Selasa, 26 Juni 2012

Super Junior YeKyu Fanfiction : LOST Part 2





Genre : Crime, Friendship
Rating : T
Author : @MarthAngel1004
Main Cast :
Yesung as Jerome Kim
Kyuhyun as Marcus Cho
Support Cast :
Sungmin as Vincent Lee
Eunhyuk as Spencer Lee

Prolog : Y-84 terlempar ke masa lalu. Segera setelah ia menyadari bahwa dirinya adalah robot, ia dapat dengan cepat menguasai dirinya. Lalu setelah ia terbang ke sebuah kota ia bertemu dengan orang yang telah menciptakannya dimasa depan, Marcus dan asistennya Vincent. Mereka lama berbincang Y-84 mengaku bernama Jerome Kim, tapi setelah Marcus menganggapnya sebagai teman, Marcus mulai menyadari ada yang aneh dari Jerome...


Marcus dan Vincent langsung menyeretku yang tidak mau menjawab masuk kedalam taxi, tapi di taxi kami bertiga mungkin sama-sama punya pikiran aneh yang sama dan memutuskan untuk tidak mengumbarnya di hadapan publik.
Tak lama, kami sampai di depan sebuah rumah bercat putih, didepannya terdapat kebun kecil yang rata-rata tumbuhannya telah layu. Ini mataku atau memang bangunan bertingkat ini terlihat miring seperti akan rubuh? Bahkan, lebarnya tidak sampai 5 meter. Kami masuk kesana, aku masih dituntun mereka di kedua lenganku dengan perlahan memasuki ruang tamu. Lalu aku dibanting ke sofa, dan mereka berjongkok sambil melotot di depanku.

"Hei Lee, apa pikiranmu sama denganku?" tanya Marcus tanpa menoleh padanya dan tetap menatapku.
Vincent mengangguk singkat "Mungkin."
"Kau Jerome Kim, dari Hongdae benar?" aku mengangguk untuk pertanyaan Marcus itu. "Benar?" tegasnya, dan kali ini aku mengangguk. "Lalu?"
"Tapi... Kalau aku menceritakan yang sebenarnya, janji kalian tidak akan membunuhku!" sekarang aku belajar rasa takut.

Marcus dan Vincent saling menatap bingung, tapi setelah itu mereka tertawa bersamaan sampai mengeluarkan yang disebut air mata bahagia. Aku menunggu dengan sabar... Aku jadi merasa memerankan tokoh bintang komedi yang tidak mengerti kenapa penonton bisa tertawa. Lama kelamaan aku bosan melihat hanya mereka yang tertawa, dan yang kulakukan adalah ikut tertawa. Terbahak-bahak sampai saling tunjuk. Hal ini lumayan melelahkan, sampai di 7 menit 14 detik kami berhenti bersamaan.

Wajah Marcus berubah serius "Hahh.. Apa katamu barusan? Aneh sekali. Membunuhmu, memangnya kau siapa, pengedar? teroris? Kau tahu, walaupun aku akan membunuhmu aku tidak akan sanggup. Benarkan?" lanjutnya terus memukul lengan Vincent pelan.
"Benar. Apa maksudmu hah?"
"Apa dimata kalian aku tidak terlihat aneh?"
"Aneh kenapa? Maksudmu kau bukan manusia?" Vincent memencet pipiku dengan jari telunjuknya.
"Benar." jawabku mengaku.
"Lalu kau ini apa?" tanya Vincent lagi, tapi kali ini terlihat seperti sedang bercanda.
Tanpa niat menanggapi candaanya, aku hanya berusaha ingin selamat."Aku Robot, namaku Y-84 dan diciptakan oleh Prof. Marcus Cho di tahun 2058 ."
"NE?!" kata mereka bersamaan.
"Kau gila?"
"Tidak, tidak. Dia tidak bercanada." bantah Marcus, "Bagaimana kau bisa sampai kesini?"
"Aku ditransfer ke tempat pembuangan melalui mesin waktu. Dan aku bisa sampai kesini menggunakan jet pack."
"Ya ampun, apa aku yang menciptakan itu semua?" aku mengangguk tapi lalu ia menggeleng. "Aku membuang sampah ke masa lalu? Kenapa? Apa kau tahu itu?"
"Di tahun 2058 , satu-satunya lahan kosong adalah lapangan militer. Semuanya serba instan dan serba daur ulang, jadi orang-orang tidak perlu buang sampah." jelasku.
"Lalu aku?" timpal Marcus penasaran.
"Singkat saja. Kau tidak suka daur ulang."
"Eee, cerita bagus tapi.." Vincent menguap, lalu berdiri. "Aku tidur duluan ya? Sampai besok pagi." dan ia segera naik ke atas.
"Ayo kau juga!" perintahku pada Marcus.
"Kenapa kau memerintahku? Aku belum ngantuk. Ayo cerita lagi!"
Aku menggeleng, "Aku ini baru diciptakan tahu."
"Apa karena aku kira kau rusak, maka aku membuangmu kemari begitu?"
"Bukan, tapi karena perang." dia menatapku penuh pertanyaan "Manusia mulai memerangi kami para robot yang jumlahnya melebihi manusia."
"Di tahun itu sudah banyak robot katamu? Lalu kenapa aku baru bisa buat satu, yaitu kau?"
"Aku berbeda." wajah Marcus semakin menampakan ekspresi penasaran. "Cukup."
Ia mengerutkan dahinya, "Cukup apa?"
"Aku bisa tidak tidur dan bercerita semalaman, tapi kau tidak. Kau harus bangun besok! Rencanamu mengundurkan diri, bukan dipecat kan?"
Marcus menggaruk kepalanya, "Kau benar" dan lalu bangun dr tempat duduknya, "Baiklah, kalau butuh sesuatu panggil saja. Selamat malam." ia berbalik memperlihatkan punggungnya yang semakin menjauh lalu menghilang.

Setelah itu aku mengaktifkan sistem 'Rest' untuk menghemat energi. Dan pandanganku menjadi gelap, sampai esok paginya otomatis aku terbangun.
Besok paginya kami berkumpul di meja makan menikmati sarapan, Marcus dan Vincent menatapku yang sedang menyuap cereal dengan curiga.

"Kau makan itu?" Vincent akhirnya bertanya.
"Kenapa memangnya?" tanyaku kembali pura-pura tidak mengerti.
"Kau tidak makan baut atau minumum oli? Kau tahu, seperti di film."
"Haha film apa yang kau tonton? tentu saja tidak. Bahan organik juga bisa menghasilkan energi."
"Lihat! Lihat? Yaa.. Ciptaanku ini hebat kan?!" pamer Marcus.
Tanpa mempedulikannya Vincent yang semalam tidur lebih awal kembali bertanya padaku. "Apa kau bisa merasakan makanannya?"
"Ne,"
"Biar kulihat lidahmu." aku menjulurkan lidahku padanya. "Wah, kau manusia total!" katanya kagum. "Apa yang membuktikan kalau kau robot?"

Untuk membuktikannya, aku melepas jaket yang kemarin dipinjamkan Marcus padaku dan memperlihatkan baju ketatku lalu membuka seleting yang ada didepan dadaku. Sama halnya dengan manusia lain, tapi di bagian kiri terdapat garis yang berbentuk persegi kira-kira 3 inci. Aku dapat membukanya dengan tombol pada jam tanganku, didalamnya terlihat macam-macam logam dan kabel juga jantung buatan.

"Uwah~" sebelum mereka menyentuhnya dengan cepat aku menutupnya dan juga memakai jaket kembali.
"Wah keren~" puji Vincent.
"Tapi kalian harus ingat, jangan beritahu orang lain tentang ini!"
"Tidak boleh? Sayang sekali, padahal ini cerita bagus." balas Vincent.
Marcus meneguk kopinya lalu berdiri, "Baik, sudah cukup. Vincent ayo!"
Vincent bangun dari kursinya "Benar. Aku tidak mau gajiku dipotong lagi gara-gara terlambat."
"Aku juga harus berangkat"
"Kemana? Apa kau benar-benar aktor di perusahaan itu?!" tanya Marcus kaget.
"Hah? Apa dia mengaku sebagai aktor padamu sebelumnya?!" tambah Vincent.
"Haha, iya maaf. Sekarang aku dapat kerja sampingan di kedai kopi." jawabku sambil berjalan menuju pintu keluar.

Tiba-tiba pintu terbuka saat aku baru melihat pintu itu hampir terbuka, tiba-tiba tanpa peringatan wajahku tertubruk pintu yang terbuka itu dan jatuh tersungkur dengan posisi yang sangat tidak menyenangkan. Setelah kejadian itu Vincent berlari ke arahku dan membantuku berdiri sedangkan Marcus menyambut kedatangan orang yang membuat hidungku merah ditambah rasa sakit yang dibuat otakku.

“Yaaa~ Kau datang?”
“Ya, Marcus kau sekarang tambah tinggi!” ujar seorang pria berambut pirang dengan jaket tebalnya.
“Ya! Spencer, waahh kau semakin tua ya?” ledek Vincent segera setelah kami menghampiri mereka, sekalian Vincent berdiri di sebelah orang yang di panggil Spencer tadi untuk menepuk pundaknya.
Aku menyikut lengan Marcus pelan lalu berbisik padanya “Siapa dia?”
“Ah benar.” Ia mendorongku maju mendekat ke temannya itu. “Kenalkan ini sepupu jauhku, namanya Spencer.”
“Oh, Annyeong haseyo Spencer-ssi.” Aku menjabat tangan dinginnya “Aku Jerome.” Kemudian ia menyapaku kembali dengan ramah layaknya tetangga.
“Oh ya, Spencer apa mungkin kau akan berencana menginap?” tanya Marcus segera setelah melihat barang bawaannya.
“Tidak boleh ya?”
“Hmm.. bukannya begitu, tapi kita tidak punya cukup ruangan.”
“Maksudmu?” setelah Spencer mengucapkan itu, Marcus menggaruk kepalanya sambil tersenyum ragu, “Buat apa ruangan?! Kau punya ruang tamu yang luas.”
“EH?” kami bertiga mengucapkan kata yang sama berbarengan.
“Tinggal geser maja dan kursinya ke pojok, lalu kita pasang kasur lipat lalu tidur bersama-sama.” Kami terkejut sekaligus bingung dengan pernyataannya itu, “PESTA PIYAMA!!!” kata Spencer berteriak sembari mengangkat kedua tangannya tingi-tingi.
“Ehem... aku... harus berangkat kerja sekarang, mungkin akan pulang terlambat.” Ujarku sambil terus berjalan ke pintu.
“Aku juga.” Kata Marcus buru-buru, juga disusul Vincent yang mengatakan hal yang sama. “Kami berangkat, jaga rumah baik-baik ya!”

            Setelah menjauh dari rumah kami memperlambat langkah sambil menundukan kepala kami terlihat seperti orang-orang yang menyedihkan. Mengingat apa yang akan terjadi nanti malam...

“Ya, sebenarnya siapa dia?” tanyaku tiba-tiba.
“Sudah kubilang dia itu sepupu jauhku. Bibi mengirimnya kemari paling tidak satu bulan sekali.”
“Apa kalian sering melakukan apa yang dimaksud degan ‘Pesta Piyama’ itu?” mereka mengangguk lesu. “Apakah sangat buruk?”
“Menurutmu?” desak Vincent.
“Sepertinya, itu cukup menggelikan.”
“Sangat menggelikan!” tegas Vincent lagi.
“Ah sudah-sudah... Berdoa saja, tidak terjadi hal yang buruk!”

            Seperti biasa aku menyelesaikan pekerjaanku dengan baik tanpa kesalahan, dan juga melakukan fanservice dengan baik. Pekerjaanku sekarang lebih baik dibandingkan kembali ke rumah yang berisi orang gawat itu. Dari tampangnya memang tidak berbahaya, tapi... dari caranya mengucapkan kata ‘pesta piyama’ itu membuat sensorku kacau balau.
            Pukul delapan malam, aku menelpon Marcus dengan ponsel murah yang baru aku beli dengan gajiku hari ini. Sayang sekali aku tidak aku tidak dilengkapi dengan tombol-tombol telepon yang mungkin muncul pada telapak tanganku, tapi mungkin dengan itu aku akan kelihatan sangat bodoh.

‘Halo... Siapa ini?’
“Aku, Jerome..”
‘Hahh... aku tidak mau pulang hari ini.’
“Karena aku menumpang disana, aku harus memiliki keinginan yang sama denganmu.”
‘Kau benar’ sekarang suaranya terdengar lebih sedih dari yang tadi pagi, ‘Tapi sayangnya, kita tetap harus pulang. Atau rumahku bisa jadi surganya para iblis.’
“Haha, ya baiklah. Aku yakin kau bisa mengatasinya.” Setelah mendengar jawabannya aku menutup telepon lalu naik bus ke arah rumah.

            Setelah bus berhenti, aku berjalan sebentar untuk mencapai rumah Marcus. Beberapa langkah lagi mencapai rumah, kudengar beberapa kali suara ledakan kecil dari arah rumah itu. Aku buru-buru berjalan cepat, saat sudah dekat aku menunduk dan kepalaku terangkat sebatas kaca jendela.
            Dari sana yang kulihat hanya gelap, tidak ada siapa-siapa disana. Tapi kemudian mataku menangkap sesuatu yang terang dari atas, lalu cahaya itu berkedip-kedip bersamaan dengan suara ledakan-ledakan kecil tadi yang semakin bertambah kencang saat sedari tadi aku mendekati rumah.
            Lalu aku mendengar kata-kata keluar dari jauh, aku menegok untuk mengetahui dari mana asalnya suara itu yang tidak lain adalah dari Marcus dan Vincent. Mereka berjalan berdampingan persis seperti tadi pagi. Saat mereka melihatku, buru-buru aku melambaikan tanganku pada mereka untuk menyuruh mereka mendekat perlahan-lahan.

Setelah sampai mereka berjongkok di sampingku, “Ya, apa yang kau lakukan disini?” tanya Marcus mendahuluiku.
“Aku tidak tahu. Tadi aku mendengar ledakan lalu dirumahmu semua lampu bawah mati, tapi diatas aku melihat cahaya berkedip-kedip cepat.”
“Hah ada apa?!” Marcus menundukan kepalanya dalam-dalam dan berbicara pada dirinya sendiri, “Ya ampun,, benar-benar orang itu.”
Vincent menyentuh punggungku dengan ujung jari telunjuknya “Jerome-ssi, sebenarnya ada apa?”
Aku mengeluarkan sebuah Dagger yang tersembunyi disamping sepatu army-ku.“Kita harus cepat, mungkin sesuatu yang buruk terjadi. Kalian ikut dibelakangku, cepat!”

            Aku membuka pintu yang rupanya tidak terkunci dengan perlahan, aku masuk diikuti olah Marcus yang membawa sebuah kayu lalu Vincent di paling belakang yang memegang sapu untuk jaga-jaga. Bisa kulihat wajah Vincent cemberut saat aku menoleh kebelakang. Pertama-tama kami berdiri di samping tangga dimana cahaya itu masih berkedip.

“Oke, saat ada bayangan menuruni tangga bersiap-siap angkat senjata kalian! Mengerti?” perintahku dengan berbisik. Dan mereka merespon dengan anggukan.

            Tak lama setelah aku mengucapkan itu, mulai terdengar suara hentakan kaki. Seseorang menuruni tangga setelah lampu diatas benar-benar padam dan tidak ada lagi suara ledakan. Mungkin orang itu sudah menuruni tangga, tapi karena gelap aku tidak dapat melihat orang itu dengan jelas.
            Aku sudah bersiap-siap dengan senjataku saat tiba-tiba lampu menyinari kami. Sontak kami berteriak melihat apa yang tidak mungkin kami mengerti.

“WAAAAAA!!!!!!”
“Ap... apa yang kalian lakukan?!”

~TBC~
Thank you for reading, please comment to get more part~
TAKE OUT WITH FULL CREDIT!!!
Credit : martha-kpop.blogspot.com
by : @MarthAngel1004 / martha_sujushinee@ymail.com
Read More..

9th & 10th Photo Teaser 6jib "Sexy, Free, and Single" Super Junior Siwon & Kyuhyun

Akhirnya teaser 6jib SJ semuanya selesai hari ini, kita tinggal nunggu peluncuran teaser MVnya sama comeback mereka 1 Juli nanti, kyyyyaaa can't wait for the album yang katanya dijepang harga albumnya sekitar 184.000 rupiah!!! Siap2 tabungannya ya~XD




Cr : @MarthAngel1004

Read More..

Senin, 25 Juni 2012

7th & 8th Photo Teaser 6jib "Sexy, Free, and Single" Super Junior Kangin & Sungmin

Hari ini dengan konsep Beauty and the Beast Super unior kembali meng-upload foto teaser dari album ke-enam berjudul "Sexy, Free, and Singel." yang menampilkan Kangin dan Sungmin. ^^
(waahh.. kangin Oppa keren banget, udah lama ga liat nih..)






Ditambah, Leeteuk memposting foto teasernya yang lain melalui jejaring sosial Twitter... ckckck, rupanya Leader kita ini juga udah ga sabar ya pengen buru-buru keluar ^_^


Read More..

Minggu, 24 Juni 2012

5th & 6th Photo Teaser 6jib "Sexy, Free, and Single" Super Junior Shindong & Yesung


 



 


Setelah Eunhyuk, Donghae, Leeteuk, dan Ryeowook kemarin di rilis foto teaser nya, hari ini SM Entertaiment selaku management Super Junior kembali mengeluarkan 2 foto teaser lagi… Kali ini Shindong dan Yesung yang di rilis foto nya.

Bagaimana menurut kalian chingu foto teaser Shindong sama Yesung ini???

Yesung Oppa kayaknya perlu difoto dari depan deh, biar keliatan abs-nya.. ㅋㅋㅋ

cr : sport cosun
posted by @MarthAngel1004 for martha-kpop.blogspot.com
Read More..

Sabtu, 23 Juni 2012

Super Junior 6th Album Track List

 (K-ELF 6JIB promotional poster)

Super Junior “Sexy,Free,& Single” Album:

1. 키스 해줘 (Angel)
2. 섹시한 무료 및 싱글
3. Show Me Your Love
4. 여신의 손길 (TOUCH) (최시원solo)
5. Kiss&Tears;
6. The Beauty Of Us
7. Crystal Heart
8. 카사블랑카
9. Magic In The Kiss (이혁재 solo)
10. 섹시한 무료 및 싱글 [Instrumental]


Huwaaaa makin ga sabar nunggu albumnya keluar~~~ SJ Jjang! XD


Credit : xVidELFx
Via : WorldWideELF
Posted by martha-kpop.blogspot.com
Read More..

3rd & 4th Photo Teaser 6jib "Sexy, Free, and Single" Super Junior Leeteuk & Ryeowook

Hari ini Super Junior kembali mengunggah foto Teaser 6 Jib mereka yang berjudul "Sexy, Free, and Single.". Tapi kali ini berbeda dengan yang pertama dan kedua, Foto teaser yang keluar ada dua orang Leeteuk dan Ryeowook!!!! ^_^




ryeowook teaser 6jib


Cr : Super Junior
@MarthAngel1004
Read More..

Jumat, 22 Juni 2012

HyoHyuk fanfiction : SECRET part 1/2


Genre : Romance
Rating : T
Language : Bahasa Indonesia
Author : @MarthAngel1004 / martha_sujushinee@ymail.com
Main Cast :
Lee Hyuk Jae / Kim Eunhyuk
Kim Hyoyeon / Kim Hyoyeon
Support Cast :
Taeyeon
Leeteuk
Siwon

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
SUM : Sebenernya ini lanjutannya dari FF Taeteuk ONE WAY, so yang belum baca disarankan baca dulu biar ga pusing, Okay? Let's Cekidot~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

-->
*Author POV*

"Kau mau ini?"
"Aaaahh.."

Saat Taeyeon membuka mulutanya untuk menerima suapan ice cream, Leeteuk malah mendaratkan ice cream di hidung Taeyeon, dan tanpa rasa bersalah ia mulai tertawa.

"Hahahaha, mian mian" ujar Leeteuk.
"Aish.. Oppa!" kata Taeyeon yang kemudian menyolek ice cream dan memeperkannya di wajah Leeteuk.
"Ya! Chagi ya!"
"Hahaha, ayo Oppa.. Kejar aku!" ujar Taeyeon yang kemudian berlari.
"Taeyeon-ah! Kemari.. Malu dilihat orang.." balas Leeteuk sambil berlari kecil.

Tapi Taeyeon tidak mendengar dan malah berlari lebih jauh. Dengan terpaksa Leeteuk mengejarnya sampai akhirnya dengan nafas tersengal-sengal ia berhasil mendapatkannya...

*Taeyeon POV*

Di rumah, aku langsung masuk kamar...

"Hahahahaaaahh~"
"Tsk, kali ini kemana?" tanya Eunhyuk tiba-tiba.
"Aish, kenapa kau selalu ada di kamarku sih? Aku ke festival.. Kenapa?" balas ku ketus.
"Ah kau ini.. Ckckck, bagaimana bisa kau kembali padanya hah?"
"Karenaaa.. Karena kekuatan CINTA!"
"Hoek.."Ledek Eunhyuk.
"Waeyo? Kau iri ya? Tenang akan ku carikan pacar untuk mu?" ujarku santai.
"Ap.. Ap... Apa maksudmu?!" tanyanya gugup.
"Kau iri karena aku punya pacar, makanya aku akan berusaha mencarikan pacar yang baik untukmu.." kataku menyindir Eunhyuk.
"Bu, bu, buat apa?"
"Agar kau tidak iri lagi padaku. Atahu kau sudah punyapacar ya? Kenapa aku tidak pernah melihatmu membawa-nya?" balasku lagi dengan nada menyindir.
"Mmm..mm.. Ak.. Aku punya!" ujarnya ragu.
"Jinjja?! Waahh kau hebat Eunhyuk-ah! Besok kenalkan padaku ya?" ujarku yang kemudian berlalu ke kamar mandi.

*Eunhyuk POV*
"Hehehe, ye Noona.. Jangan Terburu-buru!" balasku.

Haaah.. Eothokke? Dalam waktu kurang dari 24jam bagaimana aku bisa menemukan seorang wanita? Untuk di jadikan pacar lagi, pinjam pulpen ke teman sebangkuku di sekolah saja aku tidak berani... Hufftt, aku bisa gila kalau begini cara-nya!

. . . . . . . . . . . .

Keesokan paginya, dengan merasa berat aku mencoba membuat diriku terlihat lebih rapih dengan seragamku, untuk menambah kemungkinan ada yang menyatakan cintanya padaku. Hahh, bagaimana supaya terlihat keren ya?

"Pagi Eomma, pagi Eunhyuk-ah.." sapa Yeona menuju meja makan, ia duduk dan mengambil 2 lembar roti, kemudian mengoleskan selai diatasnya.

Haahh.. Aku berharap dia Amnesia..

"Oh iya, Eunhyuk, aku hari ini banyak pekerjaan. Tapi aku masih penasaran, temui aku jam 8 malam saja ya? SMS-kan aku tempatanya, aku akan pergi bersama Leeteuk Oppa." ujarnya girang.
"Kalian bertiga.. Nanti malam mau kemana?" tanya Eomma.
"Bukan bertiga, tapi berempat. Eunhyuk akan memperkenalkan pacarnya padaku." balas Yeona berbisik pada Eomma.
"Yeona!" kata ku agak berteriak.
"Eunhyuk-ah! Sudah kubilang jangan panggil dengan nama orang lain, yang benar Taeyeon Noona." ia membenarkan.
"Tidak mau, aku mau-nya seperti itu. Kalau tidak suka kau cari saja adik yang lain!"
"Ishh.. Kau.. Ingat nanti malam jam 8 tepat!" balasnya menggeram padaku.
"Ish, ya ya... Ayo!" ujarku.
"Hati-hati bawa mobilnya!"
"Ye, Eomma.." balas kami bersamaan.

Di mobil, aku berusaha untuk diam, mencoba untuk tidak melakukan kesalahan dengan setiap kata yang kubuat... Tapi dia malah melempariku dengan banyak pertanyaan."Siapa dia?, Seperti apa wajahnya?, Dia pintar? Kaya?".
Sesampainya di depan gerbang, aku keluar mobil tanpa pamit padanya.

"Eunhyuk-ah! Tidak ada cium untukku hari ini? Apa karena kau sudah punya pacar?! Hihihi" katanya menyindirku lagi.
"Muaacchh!" tanpa dia sadari, aku sudah mencium pipinya.
"Eunhyuk! Ish, basah tahu! Awas kau ya!"
"Yeona, annyeong~"

*Taeyeon POV*

Haaahh... Adik ku itu.. Eunhyuk-ah mana ada yang sepertimu? Kau menyuruhku cari adik lain? Kau... Mengingatkanku pada Appa..

Echo, echo, echo in my mind~  Dering ponsel mengagetkanku.

Sooyoung        : Ya! Eodiseo? Cepatlah sedikit!
Taeyeon          : Ah iya, segera! Tunggu aku!

Bip!
Segera kumatikan ponselku, kemudian memacu mobilku.

*Eunhyuk POV*
Aku melamun saja di kelas sampai bel istirahat berdering. Pikiranku benar-benar kosong.

"Eunhyuk Oppa~" seorang yeoja menghampiriku.
"Ada ap, kau.. Sulli kan?"
"Mm, Oppa mengenal ku?"
"Hmmh ya baiklah, sekarang kau mau apa?" tanyaku.
"Ini..." dia memberiku sebuah kotak kecil berwarnya merah muda.
"Mian, Sulli-ah.." kataku yang kemudian menoleh ke luar pintu. "Ya! Taemin-ah!" aku memangil Taemin yang kebetulan lewat.
"Ye, Hyung.. Ada apa?"
"Ini, dari Sulli!" aku langsung mengambil kotak tersebut dari tangan Sulli, dan memberikannya pada Taemin.
"Oppa! Inikan untuk..." Sulli menghentikan ocehannya saat matanya melihat Taemin.
"Ah.. Sudahlah kalian berdua, pergilah.." aku langsung mendorong kedua pasangan baru itu keluar, kemudian dengan kesal kembli duduk.
"Haah... Kenapa Sulli? Noona tahu yang seperti itu bukan tipeku."

Bel pulang...

"Hmm.. Enakanya kemana ya?" pikirku sambil melewati gerbang sekolah.
"Eunhyuk!" panggil Sungmin yang kemudian langsung merangkul pundakku. "Jalan yuk!" lanjutanya.
"Kemana?"
"Kudengar ada Street Dance di Mall, ayo kita kesana!"
"Jinjja? Ayo kalau begitu, jangan buang waktu" aku langsung menarik tangan Sungmin.
"Eh eh eh... Tunggu! Kita ganti baju dulu.."
"Ahhh benar juga, tapi aku tidak bawa."
"Tenang, aku ada. Aku tahu kau pasti mau aku ajak, makanya aku sudah siap" kata Sungmin enteng.
"Kau memang temanku,Ayo!" balasku girang.

            Setibanya di Mall mataku hanya menangkap segerombolan orang, tidak panggung, atahu sorot lampu. Orang-orang menghalangi pandangan.

"Waaa... Ramai sekali"
"Jelas, ini Mall" jawabku. "Ah disana!" lanjutku saat melihat banner Street dance.
"Kau mau ikut?!" tanya Sungmin.
"Kenapa tidak? hadiahnya lumayan 300 ribu won." Kataku sambil menunjuk papan persyaratan peserta, “Lagipula sayang kalau kita hanya menonton.”
"Kalau kau sudah bicara begitu apa boleh buat."

*Author POV*
Eunhyuk yang hendak menuju meja pendaftaran tiba tiba menabrak sesorang.

"Aduh.."
"Ah, Aghassi..." Eunhyuk membantunya berdiri, saat melihat wajah orang yang ditabrakanya. "Wah cantiknya~” Bisikku “Mmm.. Mm.. Maaf.."
"Gwaenchana.."
"Boleh aku.." Saat Eunhyuk mau menayakan namanya, wanita itu pergi.
"Next.. Next! NEXT!" teriak panitia.
"Ah iya iya, aku..." dengan gugup aku mendaftar ‘Siapa ya wanita cantik itu?’ ucapku dalam hati.

*Taeyeon POV*
"Haahh... Beres juga, sekarang jam~... 6?!"
            Saat itu juga aku langsung menekan nomer telepon Leeteuk di ponselku.

Tuuutt.. Tuuutt...
Leeteuk          : Ne, ada apa Chagi?
Taeyeon          : Oppa sibuk tidak?
Leeteuk          : Tidak juga, ada apa?
Taeyeon          : Jam 8, temani aku makan malam.. Eunhyuk akan memperkenalkan pacarnya padaku.
Leeteuk          : Aaaa~ arrasseo, baiklah kujemput setengah 8 ya?
Taeyeon          : Bye, Chuuu~
Bip!

"Aku tidak sabar melihat bagaimana ekspresi Eunhyuk saat memperkenalkan pacarnya nanti, dia kan anak pemalu. Hihihi"
"Taeyeon, ada apa?" tanya Sooyoung.
"Bukan apa apa, hehehe"

*Eunhyuk POV*

"Peserta nomer 113 dan 114 , silahkan naik ke panggung!"
"Ah itu aku.." dengan segera aku langsung naik ke panggung.
"Eunhyuk! FIGHTING!" teriak Sungmin.
"Eh? Ini lawanku? Seorang Yeoja?" kataku dalam hati. Topinya menutupi separuh wajahnya, hanya rambut panjangnya yang terlihat jelas.

Musik dimulai, awalnya aku hanya melakukan gerakan yang biasa saja, tapi lama-kelamaan wanita itu mengeluarkan gerakan yang indah dan sulit. Dia Pro! Lalu karena tidak ingin kalah aku mengerahkan seluruh kemampuanku melawannya sampai waktunya habis. Sampai saat terakhir ia baru melepaskan topinya, dia?!

"Hosh.. Hosh.. Hosh." Kami berdua menuruni pangung diiringi sorakan penonton.
"Eunhyuk! Kau keren sekali!" puji Sungmin.
"Tentu... Saja.. Hufft, tapi wanita cantik itu juga.."
"Sebentar lagi diumumkan pemenangnya, ayo mendekat!" ajak Sungmin.
Tapi aku menolakanya, "Min, aku pergi dulu! Kau tolong jaga dulu disini!"

Aku pergi mencari wanita tadi, berkeliling diantara penonton dan sampai akhirnya kutemukan dia berbalur keringat juga sedang menunggu hasil pemenang.

"Aghassi!" panggilku, dia menoleh.

Setelah menoleh ia langsung memalingkan wajahnya. Aku menghampirinya

"Aghassi.." ulangku.
"Pemenangnya adalah Kim Eunhyuk!! Selamat anda memenangkan 300 ribu won!!" teriak dewan juri.
"Aghassi.. Jadilah pacarku!" pintaku tanpa memperdulikan pengumuman itu.
"Cih.. Siapa kau? Kau datang dan mengalahkanku. Kemudian memintaku menjadi pacarmu?! Yang benar saja!" jawabnya ketus, tapi aku menyukainya.
"Tolong, jadilah pacarku, setidakanya malam ini saja.."
"Apa kau tahu? Aku sudah lama mengicar posisi dalam kompetisi ini, aku butuh uang!" katanya lantang.
"Baiklah, begini saja. Anggap kau yang menang, dan aku akan memberimu 300 ribu won itu. Setuju?" tawarku.
"Jadi pacarmu malam ini saja kan? Baiklah."
"Baguslah, ayo!" aku langsung mengajakanya untuk berdandan.

To : Sungmin
Mian, aku ada urusan lain. Kau pulang saja duluan ^^

To : TaeyeonNoona
Yeonna, ke Seoul Tower!

Setelah mendandaninya dan merapihkan diriku, aku pergi dengannya menggunakan Taxi. Di Taxi aku menjelaskan apa yang akan dilakukan di depan Noona nanti.

*Author POV*

Tak lama, Eunhyuk sampai. Belum ada tanda-tanda Taeyeon disana.

"Haahh.. Belum sampai, oh iya Aghassi siapa namamu?" tanya Eunhyuk.
"Bagaimana dengan mu?"
"Oh, aku? Benar harusnya aku yang duluan, aku Kim Eunhyuk."
"Cukup begitu? Baiklah, aku Hyoyeon.. Kim Hyoyeon rago haeyeo." balas wanita yang sekarang megenakan Simple Dress itu.
"Wah.. Kebetulan marga kita sama..." Eunhyuk tersenyum.

*Hyoyeon POV*

Dia tersenyum, padaku?
Deg!
Hah?! DEG apa?! Tidak, andwe! Kami hanya terikat kontrak.

"Baiklah, silahkan duduk chagiya. Kita pesan makanan duluan saja."
Aku kaget dipanggil seperti itu, jadi aku menyangkalnya. "Ya! Jangan seenakanya panggil seperti itu. Lakukan jika keluargamu sudah disini!"
"Mianhae, aku hanya berusaha menyesuaikan diri. Karena sebenarnya aku belum pernah merasakan yang seperti ini, hehehe".
"Mwo? Maksudmu seperti ini... Kencan? Belum?" tanyaku tidak percaya.
"Hei~ aku baru kelas 3 SMA, ini bukan berarti aku tidak laku. Tapi aku belum menemukan yang seperti dirimu..." ucapannya terhenti ".. Yang mempsona seperti mu Hyoyeon-ah." lanjutanya pelan.
Aku hanya diam dengan mulut hampir terbuka, sampai kemudian sesorang menyerukan sebuah nama.
" Eunhyuk-ah!" sepertinya Noona-nya sudah datang.
"Ah, Noona!" balas Eunhyuk berdiri, kemudian melambai padanya.

Saat ia mendekati meja, aku ikut berdiri lalu memberi salam.

"Annyeong Haseyo... Joneun Hyoyeon rago haeyo. Bangapseumnida." ujarku berusaha ramah.
"Annyeong, kau.. Yeojachingunya Eunhyuk kan?" jawab yang wanita.
"Waahh... Kau cantik." kata yang pria, sedangkan aku hanya bisa tersipu malu.

*Author POV*
Hyoyeon tersipu malu. Lalu Taeyeon buru buru mencubit lengan Leeteuk.

"Aduh, sakit.." rengek Leeteuk. Disusul dengan wajah cemberut Taeyeon.
"Hehe, iya, iya, kau yang paling cantik Taeyeon-ah" lanjut Leeteuk sambil mencubit pipi Taeyeon manja.

Eunhyuk dan Hyoyeon mengelengkan kepala bersamaan, dan saat itu juga secara tidak sengaja mereka berpandangan. Wajah mereka begitu dekat, saking dekatanya samapi wajah keduanya memerah.

"Ehem... Ayo kita... pesan makanan dulu." Eunhyuk duduk dengan cepat, lalu membuka-buka menu dengan gugup.
"Ya, benar. Aku juga sudah lapar.. Chagi kita makan apa?" timpal Leeteuk.

Tak berselang lama, akhirnya mereka makan sambil bercakap-cakap.

"Jadi... Siapa namamu tadi, Hyoyeon!?" tanya Taeyeon.
"Benar, Eunhyuk Noona." jawab Hyoyeon.
"Hahaha, iya aku belum memperkenalkan diriku secara resmi. Aku Kim Taeyeon, kakakanya Eunhyuk. Kau bisa memanggilku Eonni kalau kau mau." Taeyeon tersenyum.
"Ye, Eonni." Hyoyeon ikut tersenyum.
"Sudah berapa lama?"
“Ne?”
“Sudah berapa lama kau pacaran dengan Eunhyuk?” tanya Taeyeon penasaran.
“Aku?” tanya Hyoyeon kaget, tapi lalu ia berusaha tenang, “Baru satu minggu.”
Kali ini Eunhyuk yang terlihat kaku, “Maka dari itu kak, aku belum berani mengenalkannya padamu.”
“Begitukah?”
“Hei, Taeyeon-ssi kau ini. Kenapa curiga sekali sih?” bela Leeteuk.
“Ah, benar. Kalu begitu maafkan aku.” Kata Taeyeon sambil tersenyum malu.

*Eunhyuk POV*

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, diikuti dengan hari yang juga telah berlalu. Matahari sudah terbenam, kami keluar meninggalkan tempat duduk kami yang masih terasa hangat, dan berdiri bersamaan di lobby.

"Yaa~ baiklah Eunhyuk aku akan pulang dengan-nya. Ini sudah malam, jadi kau antar dia dulu!" Taeyeon menunjuk Hyoyeon lalu dengan cepat menggandeng Leeteuk dan menariknya menjauh dari kami.
"Ta.. Tapi Yeonna.." kataku pada orang yang sudah tak terlihat. “Yasudah, ayo kuantar!”
"Gwaenchana, aku bisa pulang sendiri."
"Tidak apa, bagaimanapun juga Namja macam apa yang tidak mengantarkan Yeoja-nya pulang?" Sambil mnggandeng tangan Hyoyeon aku keluar. Sesampai-nya di luar..

"Sudah, lepaskan aku! Aku bisa jalan sendiri" pinta Hyoyeon.
"Dimana rumahmu? Aku mau mengantrmu pulang"
"Tidak perlu, toh kau juga naik Taxi kan?" Hyoyeon mencibir.
"I.. I.. Iya, tapi bagaimana jika nanti Noona-ku bertanya?"

Tak lama aku mengucapkan kalimat itu..

"Eunhyuk-ah! Kau blum brangkat?" Taeyeon Noona muncul kambali.
"No.. Noona?! Aku, aku..."
"Eonni, Eomma ku menelpon. Aku harus cepat pulang jadi aku duluan saja ya?! Annyeong-gil haseyo..." salam Hyoyeon.
"Hyoyeon Annyeong! Hati-hati ya!" aku melambai pada Taxi yang sudah berlalu.
"Baiklh, Oppa ayo pulang!" ujar Yeonna, aku buru-buru berbalik.
"Yeonna! Bagaimana dengann ku? Aku tidak bawa motor."
"Itu urusanmu, terserah kalau kau mau naik Taxi. Yang jelas aku tidak dapat memberimu tumpangan, karena Oppa-ku membawa mobil sport-nya." balas-nya panjang lebar.

Tapi aku memaksa, aku buru-buru masuk mendahului mereka dan duduk di kursi Taeyeon Noona. Awal-nya aku dimarahi, tapi memang dasar aku tidak akan mengalah akhir-nya dia membiarkan-ku ikut.

Dirumah...

"Eunhyuk, keluar!"
"Shilleo!"
"Kenapa kau selalu masuk ke kamarku?!"
"Eh, Noona, bagaimana pacarku? Cantik kan?" aku mengalihkan pmbicaraan.
"Ya, seleramu bagus juga.. Dia baik.." balas Taeyeon yang lngsung reda dari marah-nya.
"Kalau begitu sudah ya.. Jangan ganggu aku dengan-nya lagi yaaa~?!" kemudian aku keluar dari kamar-nya dan menuju kamarku.

Haahh.. Tidak buruk, semua-nya berjalan lancar. Tapi... OMO! Aku lupa menanyakan nomer Ponsel-nya, gawaaatt. Sudahlah kalau jodoh pasti bertemu lagi. Lalu dengan cepat aku tidur dengan menyimpan harapan bisa bertemu lagi dengan-nya.

"Pagi bu, aku ambil ini ya? Aku berangkat!" setelah menyambar sebuah roti, aku langsung berlari meninggalkan rumah.

*Taeyeon POV*

"Ada apa dengannya? Buru-buru sekali.." gumamku.
"Taeyeon, bagaimana kemarin?" tanya Eomma.
"Ah, kemarin... Lancar, kurasa Eunhyuk pasti akan bahagia punya pasangan yang cantik dan baik seperti wanita itu." jelasku yang sambil menyuapkan sepotong roti.
"Siapa nama-nya? Profesi-nya?" eomma kmbli bertanya.
"Nama-nya Hyoyeon. Kim Hyoyeon, dia juga suka menari sama seperti Eunhyuk. Tapi, kalau profesi atau latar belakang keluarga-nya kami belum membicarakan-nya sampai disitu."
"Emm.. Ibu jadi penasaran seperti apa dia, Taeyeon kau bilang pada Eunhyuk ya? untuk mengenalkan pacar-nya pada ibu!"
"Ye, arraseo. Kalau bgitu aku berangkat ya bu?" aku mengecup pipi Eomma lalu brangkat ke kantor.

Dikantor aku hanya menandatangani berkas-berkas keuangan, tidak ada yang penting yang benar-benar perlu dikerjakan. Haahhh..

"HA! Taeyeon-ah!"
"Sooyounnnggg... Kau bikin kaget saja!"
"Hehehe, kenapa? melamun saja." tanya Sooyoung.
"Bosan" jawabku singkat.
"Trus, kerjaanmu sudah beres smua?" aku mengangguk.
"Kita keluar yuk?!"
"Kemana?"
"Mmm... Jemput Eunhyuk yuk! Dia sudah pulang kan jam segini?" saran-nya.
"Ah~ ide bagus. Ayo!"

Sesampai-nya disana.

"Wah, anak-anak sudah keluar. Apa Eunhyuk juga?" tanyaku.
"Apa kita mau menunggu-nya?" timpal Sooyoung.
"Kau kan yang mengajakku kemari! Tapi.. Oh iya! Eunhyuk kan bawa motor.."

Sooyoung menepuk dahi-nya saat kemudian aku melihat Eunhyuk.

"Eunhyuk-ah!" aku berteriak.
"Ah, Noona? Sedang apa disana?" jawab Eunhyuk saat dia tepat menghentikan motor-nya di depanku.
"Kau mau kemana? Kita makan yuk!" tawarku.
"Memang-nya aku pria macam apa, jalan-jalan dan makan bersama dua Ahjumma?"
"Ish.. Kau ini.."
"Ehm, mian Noona. Aku sudah ada janji. Annyeong!" Eunhyuk pergi.
"Percuma kita kemari." Keluh Sooyoung.
"Sooyoung, kita ikuti dia bagaimana?"
"Ahh.. Aku bukan penguntit.." tolak Sooyoung.
"Eiishh.. Bukan penguntit, begini, mmm.. Anggap saja detektif!?"
"Detektif kan pekerjaan-nya menguntit."
"Ya! Detektif itu menyelidiki. Lagipula kenapa kau mnggunakkan kata yang tidak menyenangkan seperti itu sih?!" protesku lagi.
"Menguntit maksudmu?" ujar-nya polos.
"Ahh, sudahlah. Ayo!"

*Eunhyuk POV*

“Ahh.. Apa aku bisa bertemu Hyoyeon lagi?”

Ckiiittt!
Mendadak aku mengerem laju motorku, saat seseorang menghalangi jalanku.

"YA NEO!” nada bicaraku tiba-tiba berubah halus saat ku ketahui yang menghalangiku adalah Wanita. “Gwaenchanayo?"
"Kau, perhatikan jalanmu. Bagaimana kalu nanti aku..." dia menghentikan perkataan-nya saat melihat wajahku.
"NEO!" ujar kami berbarengan.
"Wae?!" berbarengan lagi.
"Ahh, aku duluan!" dan tidak disengaja, berbarengan lagi.
"Ladies first.." akhirnya aku mengalah.
"Sudahlah..." dia berlalu pergi.
"Hyoyeon-ah!"

*Hyoyeon POV*

Dia memanggilku, dan aku berhenti, tanpa membalikkan badan aku merespon panggilannya.

"Apa?!"
"Saranghae... Nan.. Nan neol jeongmal Saraghae... Saranghamnida.."

Aku kaget tiba-tiba dia berkata seperti itu, dan yang mmmbuatku lebih kaget lg dia memelukku dari belakang yang sebelumya tidak aku duga. Aku "deg degan" setengah mati.

"Ap.. Ap.. Apa yang.. Kau lakukan? Lepaskan aku!" ujarku ragu, sambil berusaha menggerakan badannku untuk melepaskan diri.
"Tolong jangan lepaskan, teruslah begini.. 2 menit saja.."
"Ya! Ini ditengah jalan dasar kau babo!" aku terus berteriak. Aku melepaskan lengan-nya yang memelukku dengan paksa. "Sudah cukup!" lalu aku meninggalkan-nya. "Si.. Siapa dia?! Berani-beraninya, Huh.." aku terus mengomel di sepanjang jalan. "Si.. Siapa? Kenapa? Sa.. Saranghae?"

DEG!

"Hah?! Deg apa lagi ini?! Ani, ani, andwe.." aku berjalan cepat.

*Eunhyuk POV*

‘Hahhh... Aku bertindak bodoh lagi, kenapa aku sok akrab dengan-nya? Bukan. Itu bukan sok akrab lagi, tapi sudah melewati batas.’ Batinku. Lalu sambil berjalan pelan menghampiri motorku...

TIIINNN!!!!

Suara klakson mobil mengagetkanku, dan tanpa sadar aku langsung menendang bamper depan mobil tersebut. Aku hnya menunduk sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal itu, sambil menunggu sang pemilik keluar.
Pemilik-nya keluar aku mencoba memandang-nya, dia sedang mengecek bamper-nya yang barusan kutendang. Aku kembali menunduk saat namja tampan pemilik mobil itu menghampiriku.

"Jeosong hamnida, jeosong hamnida.." ujarku yang memberanikan diri.
"Ehem, gwaenchana... Tidak ada goresan disana. Mmm.. Seperti-nya kau sedang membutuhkan pertolongan."
"Hah, ye?" kemudian aku memandang motorku yang tergeletak tepat di sampingku.
"Hehehe, aku sengaja menjatuhkan-nya." jawabku.
Sambil mendirikan motorku yang terjatuh ia bertanya "Kau.. Bagaimana kalau brgabung dengannku?"
"Ye?"
"Aku melihatmu di Mall waktu itu. Tak disangka bertemu juga, bagaimana kalau kau bergabung dengan grup dance kami?"
"YE?" tanyaku lagi tidak prcaya.
"Hm, ini kartu namaku. Hubungi aku kalau mungkin kau berminat. Oh iya namaku Siwon.. Choi Siwon."
"Ah, ye~ aku Eunhyuk." singkatku.
"Baiklah, aku pergi. Annyeong Eunhyuk-ah"

Sesampai-nya di rumah...

"Aku pulang~"
"Eunhyuk, kau sudah makan?" Eomma menyambutku.
"Aku tidak lapar, aku ke kamar dulu ya bu?" lalu aku berlalu prgi.

Dikamar, aku langsung merebahkan tubuhku di kasur.

"Haahh.. Aku tidak percaya ini. Aku memeluk Hyoyeon, dan bertemu orang baik." kemudian aku mngeluarkan kartu nama tadi.
"Choi~ Si~ Won~ SM~ Entertaiment~ SM~ SM? SM! Waaa!!!" aku brteriak.
"Eunhyuk ada apa?" Eomma mmbuka pintu kamarku.
"Ye? A.. Anio.. Hehehe"
"Kalau kau tidak tidur, makan dulu sana!" Kemudian Eomma kembali menutup pintu.
Aku menutup wajahku dengann bantal, lalu kembali berteriak. "SSSSMMMMMM!!!!!"

*Hyoyeon POV*

"Hmmhh..."
"Hyoyeon-ah, gwaenchanayo? Kelihatan-nya kau tidak brsemangat, kau sakit?"
"Ani Siwon-ssi, hanya.. Biarkan aku duduk sebentar saja."
"Arraseo, cepat menyusul ya. Yang lain sudah menunggu." ia tersenyum padaku, lalu pergi.

‘Ahh! Ada apa dengannku? Kenapa hal yang paling kusukai kini terasa menyebalkan?! Semuanya jadi kacau! Kenapaa saat ada Eunhyuk tadi aku tidak bilang "Nado Saranghae Eunhyuk-ah"? Wae?! Wae?!’ Dengan terpaksa aku kembali melanjutkan menari.

Keesokan hari-nya, aku kembali tidak bersemangat saat latihan.

"Pagi!" suara seseorang mengagetkanku.
Setelah suara itu, Siwon-ssi langsung menghampiri-nya.
"Oh kau, akhir-nya datang juga."
"Ah, ne.. Annyeong haseyo."
"Jadi kau sudah memutuskan bergabung dengan kami?"

Aku dapat dengan jelas mendengar apa yang mereka bicarakan, tapi aku tidak dapat melihat dengan siapa Siwon-ssi bicara, karena badan-nya menghalangi lawan bicaranya. Tapi tanpa ragu aku pun kembali mendengarkan...

"Mmm... Siwon-ssi, mungkin aku akan mencoba dulu bagaimana?"
"Ah~ baiklah kalau bgitu.. Santai saja. Sudah kalau begitu, kau berkenalan saja dulu dengan yang lain-nya!"
"Ne, annyeong gil haseyo Hyung.."

Setelah itu Siwon menghampiriku.

"Oppa, ada apa? Baru menemukan talent lagi?" tanyaku.
"Hehehe, ne. Jangan lupa berkenalan ya? Jangan hanya duduk saja, dia orang hebat!" dia tersenyum.
"Ah, ya baiklah"
"Sudah ya, aku ada urusan lain. Latihan yang benar ya Hyoyeon-ah, annyeong!" ujar-nya berlalu setelah menepuk pundakku.

Aku penasaran seperti apa orang baru itu, aku malas menghampiri-nya duluan tapi, kenapa dari tadi ia tidak menampakan wajah-nya padaku? Ah, sudahlah, lagi pula aku tidak peduli, mau dia kenal aku atau tidak. Aku mengambil botol air minum, dan meminum isi-nya dengan cepat, sampai seseorang menepuk pundakku sambil mengucapkan sesuatu yang tidak ingin kudengar.

"Sillyehamnida~ Eunhyuk imnida, boleh saya berkenalan dengan anda?"

Uhuk! Aku hampir menyemburkan air yang ada di mulutku. Dengan memberanikan diri sebagi senior-nya aku berbalik, dan saat itu juga...

"NEO??!!" dia berteriak sambil menunjuk padaku. Sedangkan aku berusaha menatapnya dengan ketus.


~ToBeContinue~ 

Cr : martha-kpop.blogspot.com
fanfict & cover by @MarthAngel1004 / martha_sujushinee@ymail.com
Read More..