NO SILENT READER!
NOT LIKE DONT READ
MY HOUSE
Main Cast :
Kyuhyun (Super Junior) & Sooyoung
(SNSD)
Support Cast :
Lee Hye Young as Kyuhyun’s Mom, Ryeowook
(SJ), Siwon (SJ), Seohyun (SNSD)
Genre : Romance, Family
Rating : T
Language : Bahasa Indonesia
Language : Bahasa Indonesia
Length : One shoot
(5,327 words)
Warning Typo /.\
Warning Typo /.\
Seorang namja bersetelan jas mewah berjalan
menyusuri luasnya sebuah Mall di Seoul –ibukota dari sebuah negara maju di
belahan bumi bagian Timur. Dengan di ikuti beberapa wanita yang berjajar rapih
di belakangnya, juga seorang pria tinggi yang juga mengenakan setelan jas dan
memegang sebuah Tab mengikutinya
perlahan dari samping kanannya.
Namja yang mengenakan setelan jas mewah itu
tiba – tiba berhenti di depan etalase toko perhiasan. “Sajang-nim.” Panggil
Choi Siwon, yang tidak lain adalah orang yang sedari tadi memegang Tab di tangannya.
“Choi-biseo,
bagaimana toko ini?” kata-nya tanpa menoleh.
“Apa?”
Sekarang
ia menoleh tajam pada Sekretaris-nya. “Kau ingin aku mengulanginya? Tapi jika
aku mengulangi kalimat yang tadi, itu artinya kau dipecat.”
“Ne?!
Jo… joseong hamnida.” Ujar Choi-biseo sambil membungkukkan badannya dalam –
dalam. Setelah itu ia menatap layar Tab-nya,
dan beberapa kali menggeser layar dengan jari telunjuknya. “Hmm.. Stunning
Jewelry, sahamnya naik 0,8 % tahun ini. Tapi sayangnya mereka belum punya brand
terbaru.”
Mendengar hal itu si-Presdir
menghela nafasnya panjang, kemudian berjalan memasuki toko tersebut. Toko
perhiasan itu sudah seperti brangkas raksasa, warna berkilauan dimana – mana
mungkin dapat membuatmu buta. Beberapa pelayan sedang menghadapi pelanggan,
tapi ada satu titik dimana terdapat banyak orang.
“Ehem…”
seketika setelah itu semua mata langsung berpindah melihat apa yang ada di
depan pintu masuk. “Selamat siang.”
Seorang
yeoja berdandan super mewah mendekati dan berdiri didepan Presdir dan
membetulkan letak dasi lalu mengibaskan tangan di bahu sang Presdir. “Selamat
siang Kyuhyun-ssi.”
Ya,
nama Presdir yang sekarang tengah tersenyum adalah Cho Kyuhyun. “Maaf
Seohyun-ssi, aku tidak ada urusan denganmu.”
Kemudian tanpa mengidahkan Seohyun
–wanita yang ibunya pilihkan –ia malah beranjak menuju meja kasir. Saat ia
mendekat, otomatis para pelayan memberi hormat padanya dan berusaha tersenyum
sopan walaupun tangannya tengah gemetar menanti apa yang akan Presdir katakan.
“Bagaimana,
apa toko ini mengalami kemajuan?” Tanya Kyuhyun dingin.
“Ah
ye, saham kami tahun ini naik Presdir. Tapi sayangnya para pembuat perhiasan
sudah berhenti bekerja.”
Kyuhyun
kembali menatap Siwon, “Catat! Cari tahu kenapa mereka berhenti dan bawa
kembali kemari!”
“Ye,
Sajang-nim.” Ujarnya sambil menganggukan kepala.
***
Kyuhyun merebahkan dirinya di sofa,
di sebuah aparteman mewah di kawasan Seoul –Star City. Dengan hanya mengenakan
kaus lengan panjang berwarna putih dan celana piyama ia hampir memejamkan
matanya, tapi tidak jadi karena ponselnya berdering. Ia mengeluh, tapi ia
mengurungkan niatnya untuk me-Reject telpon
itu karena Eomma-nya yang menelpon.
“Ye
eomma wae?”
“Kyuhyun-ah, kenapa suaramu
terdengar lemah? Apa kau sakit?!”
“Tidak,
aku hanya lelah.” Terdengar hela nafas dari seberang sana, “Eomma jangan
khawatirkan aku, aku sudah besar sekarang.”
“A.. Arasseo.. Arasseo..”
suara ibunya terdengar parau.
“Eomma!”
Kyuhyun sedikit mengeraskan suaranya. Lalu ia kembali membuat suaranya lembut,
“Aku tidak apa – apa. Benar. Jangan khawatirkan aku.”
“Jangan bekerja terlalu
banyak, makan dengan benar, atau cuti-lah beberapa hari dan pergi liburan ke
luar negeri.”
“Baiklah~
aku tidak akan bekerja terlalu banyak, akan ambil cuti, dan pergi berlibur.
Tapi dengan satu syarat.”
“Apa?”
“Ibu
jangan mengikutiku!”
“Ibu mengerti jika kau ingin
sendiri, tapi setidaknya bawalah Seohyun bersamamu!”
“Tapi
ibu janji jangan mengikutiku, akan kubuat Seohyun tidak dapat bilang apa–apa.”
Kyuhyun menutup telponnya, dan
kembali merebahkan tubuhnya di sofa. Matanya beberapa kali berkedip cepat,
tengah memikirkan sesuatu dan setelah ia menghela nafas panjang matanya
terpejam dan tidur dengan lelap.
Hampir tengah malam, Kyuhyun
terbangun ia sekarang terduduk lama di sofa mencermati dimana dia. Sudah tiga
kali ia mengusap matanya, juga mengerutkan keningnya, sampai akhirnya ia
bangkit lalu menuju lemari es dan mengambil sebotol air mineral. Berjalan
dengan malas seperti Zombie ia mengambil remote TV, dan membanting badan-nya
kembali ke sofa. Ia menonton berita malam, dan memperhatikan pasar saham.
“Ahhh~
Bosan.”
Baru mengatakan itu, ponselnya kembali
berdering. Ryowook temannya mengajak ia bersenang-senang di klub, dan tanpa
ragu ia menerima ajakan itu. Kyuhyun mengganti bajunya dengan kemeja dan jas
hitan dipadukan dengan celana Skinny-Jeans, Kyuhyun memacu lamborghini gallardo spyder 4-nya di tengah jalanan Seoul, di malam
yang diterangi lampu-lampu yang meramaikan kota.
“Ryeowook-ah!”
Kyuhyun berteriak kencang segara setelah melihat temannya itu di dalam klub,
Ryeowook menengok dan Kyuhyun buru-buru menghampirinya. “Lama tidak bertemu
ya?”
“O,
Kyuhyun-ah. Ayo, aku yang traktir!”
Mereka berdua duduk, dan memesan
minuman…
“Kyuhyun-ah,
kau sudah punya pacar belum? Biar aku kenalkan padamu beberapa Yeoja yang
kukenal disini.” Kata Ryeowook terlihat sedikit memaksa.
“Aku
sudah dijodohkan dengan ibu-ku.”
“Cih,
dasar Mamaboy. Tapi… apa jodohmu cantik, apa dia tipemu?”
“Sama
sekali tidak.” Jawab Kyuhyun datar.
“Sudah
kuduga, maka dari itu~”
‘Bip
bip bip bip~’ ponsel Ryeowook berbunyi, ia segera mengangkatnya dan setelah
melambai singkat pada Kyuhyun ia menjauh.
Kyuhyun kembali menghela nafasnya
lalu menyapu poni yang menghalangi dahinya, tapi sayangnya ia poni itu kembali
turun. Kyuhyun berdiri dan mendekati lantai dansa, DJ asik memutar piringan
hitam-nya dengan lihai membuat Kyuhyun sedikit menggerakkan badannya.
Beberapa orang berbicara dengan
keras karena sura musik yang kencang, sehingga Kyuhyun dapat mendengar dengan
jelas seorang yeoja berteriak-teriak sendiri sambil menari ala disco.
“AKAN KU NIKMATI MALAM INI~ DAN AKAN PERGI
JAUH~ KYAAA!!! SEOUL~ I LOVE YOUUUU~”
Kyuhyun mengerutkan keningnya
sembari menyumbat sebelah telingannya dengan jari telunjuknya. Kyuhyun terus
menatap Yeoja yang terus menari itu, sampai akhirnya yeoja itu ambruk ke arah
Kyuhyun. Kyuhyun ingin menolongnya, tapi sayangnya satu tangan tidak cukup
untuk menopang badan Yeoja itu jadi mereka jatuh berdua.
Kyuhyun buru-buru berdiri tanpa
memperdulikan yeoja mabuk itu, malahan setelah jatuh ia malah duduk di lantai
sambil mengusap-usap kepalanya, “Hmmh.. Sakit.” Ucapnya lucu, setelah sekitar
satu menit barulah yeoja itu bediri.
Setelah berdiri yeoja itu hanya berjalan
pelan keluar dari klub. Kyuhyun yang kebingungan hanya dapat memandangnya
kaget, dan berkata pelan. “Dasar gila.”
***
Kyuhyun
menghabiskan malam di klub, dan paginya kembali ke rumah. Ia sedang terlungkup
di kasur. Kepalanya tiba-tiba terangkat saat bunyi ponsel mengganggu paginya.
Dengan malas tangan-nya meraih sudut meja kecil dan mengambil ponselnya.
“Hm?”
“Semuanya sudah siap
Sajang-nim.”
“Jinjja?
Oke baiklah.” Kyuhyun hendak menutup telepon.
“Tapi Sajang-nim…”
“Ya?”
“Seohyun-ssi….”
Kyuhyun segera bangkit dari kasurnya
dan bersiap menuju Incheon Airport. Ia akan pergi ke Sido Island, tempat dimana
ia akan berlibur di sebuah rumah minimalist di daerah Gwangyeok-si. Rencananya
ia akan benar-benar sendiri disana, tapi telinga tajam Seohyun membuat Kyuhyun
harus berpikir kembali.
“Seohyun-ah!”
panggil Kyuhyun dari jauh.
“Oh,
Oppa!”
Kini
jarak mereka sudah dekat, terlihat Seohyun menggandeng sebuah koper besar. “Kau
mau kemana?” tanya Kyuhyun
“Ikut
dengan-mu.” Ujar Seohyun santai.
“Andwae!”
“Ah
wae? Ibu sudah mengijinkan aku.”
“Pokoknya
tidak boleh! Kenapa sih kau selalu mengikutiku?”
“Aku
kan mencintaimu Oppa.”
Kyuhyun menoleh pada kedua Bodyguard
di belakangnya. “Tahan dia sampai aku benar-benar berangkat. Lakukan dengan
cara apa saja! Mengerti?” dan kedua bodyguardnya pun mengangguk pasti.
Bodyguard itu memegang kedua lengan
Seohyun saat terdengar pesawat ke Sido Island akan segera Take Off. Seohyun
tidak dapat mengalahkan kedua pria besar itu, ia hanya meronta ringan sambil
meneriaki Cho Kyuhyun. Tapi Kyuhyun malah berlenggak sambil tersenyum puas.
Disisi
lain…
“Taxi!”
Seorang yeoja dengan postur tubuh
tinggi den berdandan tomboy tengah melambai-lambai di pinggir jalan, dan
meneriaki setiap taxi yang lewat sayangnya tidak ada satupun taxi yang berhenti
di depannya. Tiga puluh menit sudah ia menunggu, akhirnya di depannya sebuah
taxi berhenti dan menurunkan penumpang. Buru-buru ia naik dan menyebutkan
tujuannya.
“Incheon
Airport, tolong cepat! Aku sudah terlambat.”
Yeoja itu menunggu sampainya dengan
tergesa-gesa, ia tidak bisa berhenti menggerakkan kaki dan menggigiti kuku
tangan-nya.
“Sooyoung-ah
harusnya kau tidak minum kemarin, kan jadi terlambat bangun. Huh!” ia berbicara
pada dirinya sendiri lalu memukul kepalanya dan segera menyesalinya, karena
pukulannya terlalu keras.
Sooyoung berlari, buru-buru masuk ke
gate pesawat, melewati beberapa orang yang tengah berdesak-desakan. Sampai
akhirnya ia berhasil dan kemudian dapat duduk tenang di dalam pesawat. Dan
pasawat pun Take Off…
***
Sido Island…
Tempat
dimana kita dapat terhindar dari keramaian kota yang menyebalkan, suasana
disini sangat tenang. Tinggal disini bagaikan dunia milik sendiri. Di pulau ini
juga terdapat rumah modern yang dekat dengan hutan dan membelakangi sebuah
pantai. Sangat sempurna tinggal di pulau ini dan ditemani dengan rumah yang
sederhana dan modern ini.
Dan ternyata pulau dan rumah inilah
yang menjadi pilihan Cho Kyuhyun untuk menikmati liburannya, menjauh dari
keramaian.
“Haahhh,
udara disini segar sekali.” Kyuhyun melangkah ke bagian belakang rumah, yaitu
balkon yang langsung menghadap ke pantai. “Coba Seoul bisa seperti ini.”
Kyuhyun memejamkan matanya dan membiarkan angin menerpa wajahnya.
Setelah puas Kyuhyun kembali masuk
ke dalam, lalu mengambil segelas air dingin dari dalam kulkas yang sudah
terisi penuh. Namja ini benar-benar, walau pun tidak ingin diikuti tapi tetap
saja kebutuhannya dengan mudah terpenuhi. Kyuhyun duduk diruang tamu dan
membaca sebuah novel tentang kisah percintaan.
“Mwoya?
Bertemu dan langsung jatuh cinta? Aku sudah tidak percaya hal itu..” katanya
sendiri sambil mengerucutkan bibirnya.
Kyuhyun mengembalikan novel itu ke
raknya, dan menggantinya dengan novel berat ‘Sherlock Holmes’. Ia mengerutkan dahinya saat membaca, beberapa
kali ia juga membetulkan posisi duduknya, sampai akhirnya ia berdiri karena
terkejut ada suara wanita tertawa dari arah pintu depan.
Hari sudah mulai agak gelap dan
udara dingin masuk dari jendela kecil yang terbuka sadari tadi, membuat Kyuhyun
mengusapkan kedua telapak tangannya di lengannya. Pelan–pelan Kyuhyun melihat
ke arah pintu, dan saat itu suara tawa masih menggema disana. Yang yang di
dapatinya adalah…
***
Di Seoul, ruang tamu dimana Keluarga
Cho tinggal terdengar beberapa kali ketukan di lantai yang ditimbulkan dari hak
sepatu sang Nyonya rumah, yang mondar-mandir sambil menggenggam sebuah ponsel,
berharap ponselnya segera berdering. Dan tak lama kemudian ponselnya berdering,
buru-buru Mrs. Cho mengangkatnya.
“Seohyun-ah,
bagaimana?”
“Eommonim, Kyuhyun
melarangku pergi bersamanya. Ia menahanku untuk tidak pergi menggunakan
bodyguard!”
“Aigoo,
tapi kau tidak apa kan?”
Seohyun
mengangguk seolah orang yang di telponnya dapat melihat “Ye.”
“Kalau
begitu kita biarkan saja Kyuhyun disana sendiri sementara waktu. Mungkin ia
benar-benar sedang ingin sendiri.”
Seohyun
mendesah kecewa. “Ye eommonim.” Lalu Seohyun menutup telepon. “Cho Kyuhyun,
lihat kejutan yang akan kutunjukkan padamu nanti.” Ujar Seohyun seakan Kyuhyun
dapat mendengarnya.
***
“Si.. siapa kau?! Apa yang kau lakukan
disini?!” teriak Kyuhyun saat mendapati seorang yeoja yang mengenakan topi dan
jaket yang agak kumal dan sambil memegang secarik kertas berdiri di dekat pintu
masuk.
“Kau
siapa? Kenapa disini?!” ujar sang Yeoja balik bertanya.
“I..
ini rumahku!”
“Rumahmu?!”
Kyuhyun berjalan mendekati yeoja itu
perlahan-lahan, sambil berharap yeoja itu tidak akan menyerangnya, setelah
dekat Kyuhyun menyentuh lengan yeoja itu dengan jari telunjuknya untuk
memastikan yeoja itu seorang manusia. Menolah disentuh yeoja itu memelototi
Kyuhyun lalu mendorong bahunya kasar.
“Apa?!”
teriak Yeoja itu.
Kyuhyun menggigit bibirnya singkat. “Baiklah,
karena kau manusia dan diluar hujan dan gelap jadi kau kuizinkan menginap
disini. Dan besok pagi kau boleh pergi, ambil saja makanan sesukamu.” Kata
Kyuhyun lalu berbalik hendak meninggalkan yeoja itu.
“YA!”
yeoja itu menarik bahu Kyuhyun dari belakang untuk membuatnya berbalik,
“Harusnya aku yang mengatakan itu!”
Pada akhirnya mereka berdua duduk
tenang di ruang tamu, saling menatap lama. Beberapa kali Kyuhyun menoleh ke
arah lain saat sang Yeoja memperhatikannya.
“Ya!
Lepaslah topimu itu, tidak sopan!” ujar Kyuhyun pelan.
“Kau
punya masalah dengan itu?”
“Cih,
yang benar saja. Sebenarnya kau ini siapa sih?”
“Aku
Choi-Soo-Young.” Katanya sambil menyodorkan selembar kertas tepat di depan
wajah Kyuhyun, dan dengan cepat Kyuhyun meraihnya.
“Apa
ini?”
“Kau
tidak bisa baca? Sini, biar aku saja!” kata Sooyoung sambil menyodorkan
tangannya.
“Aish,
kau ini mengganggu sekali.” Sooyoung menurunkan tanggannya, dan Kyuhyun kembali
fokus membaca. “Mwo? Jadi kau menyewa tempat ini?!”
“Ia
betul. Satu bulan penuh!”
“Hahaha.”
Kyuhyun meletakan selebaran itu di atas meja, “Sayang sekali, tapi aku sudah
membeli tempat ini.”
“Geotjimal!
Aku tahu kau hanya anak muda yang setiap minggu membersihkan tempat ini kan?
Dan sekali-kali kau menikmati rumah ini sendirian.”
“Dengar
ya! Kau sudah benar-benar keterlaluan.” Kyuhyun menghentikan kata-katanya
sebentar. “Baiklah, jadi sekarang apa maumu?”
“Tunjukan
bukti kalau kau bisa menempati rumah ini!”
Kyuhyun langsung mengambil ponsel
dari sakunya, menekan beberapa tombol lalu segera memberikannya pada Sooyoung.
“Apa
ini?” Sooyoung mendekatkan ponsel Kyuhyun ke telinganya.
“Ye, Sajang-nim.”
“Sa..
Sajang?” Sooyoung melotot pada Kyuhyun, dan Kyuhyun hanya membalasnya dengan
senyuman.
“Maaf, dengan siapa saya
bicara?”
“A..
anu… begini… kau siapa?”
“Saya sekretaris dari E.T.G
Group. Choi Siwon.”
“E.
T. G.?” ujar Sooyoung tergagap.
“Education, Training and
Glory. Maaf, tapi anda siapa?”
“A..
Aku..” tiba-tiba Kyuhyun merebut ponselnya dari tangan Sooyoung.
“Siwon-ssi.
Segera kirimkan aku surat kontrak rumah di Sido lewat e-mail!”
“Ah, Sajang-nim. Ya, baiklah
akan segera aku kerjakan. Tapi… wanita tadi itu siapa?”
“Ha,
kau tidak perlu tahu. Dan ingat, jangan beritahu apapun pada ibuku!”
Kyuhyun menutup telpon, lalu menatap
Sooyoung dengan riang.
“Kau
puas?”
Sooyoung
kembali menatap tajam pada Kyuhyun. “Haha, apa itu ETG? Singkatan yang aneh.”
“Apa katamu ?!”
“Baiklah,
bagaimanapun juga dengan berdebat seperti ini tidak akan berhasil. Kita buat
kesepakatan.” Saran Sooyoung, dan tanpa basa-basi Kyuhyun menyetujuinya.
Sekarang mereka berdua menatap
secarik kertas kosong, dan dengan tidak sabar Sooyoung mengetuk-ngetuk pulpen
yang ada di tangan kanannya ke atas meja.
“Hei
berisik. Sudah tulis saja apa yang kau mau!”
Sekitar satu jam berlalu dan pada
akhirnya ruang tamu dipenuhi kertas berserakan di lantai, menulis beberapa
kalimat di secarik kertas rasanya seperti menandatangani sebuah kontrak
kematian. Kyuhyun memejamkan matanya sambil merentangkan tangannya pada
senderan kursi sembari Sooyoung tiba-tiba melepas topinya.
Kyuhyun membuka matanya,
dan seketika saja ia terkejut melihat sosok yang ada di hadapannya.
“Kau…
kau siapa?” tanya Kyuhyun linglung.
“Cih,
kau gila ya?”
“Sepertinya
tadi yang duduk dan berdebat denganku adalah seorang monster bertopi dan
mengerikan, dengan rambut jerami keluar dari topi.”
Sooyoung
mengangkat topinya hendak melayangkan-nya pada Kyuhyun. “Memangnya sekarang aku
seperti apa?!”
Kyuhyun
menarik sebelah sudut bibirnya. “Lupakan saja.”
“Dasar
aneh.” Sooyoung berdiri untuk mengambil segelas air di dapur. “Oh iya, tadi
orang yang ditelepon bilang kau Sajang-nim?” tanya Sooyoung yang setelah itu
menenggak isi gelasnya.
“Kenapa?”
“Bisnis
apa?”
“Mall
dan Pendidikan.”
“Benar,
aneh.” Kata Sooyoung pelan sehingga Kyuhyun tidak dapat mendengarnya.
“Apa?”
Kyuhyun mendesah. “Oh, Lalu kau apa dan siapa?”
“Aku
yeoja dan aku Sooyoung.” Jawab Sooyoung singkat, sambil berjalan kembali ke
ruang tamu.
“Lucu
sekali Choi Sooyoung-ssi!”
Kyuhyun menatap Sooyoung lekat-lekat dan
membuatnya menyadari sesuatu. Sekilas Kyuhyun membayangkan kejadian kemarin
malam di klub, seorang yeoja berpenampilan mewah sambil menari-nari dan berteriak-teriak yang akhirnya jatuh menimpanya.
Sooyoung
masih sibuk menggerakan jari-jarinya d atas kertas. "Ya! Kemarin kau mabuk
ya?"
Yeoja itu langsung mengangkat kepalanya dan
mengibas poni yang menempel di pipinya. "Eo? Kenapa tiba-tiba?"
Sooyoung menepuk kedua sisi pipinya, takutnya masih memerah. "Darimana kau
tahu? Kau penguntit ya?!"
"Sepertinya
aku melihatmu kemarin." Kata Kyuhyun datar, dan ia kembali menatap
Sooyoung heran. "Ah tidak waktu itu ia berpakaian mahal."
"Maksudmu?!
Memangnya aku tidak punya baju bagus apa? Aku kan juga berhak di Klub bagus dan
pakai pakaian mewah."
"Jadi
itu benar kau? Seperti di dalam drama saja, orang kaya menyamar jadi orang
biasa hanya untuk mencari cinta."
"Dasar
norak."
"Wae?!"
"Ah
sudah, sini tunjukkan kertas-mu!" pinta Sooyoung
Sooyoung menarik kertas yang disodorkan
Kyuhyun dan lalu membacanya :
1. Aku bebas menguasai
seluruh isi rumah ini.
2. Sooyoung tidak boleh
menggangguku dan berdekatan denganku.
3. Orang yang tinggal disini
selain aku harus membersihkan dan merapihkan rumah ini juga memasak untukku.
"Apa-apaan
ini?!"
"Adil
kan?" ujar Kyuhyun percaya diri. "Ingat kan yang punya rumah ini
aku."
"Tapi
aku sudah menyewanya!" balas Sooyoung keras. "Mana boleh kau
seenaknya."
"Aku
tidak menerima laporan ada yang menyewa tempat ini, dan ditambah aku tidak
menerima sepeserpun uang darimu."
"Tidak,
tidak. Kau harus membaca yang ini!" Sooyoung menyodorkan kertas yang
barusan ditulisnya.
1. Aku memilih kamar yang
kusuka.
2. Bebas menggunakan
fasilitas.
3. Tidak mengganggu atau
membantu pihak lain yang tinggal dirumah ini.
"Kalau
begini sama saja kan? Tinggal disatukan saja dengan punyaku."
"Dasar
curang!"
Kyuhyun
berdiri lalu membungkuk agar dapat mendekati wajah Sooyoung, dan ia berbicara
dengan jelas. "Kau hanya menyewa, aku bisa saja aku membatalkan kontrak
itu dan menghancurkan liburanmu, arasseo?"
Wajah Sooyoung memerah karena kesal, rasanya
ingin sekali menghajar namja yang memang sudah mengganggu liburannya kali ini.
Sooyoung
menyilangkan tangan dibawah dadanya. "Baiklah, aku setujui aturanmu. Tapi
tidak untuk merapihkan dan membersihkan. Itu kita lakukan berdua,
bagaimana."
"Haha,
jadi kita main rumah-rumahan? Baiklah kalau begitu."
Kyuhyun menegakkan kembali badannya, lalu
megitari kursi dan pergi naik ke atas. Sooyoung melihatnya pergi, sampai
akhirnya Kyuhyun hilang dari pandangannya.
***
"Ya
bangun!" sambil mengenakan training berkerah tinggi warna biru bling-bling
Kyuhyun berteriak dari ambang pintu kamar Sooyoung. "Cepat buatkan aku
sarapan!"
Sooyoung mendongak sambil masih memejamkan
matanya sambil berharap panggilan tadi hanya bagian dari mimpinya, tirai masih
menghalangi cahaya matahari masuk. Jadi Sooyoung kembali menjatuhkan kepalanya
ke bantal empuk yang disangga dengan satu lengannya.
Kyuhyun mendecak lalu menghela nafas. Setelah
itu ia berjalan masuk untuk membuka lebar si tirai, membuat Sooyoung
menggulingkan badannya ke arah sebaliknya.
"Ya
bangun! Aku lapar, ini sudah siang. Buatkan aku nasi cepat!"
Sooyoung
bangun, dan terduduk di kasurnya. "Ah iya, iya. Berisik tahu!"
jawabnya sambil mengacak rambutnya frustasi.
Sambil masih setengah terpejam Sooyoung
melangkah keluar kamarnya, lalu diikuti Kyuhyun yang sambil memasukkan kedua
tangannya di kantung celana yang sesetel dengan jaket trainingnya.
Kyuhyun duduk manis di meja makan sambil menopang
dagu sementara Sooyoung memasak. Kyuhyun memperhatikan punggung Sooyong yang
sedari tadi mondar-mandir di hadapannya, wanita itu terlihat manis mengenakan
apron motif bunga. Kyuhyun semakin terpaku saat Sooyoung mengikat asal
rambutnya, cukup lama sampai-sampai Kyuhyun tidak menyadari yeoja itu sudah
berdiri di depannya, meletakkan hidangan sederhana yang dimasaknya.
"Ini
dia, nasi goreng Kimchi spesial ala Choi Sooyoung." ujarnya riang.
Kyuhyun
menyilangkan kedua tangannya di meja. "Jadi kau bisa masak?"
"Jangan
remehkan aku ya." kata Sooyoung lalu mengambil tempat duduk di seberang
Kyuhyun. "Ngomong-ngomong baju aneh apa itu yang kau pakai?" cela
Sooyoung sembari menyendok nasinya.
Kyuhyun menjatuhkan sendoknya ke piring saat
ia hendak menyuapkannya. "Ya, kau ini tidak mengerti fashion ya? Ini bukan
baju sembarangan. Manik-manik ini satu perstu dijahit dengan tangan." kata
Kyuhyun sambil menunjuk training birunya "Ini dibuat dari tangan perancang
terkenal di Paris tahu tidak?".
"Hahahaha,
beginikah seleranya orang kaya?"
"Ah
sudahlah, kau tidak akan bisa mengerti."
"Membangunkan
aku pagi sekali dan langsung meminta sarapan. Ada apa denganmu?" tanya
Sooyoung merubah topik.
"Tentu
saja olahraga, dari kemarin aku tidak tahan ingin menginjak pasir pantai
dibelakang." jelas Kyuhyun sambil mengunyah nasi gorengnya.
"Oh,"
"Apanya
yang 'Oh'? Habis ini kau mengepel lantai dan membersihkan jendela."
"Kau
kan kaya raya, kenapa harus aku? Kau kan bisa cari orang disekitar sini untuk
bekerja. Lagipula kau tidak ingat? Aku kesini untuk berlibur."
"Jinjja?
Yasudah kalau begitu sana mandi!"
"Kenapa
mengaturku segala." Sooyung mengerucutkan bibirnya
Setelah Sooyoung selesaikan sarapannya, ia
segera mencuci piringnya dan lalu meningallkan Kyuhyun yang masih berusaha
manghabiskan sarapannya untuk mandi. Kyuhyun memang diberi porsi dobel karena
rengekannya tadi pagi, Sooyoung mengancamnya jika tidak habis Sooyoung sendiri
yang akan menjejalkan makanan itu kemulut Kyuhyun. Karena itu Kyuhyun dengan
terpaksa menurutinya.
***
Selesai mandi, Sooyoung membalut dirinya
dengan dress pendek berwarna krem, lalu menggerai rambutnya yang agak basah. Ia
akan bersantai siang ini menjemur dirinya dipantai yang sudah seperti pantai
pribadi di belakang rumahnya.
Sooyoung turun dari atas, lalu menghampiri
Kyuhyun yang baru menyelesaikan sarapannya pukul 10 pagi di meja makan. Segera
setelah Sooyoung manghampirinya, Kyuhyun langsung memberikan deathglare pada yeoja
yang kini diselimuti wangi mawar dari sabunnya.
"Neo!"
"Haha,
aku senang kau menghabiskan makanan yang kubuat." kata Sooyoung tertawa
cekikikan.
"Ya!
Aku bukan suamimu tahu."
"Oh
iya, aku mau ke pantai."
Kyuhyun
bangkit dari kursinya sambil memegangi perutnya yang agak membuncit. "Aku
ikut, aku harus menghilangkan sedikit lemak ini."
Keduanya berjalan keluar, untuk mencapau
pantai setidaknya harus mengelilingi rumah tersebut karena pagar yang ada di
halaman belakang. Kyuhyun akan membawa sebuah sepeda, sedangkan Sooyoung yang
tidak melihatnya sudah hampir keluar pagar.
"Hei,
kau akan jalan kaki?" panggilan Kyuhyun membuat Sooyoung berbalik.
"Eo?"
Sooyoung menyadari Kyuhyun menuntun sebuah sepeda, lalu ia berbalik kembali
menghampiri Kyuhyun. "Apa aku juga bisa dapat satu?"
"Tidak.
Hanya ada satu."
"Lalu
kenapa kau memanggilku?" kata Sooyoung mengangkat dagunya. Setelah itu ia
kembali berbalik dan berjalan meninggalkan Kyuhyun.
Karena Kyuhyun naik sepeda, ia dapat dengan
mudah menyusul Sooyoung. Kyuhyun memacu sepedanya perlahan, supaya berjalan
beriringan dengan Sooyoung.
"Mau
naik tidak?"
"Tidak
usah terimakasih."
Seketika
Kyuhyun mengerem sepedanya, membuatnya tertinggal. "Hei, aghassi yang
menyewa rumah!" Panggilan Kyuhyun membuat Sooyoung berbalik untuk yang
kedua kalinya. "Naiklah! Atau kunaikan biaya sewanya." teriak Kyuhyun.
"Dasar
tukan paksa." gumam Sooyoung.
Melihat yeoja itu tidak bergerak Kyuhyun
menghampirinya, dan dengan sangat terpaksa Sooyoung duduk di kursi belakang
sepeda yang memang dirancang untuk dua orang. Sooyoung duduk menyamping, tangan
kanannya memegangi topi pantainya yang tertiup angin, dan tangan yang satunya
lagi melingkar di pinggang Kyuhyun.
"Hei,
pegang yang erat. Kalau hanya begitu kau bisa jatuh. Tidak lihat jalannya
seperti apa?"
"Ah
iya sudah kok." wajah Sooyoung agak memerah sekarang.
"Gunakan
kedua tanganmu!"
Perlahan Sooyoung menjatuhkan tangan kirinya
ke pinggang Kyuhyun, tapi masih dengan perasaan ragu."Lagi." sampai
akhirnya pipi Sooyoung menempel pada punggung namja bersurai ikal kecoklatan.
"Baiklah kita berangkat."
Jarak yang dekat membuat mereka sampai dengan
cepat. Kyuhyun memacu sepedanya pelan mengitari bibir pantai, Sooyoung yang ada
dibelakangnya sampai memejamkan mata karena indahnya suara deburan ombak dan
angin laut yang menerpa wajahnya dengan halus. Walaupun suasana seperti ini
lebih enak dinikati saat matahari tenggelam, tetapi pagi hari juga tidak buruk.
Kyuhyun menghentikan laju sepedanya, lalu
menegok kebelakang melewati bahunya. Sayangnya yang terlihat hanyalah topi
pantai lebar yang di pakai Sooyoung.
"Bangunlah."
pinta Kyuhyun pelan. "Katanya mau bermain."
Mendengar itu Sooyoung bergerak, mengusap
matanya membuatnya tidak seimbang dan lalu jatuh dipasir. Lagi-lagi Kyuhyun
tidak dapat mencegah yeoja itu jatuh. Setelah Sooyoung jatuh barulah Kyuhyun
menyingkirkan sepedanya, lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Yeoja yang
tengah terduduk di pasir.
"Kau
ini.."
Sooyoung
menangis pura-pura "Appo..."
"Gwaenchanayo?"
Sooyoung menjawabnya dengan anggukan, lalu menerima uluran tangan Kyuhyun.
Tapi bukannya mengangkat badannya, Sooyoung
malah menarik Kyuhyun sehingga ia terjatuh juga. Kyuhyun yang kaget sedikit
tidak terima trainingnya kotor ditambah ditertawai, lalu namja itu melepas
jaket birunya dan melemparnya ke atas sepeda, menampilkan baju V neck warna
hitam didalamnya.
Kyuhyun
berlari ke arah datangnya ombak dan berdiri disana. "Mau bermain ya? Ayo
kemari."
Sambil tersenyum Sooyoung bergerak mendekati
Kyuhyun, dan saat itu juga Kyuhyun langsung menyibak Sooyoung dengan air laut
membuat wajah Yeoja itu dipenuhi bulir air. Mereka berdua bermain air, sampai
keduanya benar-benar basah kuyup. Matahari sudah berada di atas kepala,
menandakan teriknya siang. Mereka berdua memutuskan kembali kerumah berjalan
kaki berdampingan sambil menuntun sepeda.
Keduanya memasuki rumah dengan senyum dan
rasa senang yang menyelimuti wajah mereka. Tapi itu tidak berlangsung lama,
dalam sekejap wajah bahagia mereka berubah menegang dicampur bingung saat
mereka memasuki ruang tamu.
Terlihat seorang yeoja, bersurai panjang
duduk di sofa ditemani sebuah koper besar di dekat kakinya. Cahaya matahari
masuk melalui pintu kaca dibelakang yeoja yang kini tengah berdiri saat sadar
seseorang memasuki rumah, membuatnya hanya tampak sebagai siluet. Kyuhyun
mendekati orang itu untuk memastikan, sementara Sooyoung masih mematung
ditempat dimana ia berhenti.
"Nuguseyo?"
tanya Kyuhyun masih sambil mendekat perlahan.
"Kyuhyun-ss!"
suara Yeoja itu terdengar riang, lalu dengan cepat yeoja itu menghampiri
Kyuhyun. "Kau dari mana saja? Aku sudah lama menunggumu."
"Seo...
Seohyun?!"
"Ne,
kau kangen padaku ya? Sampai kaget begitu."
"A..
Ani, bagaimana kau bisa kesini?"
"Tracking
System." jawab Seohyun sambil menunjukan ponselnya.
"Kau
tidak bisa melacak ponselku tanpa izin!" dimarahi, Seohyun hanya membalas
dengan senyuman. Sedangkan Kyuhyun tertunduk kesal. "Eomma."
"Sudahlah,
jangan salahkan ibumu terus." Seohyun memegang lengan Kyuhyun. "Eo?
Kau basah." kini tanggannya menyentuh rambut Kyuhyun yang terlihat lebih
gelap.
Kyuhyun
menepis tangan Seohyun. "Jangan sentuh rambutku."
Seohyun
mempoutkan bibirnya lalu melihat ke arah lain. "Eo, siapa yeoja itu?"
tanyannya sambil menunjuk Seohyun yang masih berdiri mematung.
Sebelum Seohyun menghampiri Sooyoung, Kyuhyun
sudah mendahuluinya terlebih dahulu karena takutnya akan terjadi perang antar
wanita. Kyuhyun memegang bahu yeoja yang dihampirinya dengan lembut,
memerintahkannya naik ke lantai atas.
"Chagiya,
siapa dia? Apa dia pacar barumu?" tanya Seohyun tidak sabaran.
"Wae?
Kenapa kalau dia pacarku?" kata-kata yang dilontarkan Kyuhyun sebenarnya
tidak direncanakan, di hanya malas meladeni Seohyun. "Sudahlah, lebih baik
kau pulang Seohyun-ah."
Dimata Seohyun sudah menggenang air mata,
tapi ia menahannya supaya terlihat tegar. "Geurae? Kalau begitu mau
bagaimana lagi. Aku juga akan berlibur di rumah ini."
"Mwo?!"
***
Malam hari tiba, langit mulai gelap dan
deburan ombak dapat terdengar dengan jelas. Sooyoung menyibukkan diri di dapur
memasak makan malam, sedangkan Kyuhyun mengulang apa yang tadi pagi ia lakukan
saat Sooyoung menyiapkan sarapan. Tapi tiba-tiba keheningan mereka diganggu
oleh suara lengkingan kegirangan.
Seohyun tengah mengibas rambutnya yang basah
saat keluar dari kamar mandi. Sooyoung menganga saat melihat yeoja yang mengenakan
baju tidur tipis dan bermotif itu langsung menuju meja makan dan duduk
disamping Kyuhyun.
"Senang
rasanya selesai mandi, makan malam sudah tersedia di depan meja."
"Ya!
Apa yang kau lakukan disini. Sana pergi dan cari makananmu sendiri!"
perintah Kyuhyun sambil mengibas-ibaskan tangannya saat Seohyun bergerak
mendekatinya.
Sooyoung tidak tahu wanita itu akan tinggal
disini, maka dari itu ia hanya membuat dua porsi. Soyoung meletakan dua mangkuk
bibimbap di atas meja, tapi ia tidak langsung duduk karena bingung apa yang
akan ia lakukan, karena sebenarnya ia juga sangat lapar.
"Kau
tidak makan?" tanya Seohyun pura-pura perhatian.
Kyuhyun langsung menoleh tajam pada Seohyun,
seakan tahu apa yang Sooyoung pikirkan. "Sooyoung-ssi, duduklah!"
tapi yang disuruh malah tidak bergerak. "Sooyoung-ssi!"
Seohyun menarik satu mangkuk untuk dirinya
dan satu lagi untuk Kyuhyun, lalu berterimakasih pada Sooyoung. Melihat itu
Kyuhyun langsung memberikan deathgleare gratis, sayang Seohyun tidak
melihatnya.
"Oh
iya, kita belum berkenalan. Aku Seohyun, yeoja chingunya Kyuhyun. Tapi sebentar
lagi kami akan bertunangan."
"Choi
Sooyoung." balas Sooyoung sambil mengangguk pelan.
"Hmm..
Eottohke? Hanya ada 2 mangkuk, kau tidak membuat satu lagi Sooyoung-ssi?"
Kyuhyun
tidak tahan lagi melihat Seohyun menggangu Sooyoung. "Ya! Seohyun-ssi, dia
ini klienku. Dia menyewa rumah ini, tahu tidak? Kau tidak berhak
mengaturnya."
Seakan tidak peduli, Seohyun hanya
menyunggingkan senyum manja dan setelah itu mengaduk bibimbap yang ada dihadapannya.
Kyuhyun langsung berdiri, sambil mengangkat mangkuknya ia mengitari meja, lalu
duduk tepat di samping Sooyoung. Kyuhyun menyendok nasinya, lalu mengarahkannya
ke Sooyoung.
"Kau
pasti lapar. Ayo, kita makan berdua saja." katanya sambil tersenyum.
"Aaaaa~"
Sooyoung
melirik yeoja yang sekarang duduk berseberangan dengannya. "A.. Ani,
kalian saja yang makan. Aku mau ke kamar." lalu Sooyoung berdiri.
Kyuhyun
menarik lengan Sooyoung, memaksanya kembali duduk. "Ya! Sudah jangan
pedulikan dia. Sini ayo makan bersamaku. Akan sulit jika kau mati kelaparan
disini." Kyuhyun kembali mengangkat sendoknya. "Ayo buka
mulutmu!"
Akhirnya Sooyoung menurut, dan melihat hal
itu Seohyun langsung menyuap nasinya dengan paksa, sampai mulutnya tidak dapat
tertutup rapat. Selesai makan Sooyoung dan Kyuhyun berdiri di depan wastafel
mencuci piring setelah makan, dan untung Seohyun yang kesal langsung masuk ke
kamarnya.
"Gomawo."
bisik Kyuhyun.
"Ne?"
"Untung
kau disini, aku jadi sedikit tenang saat Seohyun kemari."
"Ah
tidak. Harusnya aku yang berterimakasih, kau mau membagi makananmu."
"Kau
harus makan. Kan kau yang menyiapkannya, masa tidak makan." lalu Sooyoung
tersenyum kecil.
Kyuhyun mengelap tangannya yang basah di
apronnya, "Sudah kau tidurlah, besok ikut aku lari pagi. Arra?" dan
tanpa pikir panjang Sooyoung menyetujuinya dan langsung naik ke lantai atas
untuk tidur.
***
Paginya mereka benar-benar hanya pergi
berdua, walaupun tetap saja Kyuhyun harus bersusah payah untuk membangunkan
Sooyoung. Keduanya berlari kecil di sekitar pantai, sambil melihat sang surya
muncul perlahan dari Timur.
"Sooyoung-ssi?"
yang dipanggil merespon dengan hanya menengok. "Kau tidak terbiasa bangun
pagi ya?"
"Aish,
kenapa menanyakan hal tidak penting begitu?!"
"Wae?
Aku kan hanya bertanya. Apa yang terjadi kalau aku punya istri sepertimu?"
"Memangnya
siapa yang mau denganmu?" kata Sooyoung kemudiam mempercepat langkahnya.
Kyuhyun
menunjuknya sambil berteriak. "Kan aku bilang kalau sepertimu. Bukan kau!
Ya, jakkanman!"
Selesai mengatakannya tiba-tiba Sooyoung
terjatuh, membuat Kyuhyun otomatis berlari menghampiri yeoja itu. Tapi yang
terjadi malah Kyuhyun ikut terjatuh karena ia tidak dapat mengontrol kakinya.
Sooyoung yang berbalik saat Kyuhyun meneriakkan namanya sekarang malah tertimpa
oleh namja yang selalu mengenakan training biru anehnya. Walaupun Kyuhyun
berhasil merentangkan tangannya ke depan untuk menopang badannya, tapi mata
mereka bertemu dalam jarak yang dekat, membuat wajah mereka yang berdekatan
merona merah.
Bukannya menghindar, Sooyoung malah mematung
dan melebarkan matanya tanda ia tengah kaget. Kyuhyun juga tidak segera
berdiri. Wajahnya menyiratkan bahwa ia menyadari sesuatu, ia menatap lama
kedalam manik hitam Sooyoung. Tanpa sadar wajah Kyuhyun mendekati raut tegang
Sooyoung yang buru-buru menutup matanya... Tak lama sesuatu yang lembut
menyentuh pipi kanan Sooyoung.
"Eyyy..
Kau ini. Hahaha!" Kata Kyuhyun sambil mengusapkan ibu jarinya di pipi
Sooyoung yang terkena pasir. "Kenapa menutup matamu? Dasar Yadong."
Sooyoung
buru-buru bangkit. "Ya.. Yadong katamu?! YA!" wajah Sooyoung merah
padam. Bukan karena marah, tapi rasa malu.
"Eo?
Wajahmu merah." Kyuhyun menunjuk wajah Sooyoung sambil masih terduduk di
pasir.
Sooyoung menangkupkan telapak tangan di kedua
pipinya dan segera berlari meninggalkan Kyuhyun. Sambil terkekeh Kyuhyun
berusaha bangkit lalu mengejar yeoja yang tadi bersamanya. Saat Kyuhyun
mencapai gerbang Sooyoung sudah tidak terlihat lagi, ia pikir Sooyoung tengah
mengunci diri dikamar sambil berpikir yang tidak-tidak. Kyuhyun mengikuti
instingnya, ia pergi kelantai atas dimana kamar Sooyoung berada.
"Dia
tidak menangis kan?" pikir Kyuhyun sambil tersenyum.
"Chagiya,
apa yang kau lakukan disitu." tanya Seohyun yang tiba-tiba muncul dari
bawah.
Sekejap Kyuhyun berbalik, lalu memasang wajah
tidak senang. "Ah Kkamjjakiya. Ya! Sudah kubilang jangan panggil aku
begitu!" Tapi Seohyun tidak merespon. "Ah sudah sudah, kajja kita ke
bawah!" sambil masih memandang pintu kamar Sooyoung, Kyuhyun membawa
Seohyun ke lantai bawah.
***
Beberapa hari ini Sooyoung mendiami Kyuhyun.
Malam ini juga ia membuat makan malam seperti biasanya.
“Sooyoung-ssi,
apa benar kau menyewa tempat ini? Berapa lama?”
“Satu
bulan.”
“Benarkah?
Bukankah itu satu minggu lagi?”
Mendengar tanggapan itu Sooyoung
langsung diam.
“Sepertinya
besok aku akan mulai berkemas. Kantor menelponku untuk secepatnya kembali.”
Tiba-tiba
Kyuhyun berdiri dari kursinya. “Apa?! Kenapa kau tidak bilang padaku?”
“Apa
aku harus bilang padamu?”
“Tentu
saja, kontrakmu menyewa tempat ini bagaimana kalau kau pergi besok? Kau tahu
perusahaanku bisa bangkrut…”
“Kalau
begitu tidak usah dikembalikan juga tidak apa.” Lalu tanpa banya komentar lagi
Sooyoung langsung meninggalkan keduanya, naik ke lantai atas.
“Soo..
Sooyoung-ah!” teriak Kyuhyun.
“Chagiya,
sekarang kau memanggilnya Sooyoung-ah?”
Kyuhyun
mengerutkan dahinya “Ah sudahlah Seohyun-ssi, jangan menggangguku terus!”
“Mwo?
Kau memanggilku apa? Seohyun-ssi? SSI?! Sebenarnya aku ini apa di matamu?”
Kyuhyun mengerlingkan bola matanya,
lalu segera beranjak pergi dari dapur meninggalkan makan malamnya yang sudah
dingin bersama Seohyun yang menangis.
Ia dikamarnya, membolak-balik
badannya yang terasa tidak nyaman berbaring di kasur.
“Sooyoung-ah
pergi besok?”
***
Besoknya Sooyoung benar-benar pergi,
ia sudah berada di bandara sekarang menunggu keberangkatannya. Sengaja ia
memilih penerbangan pertama hari itu pukul 4 pagi, agar tidak ada yang tahu.
Atau tepatnya supaya Kyuhyun tidak tahu. Ia sendiri masih agak mengantuk, ia
mengayun-ayunkan kakinya saat duduk sambil mendengarkan musih lewat headphone
di telinganya. Mengerjapkan matanya beberapa kali dan dibarengi tegukan kopi
panas yang dipegangnya.
Tak lama kemudian seseorang berjaket
hitam tebal dan ber-tudung duduk disebelahnya, diam tak bergerak. Sooyoung agak
takut melihat orang itu pagi buta begini, jadi ia bergeser sedikit menjauh.
“Kau
punya korek api?” seorang namja. Orang itu bertanya, membuat Sooyoung semakin
panik.
“Ma..
maaf. Aku tidak punya.”
Dan lalu namja itu tiba-tiba
menyodorkan sebuah amplop kecil. Awalnya Sooyoung agak takut menerimanya, tapi
toh ini hanyalah sebuah amplop. Apa yang perlu ditakutkan?
Sooyoung mengambil amplop itu, lalu
sang pria pergi meninggalkannya. Ia membuka amplop tersebut, dan ternyata
isinya sebuah kartu ucapan.
Sooyoung-ssi, kau
mau kemana? Kenapa lari?
Aku ingin
bersamamu…
Walaupun kesan
pertamaku padamu kurang bagus itu tidak apa
Malahan sekarang
aku tidak bisa berpaling darimu…
Sooyoung tersenyum melihat surat
itu. Karena kata-katanya begitu kaku, dan tulisan yang agak berantakan dan
sulit dibaca.
Tetaplah disisiku… Kembali…
Biarkan saja
orang lain
Pikirkanlah aku
seorang…
Ayo kita buat
lagi kenangan dirumah itu!
P.s. Sorry
Sooyoung tertawa membaca surat tersebut.
“Kalau tidak bisa buat surat, kenapa membuatnya? Dasar…”
Lalu seseorang menutup mata
Sooyoung, buru-buru ia meraih tangan itu dan menyingkirkannya dari wajahnya.
Ternyata yang ada di hadapannya adalah seorang namja bersurai cokelat ikal
mengenakan training biru dengan kerah yang tinggi.
“Kyuhyun-ssi?”
“Kau
boleh memanggilku Oppa kalau kau mau.”
Sooyoung
berdiri dan langsung memeluk Kyuhyun. ”Kenapa kau bisa ada disini?”
“Mengikutimu.
Kau tahu kan aku bangun lebih pagi darimu.” Sooyoung tersenyum. “Kajja ayo kita
pulang!”
“Pulang?”
“Ia,
rumah kita yang menghadap laut itu.”
“Tapi…
Seohyun-ssi…”
“Sudah
kukirim pengawalku untuk mengurusnya.”
“Haha,
kau jahat sekali.” Lalu Sooyoung berbalik, membelakangi Kyuhyun. “Lagipula aku
masih punya satu minggu. Kenapa disia-siakan?”
Saat Sooyoung melangkahkan kakinya untuk
keluar bandara, Kyuhyun memannggilnya. Sooyoung berbalik dan saat itu juga
Kyuhyun langsung mengecup singkat bibir Sooyoung, membuatnya kaget. Sebelum
Sooyoung bereaksi Kyuhyun langsung berlari meninggalkannya sambil berteriak di
tengah bandara yang sepi. “Sooyoung-ahhh~ Saranghaeeee~!”
Lalu
baru Sooyoung bergerak mengejar Kyuhyun. “Ya! Orang yang tidak romantis!”
_END_
Josong
hamnida kalo ceritanya agak ga beres, soalnya mood lagi ga bagus >,<
But,
I Still hope your comment…
So
RCL pleaseee ^___^
cr : Story and Cover by @MarthAngel1004
senyum2 sendiri bacanya...daebak
BalasHapusdaebak!!! heheheehe
BalasHapustetaplah berkaya!