NO SILENT READER!
NOT LIKE DONT READ
Cast
: Shim Changmin (TVXQ)
Cho Kyuhyun (SJ)
Choi Sooyoung (SNSD)
Genre
: Romance
Rating
: Teen
Language : Indonesia
Length : 2000+ words
“Jadi,
anak-anak…”
‘BRAKK!’ tiba-tiba pintu kelas yang terbuka
paksa menimbulkan suara gaduh. Seorang murid dengan nafas terengah-engah
memasuki kelas, dan terhenti tepat di depan guru yang tengah mengajar.
“Josonghamnida…
seongseunim…” ujar murid namja itu sambil membungkuk dalam-dalam. “Saya…
tertinggal bus.”
Guru itu menatap tajam padanya, “Kau lagi Shim
Changmin?!” murid itu tidak berkata apa-apa, ia masih sibuk menghirup udara
dalam-dalam. “Sudah keberapa kalinya kau terlambat eoh? Keluar dan lakukan
hukumanmu sekarang!”
Changmin tanpa bersuara langsung
menuruti perintah gurunya tersebut, meski bibirnya terlihat komat-kamit saat
berjalan keluar. Ia berdiri di depan kelas sendirian sambil mengangkat kedua
tangannya, beberapa kali ia menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal.
“Aish…
guru itu menyebalkan sekali.” Ujarnya. “tahu begini, lebih baik tadi aku tidak
usah masuk sekalian saja.”
Beberapa kali Changmin kepergok
menurunkan tangannya yang pegal oleh gurunya itu, menyebabkan guru itu harus
berteriak sehingga membuat Changmin kesal setengah mati.
Ia berusaha diam dan menahan rasa
pegal di tanggannya dengan menunduk. “Sttt.. oppa!” Changmin mendengar suara
itu tapi ia sengaja tidak merespon. “Oppa! Changmin oppa!”
Akhirnya Changmin mengangkat kepalanya,
mencari dari mana asal suara yang memanggilnya itu. Hampir kesal ia saat sudah
kesekian kalinya ia menengok tapi tidak ada tanda-tanda siapa yang
memanggilnya, sampai akhirnya ia mendapati seorang gadis bersurai kepang
berdiri di sebelah kelasnya kembali memanggilnya, gadis itu melakukan hukuman
yang sama dengan Changmin.
Gadis
itu melambai-lambai. “Oppa annyeong.” Katanya sambil tersenyum.
Dahi Changmin berkerut bingung. “Nuguseyo ?”
balasnya sedikit berbisik. Sayangnya gadis itu tidak menjawab, ia malah
tersenyum-senyum sendiri sambil menundukkan kepala. Changmin penasaran siapa
dia, dan darimana gadis itu bisa tahu namanya?
Jam pelajaran pertama selesai,
Changmin masuk setelah guru keluar dari kelasnya. Changmin langsung duduk di
kursinya sambil menghela nafas panjang. “Ah, tanganku sakit.” Keluhnya.
“Yak!
Changmin-ah.”
“Eo?
Kyuhyun-ah, wae geurae?”
Kyuhyun
menepuk bahu teman sekelasnya itu. “Terlambat lagi?”
“Kau
ini tuli atau apa? Bukankah aku sudah mengumumkannya di depan kelas pagi ini.”
“Haha,
kau benar. Ada apa? Apa kau mengikuti seorang noona dan naik kedalam bus yang
salah lagi?”
Changmin memukul kepala Kyuhyun pelan, “Kapan
aku pernah seperti itu? Aish, memangnya aku penguntit.”
“Aigoo,
dia pasti cantik sampai kau mengikutinya begitu.” Ujar Kyuhyun pura-pura tidak
mendengar perkataan Changmin tadi. “Yak! Ayo ke kantin.”
“Wae?
Kau memintaku mentraktirmu lagi?”
“Lagi?
Kapan aku memintamu mentraktirku?” kata Kyuhyun mengelak.
“Shirreo,
aku lelah.”
“Maka
dari itu, supaya tidak lelah kan kau butuh asupan makanan. Dan makanan itu
ada-nya di kantin.”
Changmin memukul sekali lagi kepala Kyuhyun.
“Apa sih yang ada di dalam kepalamu ini Cho Kyuhyun?”
Kyuhyun hanya membalas pertanyaan itu dengan
tertawa. Changmin bangkit kemudian merangkul sahabatnya itu. “Kajja, aku lapar.
Mungkin kau bisa membelikanku semangkuk ramyun dan sebotol soda.”
“Tenang
saja, kau bisa menelpon ayahku untuk membayar makananmu itu. Hahaha.”
“Haha,
pabo-ya.”
Changmin dan Kyuhyun duduk berdua di
kantin. Kyuhyun yang kelaparan menyendok cepat makanannya, sedangkan Changmin
hanya memegang botol sodanya dengan tenang. Kyuhyun mengagkat kepalanya,
melihat kearah Changmin yang seperti tengah memperhatikan sesuatu.
“Changmin-ah.”
Panggil Kyuhyun, sayang yang di panggil tidak merespon. “Yak! Shim Changmin!”
Changmin
menoleh cepat pada Kyuhyun. “Eoh, wae?”
“Apa
yang kau lihat? Gadis cantik lagi? Mana dia?” tanya Kyuhyun berubi-tubi sambil
melihat ke arah yang sama dengan Changmin tadi.
“A..
aniya. Aku tidak melihat siapa-siapa.”Jawab Changmin yang kemudian meminum
sodanya.
“Jinjja?
Ah, kau ini pelit sekali.” Kyuhyun hendak menyendok kembali makanannya, tapi
kemudian buru-buru ia menepuk bahu Changmin yang membuatnya hampir
menyemprotkan soda yang ada dimulutnya. “Yak! Lihat… lihat itu!”
“Aish…
wae ddo?! Aku hampir terse…”
“Diamlah
dan lihat itu!” ujar Kyuhyun sambil menunjuk seseorang di depannya.
Changmin menoleh ke arah yang di
tunjuk kyuhyun. Terlihat disana seorang gadis bersurai kepang berdiri sambil
memegang sekotak susu, ia melambai ke arah dimana Changmin dan Kyuhyun duduk.
“Changmin-ah,
dia melambai padamu kan? Soalnya aku tidak kenal gadis itu.”
“Na..
nado molla.” Jawab Changmin.
“Pacarmu?”
“Aku
kan sudah bilang tidak tahu.”
Gadis itu terus menatap meja yang
diduduki Changmin dan Kyuhyun. Kemudian setelah agak lama gadis itu tidak juga
beranjak dari tempatnya berdiri Kyuhyun mulai mengangkat tangannya hendak
memanggil gadis itu.
Changmin
segera mencegahnya. “Apa yang mau kau lakukan Cho Kyuhyun?”
“Memanggilnya
kemari, wae?”
“Kita
kan tidak mengenalnya.”
“Tapi
sedari tadi ia melihat kemari kan?” ujar Kyuhyun. “Labih baik kita mengajaknya
berkenalan dulu.”
“Andwae!”
“Wae?”
“Andwae!”
“Tapi
kan…”
Seorang murid laki-laki berpostur
tinggi dan bermata besar datang di saat yang tepat sebelum Changmin dan Kyuhyun
benar-benar berkelahi. “Ah, hyungdeul. Apa yang sedang kalian lakukan?”
“Minho-ya.”
Sahut Kyuhyun.
Minho
langsung mengambil posisi duduk berhadapan dengan kedua hyung-nya itu. “Apa
kalian memperebutkan seorang gadis lagi? Kali ini siapa? Haha.”
“Apa
maksudmu? Seleraku tidak mungkin sama dengannya.” Kata Changmin.
“Benar,
seleraku lebih tinggi.” Balas Kyuhyun.
“Aish
kau ini dasar..”
“Kalau
bukan memperebutkan gadis, lalu apa yang kalian berdua ributkan?”
“Seorang
siswi.” Jawab Kyuhyun singkat. “Dia ada di…” Kyuhyun menunjuk pada spot kosong
sekarang. “Loh, mana dia?”
Minho
menggeleng “Hyung, kau ini kenapa?”’
“Dia
tadi disana.” Kyuhyun menyikut lengan Changmin, “Yak, tadi dia disana kan?”
Changmin malah pura-pura tidak
mendengar, ia memejamkan matanya sambil menyilangkan tangannya di dada.
“Minho-ya,
apa kau kenal. Dia seorang gadis, dia sekolah disini…”
“Selesaikan
perkataanmu dengan cepat hyung. Jangan memotongnya.”
“Ah,
dia tinggi. Mungkin hampir mencapai 170cm. Dia… rambutnya berwarna coklat gelap
dan di kepang. Apa kau tahu ada yang seperti itu di sekolah ini?”
“Hmm…
let me see…” kata Minho sambil memasang pose berpikir (?).
Kyuhyun
menempeleng kepala Minho. “Sudah, jangan banyak tingkah. Beritahu saja.”
“Aish
hyung! Sabar. Kemari.” Kyuhyun mendekatkan wajahnya pada Minho, begitu juga
Changmin. “Dia… murid baru kelas 2.”
“Namanya?”
“Eiii,
Changmin hyung. Kau terburu-buru sekali.”
“Kau
mau dapat pukulan eoh?”
“A.. arasseo, arasseo. Namanya…” Minho sengaja
memperlambat perkataannya, “Namanya…” Changmin dan Kyuhhyun semakin menajamkan
pandangan ke arah Minho. “Ehem… tenggorokanku kering, mungkin salah satu dari
kalian bisa membelikanku minuman eoh?”
Changmin dan Kyuhyun langsung menjauh, “Aish,
apa-apaan kau ini.” Minho tetap tidak mau memberi tahu hyung-nya sebelum mereka
membelikannya minuman. Sampai akhirnya bel selesai jam istirahat berbunyi.
“Ah
hyung, kalian lama sekali. Aku pergi. Annyeong~!” ujar Minho sambil berlalu
pergi.
“Aku
akan menghajarnya besok.”
“Anak
itu memang benar-benar. Haahh…” Ujar kedua-nya sambil menggelengkan kepala.
Jam sekolah telah berakhir, murid-murid
berhamburan keluar kelas.
“Yak!
Changmin-ah, kau akan langsung pulang?” tanya Kyuhyun saat mereka jalan berdua
melewati gerbang sekolah.
“Wae?”
“Bagaimana
kalau kita bermain sebentar?”
“Kemana?
Aku tidak mau menghabiskan uangku untukmu.”
“Kartu
kreditmu masih aktif kan? Sudah lah, jangan terlalu pelit. Kita kan tidak
melakukannya setiap hari.”
“Kau
benar. Hah, dasar perayu.”
“Hei,
aku tidak akan sudi merayumu. Aku hanya merayu gadis cantik kau tau?”
Mereka berdua berjalan di sekitar
jalanan Dongdaemun. Menghabiskan waktu berjalan-jalan di pusat perbelanjaan
itu.
“Kyuhyun-ah.”
Kyuhyun
menengok sambil menikmati kopi dinginnya. “Ne?”
“Tidak
kah aneh dua namja berseragam sekolah berjalan berduaan?”
“Kau
yang aneh, apa maksudmu?”
Changmin
mendorong bahu Kyuhyun, membuat jarak agak jauh. “Jangan terlalu dekat, aku
tidak mau di sangka yang tidak-tidak.” Seketika Kyuhyun langsung kembali mendekat
dan memeluk lengan Changmin. “Yak! Apa yang kau lakukan?!”
“Changmin-ah~”
“Jangan
menggunakan nada seperti itu! Aku geli mendengarnya!” Teriak Changmin sambil
meronta mencoba melepaskan pelukan Kyuhyun dari tangannya.
“Jangan
malu begitu. Seperti orang lain saja, hehehe.”
Changmin memukul kepala Kyuhyun
dengan keras, menyebabkannya otomatis melepaskan pegangannya pada lengan
Changmin. Tentu saja Kyuhyun langsung berteriak pada Changmin, tapi sayangnya
Changmin tidak menghiraukannya.
“Kyuhyun-ah,
sepertinya aku merasakan ada yang mengikuti kita.”
Sambil
terus mengusap kepalanya Kyuhyun menjawab. “Hah? Apa? Aisshh.. kepalaku sakit
sekali kau tahu?”
“Berhenti!”
“Kenapa?
Kalau kau diikuti seharusnya terus berjalan dasar bodoh.” Kini Kyuhyun yang
berbalik memukul kepala Changmin.
Changmin hanya mengusap kepalanya
dengan bingung, ia terus memperhatikan sekitarnya, bahkan ia berhenti dan
memperhatikan satu titik cukup lama sampai Kyuhyun menarik dan meneriakinya.
Kyuhyun mengajaknya duduk di foodcourt kali ini.
“Yak,
apa kau memikirkan gadis itu eoh?”
“Mwo?
Gadis yang mana?” pertanyaan Kyuhyun sontak membuyarkan lamunan Changmin.
“Yang
bersurai kepang itu, yang tadi di kantin terus memperhatikanmu. Memang ada yang
mana lagi?”
Belum sempat Changmin menjawab, ia
dikagetkan oleh seseorang yang menutup matanya dari belakang. Dari ekspersi
Kyuhyun ia terlihat agak kaget, sedangkan Changmin hanya bisa diam dan
menebak-nebak dalam hati.
“Kyuhyun-ah,
siapa ini?”
“Kenapa
bertanya padaku? Dasar pabo.”
Changmin membalikan badannya,
matanya langsung menuju pada wajah yang sekarang ada di hadapannya, “Kau…” ia buru-buru
bangkit dari kursinya. Gadis itu menatap Changmin malu-malu. “Kau yang
memanggilku pagi ini kan? Sebenarnya kau ini siapa?”
“Oppa…”
“Ada
apa ini? Ini semacam drama.” Celoteh Kyuhyun.
Dengan
segera changmin mendaratkan sendok tepat di kepala Kyuhyun. “Diamlah sembenar,
dia ingin bicara dasar bodoh.” Changmin kembali menatap pada gadis itu. “Hmm…
lanjutkan.”
“Oppa
sebenarnya aku…”
“Aku
lapar ayo cepatlah, beritahu saja namamu lalu kita maka…” seketika Kyuhyun
terdiam saat melihat Changmin sudah memegang sandaran kursi kuat-kuat. “Baik
aku diam.” Kayanya sambil cemberut.
Saat Changmin kembali menatap gadis itu, gadis
itu mengulurkan tangannya. “Oppa, namaku Sooyoung, Choi Sooyoung.”
“Ah..
aku Shim Changmin.” Balasnya sambil menjabat tangan gadis itu.
“Aku
tahu.” Ujar Sooyoung malu-malu, membuat Changmin tidak bisa berkata-kata. “Oppa
sebenarnya aku menyukaimu…”
“Ne?!”
Changmin menatap pada Kyuhyun. “Kyuhyun-ah! Apakah sekarang tanggal 1 April?”
Kyuhyun menjawabnya dengan gelengan cepat. “Sooyoung-ssi, jangan bercanda. Kita
saja… aku bahkan baru pertama kali melihatmu.”
“Tapi
aku melihatmu sepanjang hari oppa.” Ujarnya sambil tersenyum.
***
*Changmin
POV*
Kini aku telah berada di rumah, berbaring di
atas kasur. Meski sudah larut malam aku masih belum memejamkan mataku. Aku
terus saja memandangi langit-langit kamar. “Hah, aku bingung.”
Sore tadi setelah kami bertemu
dengan gadis bernama Sooyoung itu, kami benar-benar menghabiskan waktu
bersamanya. Dalam percakapan Sooyoung selalu berusaha menarik perhatianku
sepertinya, ia menceritakan banyak hal. Terutama saat ia pertama melihatku.
Sedangkan Kyuhyun yang biasanya hiperaktif kini malah terdiam memandangi
Sooyoung. Yah, beberapa kali aku memergokinya.
Satu hari, baru satu hari. Aku masih
merasa asing dengan gadis itu. Tapi kenapa ia bisa tahu banyak hal tentangku?
Aku ingat Minho bilang, Sooyoung
adalah murid baru pindahan. Mungkin satu minggu sudah. Jadi tidak mungkin
selama satu minggu seorang anak baru yang baru pertama melihatku langsung
mengikutiku. Bukankah itu aneh?
“Tunggu dulu. Kenapa aku terus
berbicara pada diriku sendiri?” Aku memiringkan badanku untuk melihat jam yang
ada di meja kecil di sampingku. “MWO?! Sudah lewat dari jam 12 malam? Ah kau
bisa terlambat lagi besok Shim Changmin!”
***
Suara klakson mengusik tidurku,
mataku masih tertutup rapat tapi badanku sudah bersusah payah untuk bangun.
Kepalaku menengok ke kanan dan kekiri, masih belum bisa melihat keadaan dengan
jelas hanya dengan satu mata terbuka. Sekali lagi suara klakson mengejutkanku.
Siapa sih yang menggangguku pagi-pagi begini? Segara aku membuka jendela
kamarku. Wajah putih pucat, mata besar dan rambut ikal mengangkat kepalanya
memandang ke arahku.
Itu Kyuhyun dengan mobil keluaran
limitied edition yang belum pernah kulihat ornag itu yang memakainya. “Chwangmin-ah!
Bangun kau dasar pemalas!” katanya berteriak. Aku melirik jam di dinding
kamarku, jarum pendeknya menunjuk ke angka 9. Tunggu dulu!
“Yak!
Kyuhyun-ah!”
“Apa?
Kau tidak akan bangun eoh? Tidak lihat jam berapa ini?”
“Kau
tidak pergi sekolah?”
“Turun
kebawah! Bukakan pintu untukku!”
Tanpa sadar aku menuruti
perintahnya, aku bergegas menuruni tangga dan berlari di sepanjang ruang tamu
menuju pintu depan. Kubuka pintu dan terdapat sahabat baikku di sana. Aku yang
bingung hanya bergeser sedikit dan membuatnya bisa melewatiku untuk masuk.
“Yak!
Kyuhyun, apa yang kau lakukan?”
Ia
berbalik menatap wajahku yang sekarang pasti terlihat seperti orang bodoh. “Apa?”
“Hari
apa sekarang?” tanyaku buru-buru.
“Senin?”
Aku
menghampirinya dan memukul kepalanya pelan. “Aku tidak sebodoh itu, aku masih
ingat kemarin kita pulang sekolah mampir ke Mall.”
Ia
mengusap kepalanya. “Aish, sekarang hari Jumat. Ada apa denganmu? Apa setiap
pagi kau pikir Minggu hah?! Kenapa tidak bisa bangun lebih pagi?!”
“Jumat?!
Apa?! Kenapa… kenapa tidak pergi sekolah?!”
Kini
giliran ia yang memukul kepalaku. “Makanya jangan gunakan telingamu hanya untuk
mendengarkan musik. Kemarin tidak dengar guru akan mengadakan rapat? Apa karena
kau terlalu banyak memikirkan gadis itu? Haha.”
Aku langsung melempar wajahnya
dengan bantal kursi yang tepat berada di sebelahku. Membuatnya sedikit kaget, wajah
tidak senangnya seketika saja membuatku tertawa terbahak-bahak.
“Mana
orangtuamu?”
Aku
menghentikan tawaku. “Apa?”
“Orangtuamu,
dimana mereka?”
Aku
menghela nafasku. “Pergi. Seperti biasa urusan di luar negri. Kau? Apa yang kau
lakukan disini pagi-pagi begini sebenarnya?”
Kyuhyun tidak bilang banyak saat
kutanya, dan sekarang aku berakhir duduk didalam mobilnya sambil menatap lurus
ke depan. Dia bilang padaku untuk tidak banyak bertanya, bahkan ketika aku
memintanya berhenti untuk buang air kecil aku disuruh menahannya, kejam sekali
dia.
Aku melirik arloji yang kini
kukenakan, tertulis 10.20 disana. Perutku berbunyi, Kyuhyun tidak mengizinkan
aku sarapan, dia bilang itu salahku karena bangun terlambat. Sekitar 10 menit
kemudian ia menghentikan mobilnya di depan sebuah café. “Akhirnya…”
Kami berdua turun, dan memasuki café
itu. Suasana tempat ini sungguh tidak wajar untuk dua orang pria untuk makan
berdua disini. Aku duduk tenang sambil membuka-buka buku menu saat Kyuhyun bilang
ia akan menunggu temannya di luar. Hampir setengah jam, aku sudah menghabiskan
setengah sarapanku, barulah Kyuhyun datang dengan seseorang mengikutinya dari
belakang.
“Annyeong
Changmin-ssi.” Seorang gadis, ia tersenyum saat menyapaku. Buru-buru aku
berdiri untuk kembali menyapanya.
“A…
annyeong haseyo Sooyoung-sii.”
“Kau
tahu maksudku kan Changmin-ah? Hahaha.”
Kyuhyun benar-benar sudah gila
membuatku harus duduk berdekatan di sebuah café dengan seorang gadis. Apa
maksudnya?
*Author
POV*
Changmin terus menundukkan kepalanya
saat Sooyoung terus memandanginya.
Sedangkan Kyuhyun sengaja memesan meja lain, sebenarnya iya senang ada
seorang gadis yang suka pada sahabatnya itu. Setidaknya ia tidak akan kesepian.
“Oppa~”
Changmin
mengangkat kepalanya. “Ne?”
“Kyuhyun
oppa bilang eum… kau… kau suka padaku? Apa itu benar?”
Changmin membuka matanya
lebar-lebar, ia bertanya lagi dengan gagap seolah ia tidak mendengar apa yang
barusan gadis itu katakan. “Aku bilang suka padanya?” pikir Changmin.
“Well,
aku hanya berpikir kau cukup… menarik.” Jawab Changmin agak ragu.
“Benarkah?
Aku juga berpikir begitu oppa.” Jawabnya senang.
Changmin hanya mengangguk dan
tersenyum saat gadis itu mulai berbicara banyak. Sepertinya iya benar-benar
senang Changmin bilang begitu padanya, sehingga ia sama sekali tidak menyentuk makanan
yang dipesannya dan Changmin agak terganggu dengan itu.
Sementara Kyuhyun yang terus menatap
ke arah meja Changmin malah terus terkekeh sehingga ia membuat dirinya beberapa
kali tersedak.
“Oppa…
aku ingin menanyakan sesuatu. Boleh?”
“Apa
itu?”
“Apa
oppa mau jadi namjachingku?”
“…”
***
*Changmin
POV*
“Oppa~!”
Gadis itu berlari menghampiriku, rambutnya
berkibar ditiup angin membuatnya terlihat… Cantik. Kini ia sudah berdiri
didepanku, tersenyum walaupun nafasnya masih terengah.
“Oppa?”
“Ne?”
Ia
mengerucutkan bibir pink-nya. “Bisakah kau menjawabku dengan kata-kata yang
panjang eoh?”
“Sepeti
apa?”
Kini
ia menyipitkan matanya. “Lihat! Kau begitu lagi oppa. Bahkan kau dingin kepada
yeojachingumu sendiri eoh?”
“Lalu
kau mau seperti apa?” tanyaku sambil mencubit pipinya yang memerah. Ia tidak
menjawab. “Seperti ini?”
Aku memegang dagunya, membuat
wajahnya berhadapan denganku. Sebentar aku melihat wajahnya memerah kemudian
aku menutup mataku dan memiringkan kepalaku sedikit agar aku dapat menyentuk
bibirnya. Ciuman pertama kami…
“Saranghae…”
katanya berbisik.
_END_
Agak ga nyambung ya? =_= Haha, sebenernya ini ada lanjutannya loh
maka.a saya harap komentar dari readers ><
Thanks for reading ^^
cr : Story and Cover by @MarthAngel1004