteuk memukul pintu itu.
            Eunhyuk membuka pintu dan mendapati Leeteuk menunduk sambil memegangi telapak tangannya. Kemudian dengan cepat Eunhyuk menarik syal putih Leeteuk dengan kasar dan membawanya masuk.

Setelah selesai mengganti seragamnya dengan piyama Leeteuk langsung membanting badannya ke kasur. “Ahh.. nyaman sekali.” Teriaknya.
“Ya! Waeyo?” Tanya Eunhyuk yang terbangun oleh teriakan Leeteuk.
Leeteuk mendekatkan badannya ke pinggir kasur yang bersebrangan dengan kasur Eunhyuk. “Kau tahu tidak? Kangin. Dia suka padaku!” ujar Leeteuk girang.
“Memangnya apa yang dia katakan padamu?”
Benar kau mau tahu? Tapi kau kan suka membocorkan rahasia!
“Yasudah kalau tidak mau beritahu.” Eunhyuk membalikkan badannya menghadap tembok dan dengan cepat menarik selimut sampai menutupi kepalanya.
“Aish.. YA! Lee Hyukjae!” Leeteuk melemparnya dengan kaus kaki abu-abu miliknya “Dengarkan aku!”
Eunhyuk mengeluarkan kepalanya dari selimut “Katanya aku suka membocorkan rahasia.”
“Iya itu memang benar, makanya kita harus membu....” Eunhyuk kembali memasukkan kepalanya “YA!” kali ini Eunhyuk hanya memperlihatkan sebatas matanya “Tapi janji jangan memberitahu siapapun.” Kata Leeteuk cepat.
“Jadi apa?”
“Janji dulu!” tawar Leeteuk.
“Ya baiklah.”
“Baiklah apa?”
“Ish kau ini bawel sekali. Iya, aku janji tidak akan beritahu siapapun.”
Leeteuk mengangguk lalu tersenyum. “Kangin bilang dihatinya hanya ada aku dan, ia juga mencium dahiku!” lalu ia tertawa dan dengan cepat menutupi seluruh badannya dengan selimut tebalnya.
“Ish, hanya begitu?! Kau mau mati ya?!” ancam Eunhyuk dengan tinjunya. “Kau tahu! Punyaku dan Donghae lebih hebat dari punya kalian!” karena Leetuk tetap tidak bergerak dan hanya terdengar tawa kecil Eunhyuk melemparnya dengan buku kemudian langsung pergi tidur.

~TBC~
Read More..

Jumat, 25 Mei 2012

Super Junior Fanfict : RAINBOW part 1


Suju FF Rainbow


Genre : Yaoi, Romance, Family
Language : Bahasa Indonesia, English, Korean
Rated : T
Main Cast :
Lee Donghae
Lee Hyukjae / Eunhyuk
Leeteuk
Kangin
Sungmin
Cho Kyuhyun
Support Cast :
Choi Siwon as Seongseunim
Yesung
Kibum
Author : @MarthAngel1004

School of Korean Boys, Seoul...
Adalah sekolah kelas atas yang berpenghuni semua murid laki-laki. Sekolah ini juga sebagai tempat tinggal para siswa untuk 5 tahun kedepan sampai mereka lulus. Disinilah kisah anak-anak nakal, lugu, dan lucu mulai berawal, sampai waktunya mereka dewasa nanti.

            ‘TENG.. TENG... TENG.. ’ bel sekolah sudah menggema di seluruh asrama, saatnya bangun pagi.

            Kamar 101...
“Aishh, apa sih?” protes seorang namja dengan piama kuningnya sambil menutup telinganya dengan bantal berusaha kembali tidur.
“Hei, ayo cepat bangun. Kau bisa ketinggalan pelajaran nanti.” Sahut teman sekamarnya yang sudah hampir menyelesaikan simpul dasinya.
“Aku akan datang terlambat!”
“Terserah saja.”

            Dikamar yang lainnya... Nomer 102
“Kau bangun pagi?” tanya namja yang masih terduduk lemas dikasurnya sambil mengusap matanya.
“Hm... ayo, kau kesekolah hari ini kan?” tanya namja dengan kacamata frame pink-nya.
“Oke, kau duluan saja.” Balasnya sambil segera masuk ke kamar mandi.
“Jangan terlambat ya!” namja yang masuk ke kamar mandi itu melambaikan tangannya.

            Dan 103...
Kamarnya sudah kosong. Kamar ini ditingalkan begitu saja, barang-barang berserakan dimana-mana dan juga tercium aroma yang sangat tidak menyenangkan. Dua siswa ini memang... rajin.

            Pukul 08.30 bel tanda masuk kelas sudah berdering nyaring. Siswa berebutan buru-buru masuk kelas. Namja dengan kacamata frame pinknya masuk sambil mendekap beberapa buku tebal, disusul namja dengan syal dan blazer putihnya juga satunya lagi yang terllihat tidak bersemangat. Kemudian mereka duduk di jarak yang berdekatan.

“Baiklah sekarang berdo...”
“Maaf pak, saya terlambat.” Sahut seseorang dari luar.
Siwon Seongseunim menggelengkan kepala“Lee.. Hyuk... Jae.. Kau!”
“Maaf pak, tapi anda boleh memanggilku Eunhyuk.”
Siwon mengambil secarik kertas dan menggulungnya ‘PLAKK!!’ mendarat tepat di kepala Eunhyuk. “Ini sudah yang ke 3 kalinya Lee Hyuk Jae! Awas kalau sampai...” Siwon mendesah, “Sudah duduk sana!”

            Eunhyuk melangkah perlahan dan duduk disamping Namja bersyal putih, Leeteuk. Eunhyuk langsung menundukan kepalanya dengan santai sementara Leeteuk memperhatikannya.
            Pelajaran dimulai. Pelajaran Fisika, dibimbing Choi Siwon seongseunim. Namja dengan kacamata Pink-nya, Sungmin sesekali melirik Cho Kyuhyun yang duduk dibelakangnya bersama Lee Donghae. Kyuhyun dan Donghaelah yang meninggalkan kamar mereka berantakan, mereka seringkali sengaja bangun pagi untuk mengintip asrama perempuan disebelah.
            Kangin, teman sekamar sekaligus teman sebangku Sungmin memperhatikan pelajaran dengan kepala kosong, tapi sesekali mengangguk pelan agar tidak dicurigai dan biasanya besok Leeteuk akan memberikan catatan dan jawaban PR pada Kangin, tapi Kangin pasti dengan tegas menolaknya.
            Pelajaran selesai, mereka berenam berjalan keluar bersamaan. Mereka semua memang teman baik dan juga terkenal disekolah karena ketampanan mereka. Tapi sayang mereka tidak terlalu baik dengan teman sekamarnya masing-masing. Saat istirahat dan saat akan pulang ke asrama Leetek pasti akan mengikuti Kangin sampai pintu kamarnya, begitu juga Kyuhyun yang suka iseng terhadap Sungmin. Lalu Donghae pasti akan menghibur Eunhyuk yang lesu setelah dimarahi Seongseunim.

“Kangin-ah, ini.” Leeteuk menyodorkan sebuah buku. “Apa kali ini kau akan mengambilnya?”
Kangin mengusap hidungya, “Mungkin tidak, gomawo.”
“Bagaimana kalau kita pergi makan? Aku buat bekal untukmu.” Goda Leeteuk lagi, kali ini sambil memeluk lengan Kangin.

Kangin mengerlingkan matanya kemudian menunduk tanda menyerah. Leeteuk tahu itu dan segera menyeret Kangin ke atap. Sementara yang lainnya menatap heran terhadap Kangin yang biasanya akan menolak walaupun dibujuk sekeras apapun.

“Kenapa disini?”
“Bukankah kau senang?” Leeteuk merubah nada suaranya, “Kau kan suka melihat gadis asrama sebelah dari sini kan?” nadanya ceria tapi terdengar menyedihkan.
Kangin memandang kesekeliling “Tidak lagi.” Jawabnya singkat “Tidak. Aku sudah bosan dengan mereka.”
“Jeongmal?” tanya Leeteuk tidak percaya.
“Ia benar...”
“Bosan?” tanya Leeteuk lagi memastikan, “Wae?”
“Karena aku sudah ada seseorang dihatiku.”
Leeteuk kembali menundukkan kepalanya, “Oh, benarkah?” ia mengecilkan volume suaranya, “Kalau aku boleh tahu, siapa dia?”
“Angkat kepalamu?”
“Ne?” Leeteuk mengangkat kepanya karena kaget.

            Tanpa peringatan apapun Kangin langsung mengecup lembut dahi Leeteuk, hanya sebentar tapi sangat berarti. Leeteuk tak mampu berkedip, ia malah bengong sampai Kangin berhasil menyadarkannya saat diguncang beberapa kali.

“Kau tidak suka?” tanya Kangin datar.
“A.. Anu.. Bukan, hanya saja...”
“Apa?”
“Apa orang yang ada dihatimu itu...” Leeteuk tidak menyelesaikan kata-katanya.
“Ne. Neoya.”
Leeteuk menundukan kepalanya dan tersenyum tipis, “Aku senang...” lalu Leeteuk memeluk Kangin.

            Sementara itu masih di Koridor sekolah Kyuhyun, Sungmin, Eunhyuk dan Donghae berbincang-bincang dengan kaku. Sambil melamun Eunhyuk menundukkan kepalanya sambil terus mengikuti langkah teman-temannya, tapi tiba-tiba.

‘DUK!’

            Eunhyuk terbanting ke lantai, berusaha menyadari dulu apa yang terjadi sementara Donghae datang untuk meolongnya berdiri. Kemudian dengan marah ia mengusap kepalanya yang terbentur pintu kelas yang baru saja dibuka oleh seorang guru paling misterius disekolah. Kim Jong Woon.

“Oh, maafkan aku. Kau tidak apa-apa?”
“Cih, dasar...” ujar Eunhyuk pelan.
“Maaf, apa yang kau katakan barusan?”
“Hahaha, sudah pak ini tidak apa-apa. Aku yang akan mengobatinya, tenang saja. Sekarang Bapak boleh kembali beraktivitas.” jawab Donghae balak-blakan.
“Baiklah, kalau begitu ini.” Guru seni yang biasa dipanggil Yesung-ssi karena suara merdunya itu mengeluarkan lembarang uang dari kantong Jas hitamnya. “Pergilah beli obat!”

            Eunhyuk sama sekali tidak suka dengan guru ini, dan tanpa pikir panjang menepis tangan Yesung dan berjalan cepat menjauh dari sana. Donghae yang bingung memutuskan mengejar Eunhyuk setelah menunduk kaku pada Yesung Seongseunim. Kyuhyun dan Sungminpun melakukan hal yang sama. Yesung tersenyum sinis, dan setelah memasukkan uangnya kembali ia berjalan menuju ruang guru.
            Lalu mereka berempat berkumpul di samping lapangan dan mengikuti Eunhyuk duduk di bangku taman.

“Aisshhh... Dasar menyebalkan!” protes Eunhyuk masih dengan telapak tangan didahinya. “Bagaimana bisa ada orang seperti itu?!”
“Sudahlah jangan mengomel terus,” Sungmin memberikan kantong es pada Eunhyuk, tapi Eunhyuk tidak menggerakan tangannya sama sekali.
Donghae mengambil kantong es itu dan bilang pada Sungmin pelan “Gomawo.” Lalu kembali menatap Eunhyuk, “Sudah kan ada aku, jadi kau tidak perlu cemas.” Kata Donghae sambil mengompres dahi Eunhyuk dengan es.

            Semuanya dengan cepat menatap Donghae dengan heran.

“Apa maksudmu, sudah ada kau?” tanya Kyuhyun.
“Ye? Ah itu...” pikir Donghae “Aku kan temannya dari kecil, masa kubiarkan temanku terluka. Aku pasti melindunginya.”
“Eiiihh, benarkah seperti itu?” desak Kyuhyun.
“Iya benar. Kau mau aku bilang apa?”
“Ah sudah, kalian ini tidak bosan-bosannya berkelahi ya.” Sela Sungmin
“Ah ia baiklah Minnie Ming~” ucap Kyuhyun sambil mencubit pipi Sungmin pelan. “HA! Bagaimana kalau kita bergabung dengan mereka?” tawarnya sambil menunjuk segerombolan siswa yang sedang bermain sepak bola di lapangan.
“Siapa takut!” tantang Donghae.
Eunhyuk memejamkan matanya, “Tidak terimakasih.”
“Ayolah, aku pasti berada di timmu. Kajja!”
“Terserah.” Balas Eunyuk malas.
“Kyuhyun-ah, bolehkah aku ada di timmu?”
“Tentu saja, kau kan cintaku...” Kyuhyun sadar dengan perkataannya barusan, “Ma.. maksudku, kau ini sudah seperti saudaraku. Kau ini... partnerku, YA PARTNERKU!!!” bantah Kyuhyun.
“All right. LET’S GO!!!” teriak semuannya tak terkecuali Eunhyuk.

            Mereka ketengah lapangan dan minta izin pada yang lainnya untuk bergabung. Kyuhyun dengan Sungmin juga tiga orang lainnya, begitu juga dengan Donghae dan Eunhyuk. Mereka saling bertatapan seolah-oleh ini pertandingan untuk kejuaraan dunia.
            Dimulai dari Sungmin yang memberikan bola pada Kyuhyun, dengan cekatan ia menerimanya dan membawa kedepan garis lawan sendirian tapi Donghae berusaha menghalangi. Dengan sigap Kyuhyun melewatinya dan menendang dengan kencang kearah gawang yang dijaga Eunhyuk.

“GOOOLLLL!!!” teriak Kyuhyun sambil mengangkat kedua tangannya.
“Curang! Itu Offside!” protes Donghae.
“Satu - Kosong” kata Kyuhyun pura-pura tidak dengar.
“Ish..”

            Mereka melanjutkan permainan, kali ini Kyuhyun yang mengoper bola ke Sungmin. Sungmin menerimannya, dia maju berusaha memasukkan bola juga bahkan ia juga berhasil melewati Donghae. Tapi saat Sungmin menendang, bola tepat mengarah ke wajah Eunhyuk. Eunhyukpun  jatuh ke tanah.

Semua orang menghampirinya, “Ya Eunhyuk-ah! Gwaenchana?!”

Eunhyuk memegang bagian belakang kepalanya,

“Eunhyuk-ssi, gwaenchana?” kata Sungmin menghampiri Eunhyuk, “Maafkan aku, aku benar-benar tidak sengaja.”

Hidung Eunhyuk mengeluarkan cairan kental berwana merah gelap. Eunhyuk cepat menyadarinya lalu segera mengusapnya dengan lengan baju dan berdiri kemudian pergi menjauh, dengan segera Donghae kembali mengikutinya. Dilapangan, Sungmin yang sangat merasa bersalah karena telah melukai Eunhyuk ditarik pergi oleh Kyuhyun.
Darahnya terus mengalir, jadi Eunhyuk memutuskan pergi ke UKS. Donghae terus saja memegangi lengan Eunhyuk, walaupun Eunhyuk tidak menyukainya tapi ia membiarkannya dan berusaha untuk tidak membuat keributan.

“Hm…” seseorang disana membalikkan badannya. Dia berpakaian putih dengan sepatu hitamnya dia terlihat lebih gagah. Ia juga memakai kacamata frame hitam, dia adalah Dokter disini.
“Dokter, tolong dia.” Teriak Donghae
“Ah, Hyukkie kau kenapa?!” dengan sigap orang itu membawa Eunhyuk ke kasur dan membaringkannya. “Cepat, angkat wajahmu!”
“Kibum-ssi, dia kena bola.” Kata Donghae.
“Benarkah? Waahh…”
“Dan darahnya tidak mau berhenti.” Timpal Eunhyuk.
“Tidak apa, cuaca diluar kan panas jadi wajar saja. Kau hanya perlu istirahat berbaringlah sebentar.”

‘Bip.. Bip.. biiippp~’

“Yeoboseyo?” dokter Kibum mengangkat ponselnya, “Ah~ ye. Aku mengerti, ya. Baiklah”

‘Pip’

“Dok, ringtone ponselmu aneh sekali.” Ledek Donghae
Kibum menatap ponselnya dan tertawa “Haha benarkah? Mungkin kau bisa mendownload yang bagus untukku.” Ia memasukan kembali ponselnya kedalam saku dan mendesah “Anak-anak, aku tinggal dulu ya. Ada panggilan darurat dari Choi Siwon. Dan kau….”
“Lee Donghae.”
“Ne? Oh, Lee Donghae! Kau jaga Hyukkie ya. Aku akan kembali secepatnya.” Lalu, Dr. Kibum segera keluar dan menutup pintu.

            Donghae mendekati Eunhyuk yang sedang berbaring, ternyata ia sudah memejamkan matanya. Donghae memandangi wajah Eunhyuk lama sekali, memperhatikan tiap detailnya sampai akhirnya ia terpusat pada gambaran bibir Eunhyuk.

“Aku pasti sudah gila.” Donghae membuang pandangannya. “Eunhyuk-ah….”

            Donghae menyentuh bibir Eunhyuk dengan jarinya, lalu bergantian sekarang jarinya ada di dagu Eunhyuk. Donghae melontarkan bibirnya perlahan sampai menyentuh bibir pangerannya bak adegan ‘Sleeping Beauty’. Mata Donghae yang tadinya terpejam karena terhanyut tiba-tiba terbuka lebar tatkala tangan Eunhyuk menyentuk kepalannya, Eunhyuk membalas ciuman Donghae.
Sekitar satu menit mereka baru melepaskan ciuman, keduannya saling bertatapan, mata Donghae mulai berkaca-kaca. Eunhyuk bangun dari posisi tidurnya ke posisi duduk dan memeluk Donghae yang sedang menangis.

“Mianhae…” ucap Donghae gemetar.
“Wae?”
“Maaf, aku…”
“Hm, gwaenchana. Aku mengerti. Aku juga begitu, tidak adanya wanita disiini membuatku gila.” Aku Eunhyuk.
“Benarkah? Lalu apa kau tidak marah?”
“Marah, kenapa aku marah?” Tanya Eunhyuk heran “Aku senang, kau bersamaku…”
“Kalau begitu aku juga senang.” Jawab Donghae tersenyum. “Tapi…” wajah Donghae berubah sinis.
“Tapia apa?”
“Kenapa dokter Kim memanggilmu Hyukkie?”
“Haha, kau tidak suka ya?” Donghae menggeleng, “sebenarnya aku sering kesini untuk tidur saat jam pelajaran bahasa Inggris. Kau tahu itu kan? Saat bangun dia langsung membanjiriku dengan pertanyaan yang tentu saja aku malas untuk menjawabnya. Jadi sering kali ia bicara padaku, menceritakan kisah-kisah aneh juga kisah cintanya, dan selalu seperti itu setiap aku datang kesini.”
“Jadi, apa maksudnya.”
Eunhyuk menggaruk kepalanya “Dia hanya menganggapku sebagai teman sekaligus adiknya, jadi kau jangan cemburu.” Eunhyuk mengacak rambut Donghae sambil tersenyum.
“Tapi aku juga ingin memanggilmu seperti ituuuu!” rengek Donghae.
“Tidak boleh!” Donghae kaget dan memutuskan untuk diam, “Tidak boleh sama, kau bisa ciptakan yang lain? Yang lebih bagus.”
Donghae kembali tersenyum “Bagaimana kalau… Eunhyuk Chagi?”
“Hahaha, itu berlebihan.”
“Benar juga, kalau… hmm… Hyukjae?”
“Itukan nama asliku.” Eunhyuk mencubit pipi Donghae.
“Hyukkie?!”

            Eunhyuk bangkit dari kasur dan beranjak ke pintu keluar, dan membukannya. Dikoridor ia berjalan santai dengan kedua tangan terselip di sakunya. Sementara Donghae yang kebingungan kembali hanya mengikuti Eunhyuk. Eunhyuk berbalik tiba-tiba, diam sebentar kemudian tertawa bebas melihat wajah Donghae yang begitu lucu saat bingung. Mereka kembali ke Asrama.

            Sementara itu Kyuhyun membawa Sungmin ke ruang olahraga, Sungmin menangis.

“Gwaenchana?” tanya Kyuhyun pelan, dan Sungmin menggeleng. “Sudahlah, ini tidak sepenuhnya salahmu.”
“Tapi.. Berarti itu tetap salahku.. hiks..”
“Lalu apa yang mau kau lakukan?”
Sungmin menggeleng lagi “Aku.. takut..”
“Kalau begitu,” Kyuhyun mendesah “Eunhyuk tidak seburuk itu, aku yakin dia pasti memaafkanmu.”
“Tapi saat itu, hiks.. disaat Eunhyuk sedang kesal aku malah menendang bola ke wajahnya.”
“Apa kau sengaja?”
“Tentu saja tidak!”
“Aku akan membantumu, tenang saja...”
“Tidak apa, ini masalahku. Kau tidak perlu turun tangan, masalah ini tidak sebesar itu.” Tolak Sungmin.
“Lalu kenapa kau takut? Aku tahu kau pasti hanya akan menghindar darinya. Masalah hanya akan semakin besar Sungmin-ah.”

            Kyuhyun membuat wajah Sungmin yang tertunduk kini menatap ke wajahnya, airmata Sungmin begitu manis saat itu menghiasi wajahnya. Kyuhyun melepas kacamata Sungmin dan menaruhnya di samping dimana mereka duduk bersama, berduaa, di ruang olahraga.

Dan.... 

~TBC~

Read More..